2023 AUA Academic Conference Hadirkan Deputi Kemenko PMK Bahas Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Minggu, 12 Februari 2023, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bersama dengan Assian Universities Alliance (AUA) dan University of Tokyo sebagai co-organizer, selenggarakan konferensi internasional secara bauran di Aula A FKM UI dan melalui Zoom Meetings. Konferensi yang bertajuk “2023 AUA Academic Conference on Public Health Resilience in the COVID-19 Pandemic – Faculty of Public Health UI Science Festival” ini merupakan Science Festival (Scifes) ke-4 yang diselenggarakan oleh FKM UI bersamaan dengan the 6th International Meeting of Public Health (IMOPH), 4th Young Scholar Symposium on Public Health (YSSOPH), 6th International Conference of Health Administration (ICHA), dan 3rd International Conference of Occupational Health and Safety (ICOHS).

Diadakan selama 2 (dua) hari, konferensi ini mengundang dan dihadiri oleh berbagai spesialis di ilmu kesehatan, ilmu sosial, sains, dan kebudayaan dengan harapan dapat mendukung secara signifikan upaya-upaya komprehensif untuk mengakomodasi delegasi, ruang berbagi, dan mendorong mereka untuk menciptakan jaringan penelitian. Terdapat 3 (tiga) rangkaian acara, yaitu pra-konferensi untuk mahasiswa pascasarjana, presentasi poster, dan juga publikasi di jurnal-jurnal yang telah terindeks Scopus atau SINTA. Terdapat 237 presenters dari 13 negara, terdiri dari 69 institusi akademik termasuk 9 universitas anggota AUA da 12 organisasi pemerintahan dan NGO yang difasilitasi oleh 51 chairs dan co-chairs, serta partisipan daring sebanyak 699 partisipan, yang menyampaikan ide-ide kreatifnya dalam rangkaian acara ini.

Pada hari pertama, hadir Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, drg. Agus Suprapto, M.Kes., untuk menyampaikan Keynote Speech bertajuk “Intersectoral Coordination Experience in Policy Implementation and Innovation to Improve Indonesia Public Health Quality”. Drg. Agus hadir mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Dalam menangani dampak negatif dari pandemi COVID-19, Indonesia menerapkan 3 (tiga) strategi: strategi trisula, gas dan rem, serta pentahelix. Adanya pandemi mendorong masyarakat untuk bahu membahu menolong satu sama lain, “Kuncinya adalah solidaritas. Menko PMK ditunjuk langsung oleh Presiden untuk menjadi Koordinator Aksi Gerakan Solidaritas dan Kedermawanan. Karena COVID-19 yang terkena paling banyak di tingkat bawah, harus ada aksi nyata yang sangat baik agar tindakan-tindakan pencegahan dan pengendalian terkait COVID-19 dapat berjalan dengan efektif,” ujar drg. Agus. Pengalaman COVID-19 mendorong Kemenko PMK untuk menerbitkan Permenko nomor 7 tahun 2022 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru. Peraturan ini telah diharmonisasi dengan berbagai lembaga untuk mencegah merebaknya penyakit menular di masa mendatang.

Usai pemaparan pidato kunci dari drg. Agus, terdapat Plenary Session yang dimoderatori oleh Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si, Ph.D. Pada sesi ini, hadir Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR untuk menyampaikan materi mengenai pentingnya pendekatan kesehatan masyarakat dalam menghadapi penyakit menular global di fasilitas kesehatan sekunder. Menurut Prof. Tjandra, kita harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan pandemi yang akan datang. Peran kesehatan masyarakat dalam hal ini sangat krusial, terutama dalam mencegah dampak buruknya. Turut hadir pula Prof. Akira Yasukouchi dari Kyushu University, Jepang untuk menyampaikan materi mengenai pengenalan evaluasi physio-anthropological dalam menilai kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungan artifisial. Selama pandemi, manusia semakin terikat dengan teknologi, “Hal ini memungkinkan adanya risiko kesehatan baru yang perlu dikonsiderasi para ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja,” ujar Prof. Akira.

Kegiatan hari pertama dilanjutkan secara meriah dengan adanya pemaparan presentasi, tur kampus, dan juga Gala Dinner yang dihadiri oleh para delegasi. Seluruh peserta akan mengikuti rangkaian konferensi selanjutnya yang juga terdiri dari 3 plenary sessions, 5 symposiums, poster dan oral presentation. Konferensi ini dapat terselenggara dengan dukungan dari Prodia, Mandiri Inhealth dan BPJS Kesehatan. (BK)