Kamis, 27 April 2023, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Kuliah Umum ke-3 untuk Mata Kuliah Kesehatan Global yang bertemakan “Global Health and Anticipating Future Pandemics”. Kuliah umum ini ditujukan untuk mahasiswa S-1 Reguler Semester 4 dan S-1 Ekstensi Semester 2 FKM UI. Acara dibuka dengan sambutan oleh Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. ”Pandemi COVID-19 ini merubah banyak sekali hal di dunia. Dari pandemi pula kita belajar pentingnya mengantisipasi bencana. Sebagai calon pemimpin masa depan yang akan bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat Indonesia, hal ini sangat penting untuk dipelajari,” tutur Prof. Ari dalam sambutannya.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC., CLU., hadir sebagai pembicara pertama. Ir. Budi Gunadi banyak berbicara mengenai kebijakan dan langkah yang dilakukan pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19. ”Ada dua strategi yang dilakukan pemerintah, yaitu mengidentifikasi ‘musuh’ kita dan memahami seberapa kuat pertahanan kita. Identifikasi musuh dapat dilakukan dengan testing dan penelitian, sedangkan seberapa kuat pertahanan suatu negara dapat dilihat dari level antibodi dalam populasi,” ujar Ir. Budi Gunadi. Adanya pandemi COVID-19 juga membuat pemerintah sadar bahwa sistem pelayanan kesehatan di Indonesia belum cukup baik. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merumuskan 6 pilar transformasi kesehatan yang terdiri dari transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Doktor Tamara Curtin Niemi, Technical Officer Emergency Preparedness di WHO Indonesia, kemudian menjelaskan mengenai social and economic cost yang harus dihadapi akibat pandemi COVID-19. Banyak sekali kerugian yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19, mulai dari 90% sistem kesehatan di seluruh dunia menjadi terdisrupsi, kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai 12 triliun dollar, pengurangan hingga 30% dalam investasi energi bersih dan terbarukan, hingga peningkatan 135 juta masyarakat miskin di seluruh dunia.”Untuk menghindari kerugian seperti ini di kemudian hari, terdapat 3 pilar health emergency preparedness, responses, and resilience, yaitu pilar pemerintah, pilar sistem, dan pilar pembiayaan. Semakin cepat penyakit terdeteksi, semakin cepat pula langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya,” ujar Dr. Tamara.
Hadir sebagai pembicara terakhir, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), M.A.R.S., DTM&H., DTCE., FISR., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi. ”COVID-19 bukanlah pandemi pertama yang terjadi di dunia, tapi tetap saja kita tidak siap menghadapinya. Kita harus memberikan yang lebih baik untuk dunia kesehatan sehingga dalam waktu 10 tahun ke depan, kita tidak akan merasakan penyesalan yang sama,” ujar Prof. Tjandra. Menurut Prof. Tjandra, pandemi sejatinya tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, dibutuhkan pembaruan arsitektur kesehatan dalam skala global.
Pandemi COVID-19 memberikan tamparan keras yang mengandung banyak pelajaran bagi dunia kesehatan. Kuliah Umum Kesehatan Global ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa FKM UI terkait penanganan pandemi sehingga kelak akan lebih siap jika harus menghadapi pandemi-pandemi lainnya. (WR)