Dewasa ini, media sosial menjadi hal yang sangat banyak diakses oleh masyarakat. Banyaknya informasi yang dibagikan membuat media sosial merupakan sumber yang sangat potensial untuk mengumpulkan opini masyarakat. Salah satu contoh nyatanya adalah dalam melihat penerimaan dan penolakan masyarakat terhadap vaksinasi. Menyadari hal ini, kandidat doktor FKM UI, Agustina Setyaningsih, membuat disertasi yang berjudul, “Model Deteksi Dini Penolakan Vaksin Melalui Social Media Analytics”. Pembuatan disertasinya dibimbing oleh Prof. dr. Kemal N. Siregar, M.A., Ph.D., sebagai promotor serta Dr. Drs. Tris Eryando, M.A., dan Dr. Ir. Heru Purnomo Ipung, M.Eng., sebagai ko-promotor.
Penelitian dimulai dengan melakukan systematic literature review demi mengidentifikasi sentimen negatif terkait isu penolakan vaksin dengan social network analysis. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dari Facebook, YouTube, Instagram, dan Twitter. Dari 16 variabel, diperoleh 7 (tujuh) diantaranya yang dibutuhkan dan telah dilakukan penilaian kualitas data, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Agustina kemudian memilih model dari algoritma machine learning untuk menemukan model terbaik dan melakukan data training. Setelah itu, masih ada 4 (empat) tahapan yang harus dilewati sebelum akhirnya didapatkan nilai level ancaman terkait isu penolakan vaksin berdasarkan rumus perhitungan.
Hasilnya, variabel opini negatif terkait efikasi vaksin merupakan variabel predictor tertinggi untuk penolakan vaksin. Variabel lainnya yang juga diteliti adalah persepsi sosial dan lingkungan, perilaku umum, persepsi efek samping, kepercayaan nakes, kepercayaan pemerintah, dan misinformasi vaksin. Secara keseluruhan, terdapat 36,8% opini negatif, 34,1% opini positif terkait vaksin. Angka ini meningkat pada bulan Agustus-September 2018, tepatnya ketika imunisasi campak fase dua tengah dilakukan di luar Jawa. Selain menganalisis sentimen, Agustina juga melihat siapa saja opinion leader yang membahas terkait isu penolakan vaksin. Tidak berhenti di situ, Model Deteksi Dini Penolakan Vaksin ini juga bisa diimplementasikan secara nyata melalui aplikasi AGUSTINA, akronim dari Artificial Intelligence for User Tool to Measuring Situational Awareness. Harapannya, aplikasi ini dapat digunakan oleh penyelenggara kesehatan untuk mendeteksi dini adanya penolakan vaksin.
Setelah menempuh pendidikan selama 4 (empat) tahun, Agustina berkesempatan untuk melakukan sidang promosi doktor secara terbuka pada Rabu, 12 Juli 2023. Adapun tim penguji terdiri dari Prof. Dr. dr. Anhari Achadi, S.K.M., Sc.D., sebagai ketua; Elizabeth Jane Soepardi, M.P.H., D.Sc.; Dr. Rahma Fitriawati; dan Dr. Mujiono Sadikin, MT.CISA., CGEIT., IPU. Hasilnya Agustina dinyatakan lulus dengan yudisium sangat memuaskan dan IPK 3,78.
Agustina merupakan Doktor ke-21 yang lulus pada tahun 2023 dan Doktor ke-375 yang telah diluluskan dari FKM UI. (BK)