Sebanyak 200 mahasiswa mengikuti program Pertukaran Mahasiswa dan Pemuda antar Jepang dan ASEAN melalui program Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) 2019 Student Conference pada 7 sampai 22 Februari tahun 2020. Kali ini, mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Gilang Anugerah Munggaran, berkesempatan mewakili pemuda Indonesia. Kegiatan ini turut dihadiri pula oleh 12 pemuda dari Timor-Leste.
Tujuan Program JENESYS student conference ini dalam rangka pengenalan tentang kehidupan masyarakat, budaya dan kemajuan teknologi Jepang dalam semua aspek, sesuai slogan JICE, yaitu “Pengetahuan, Menghubungkan Dunia, Menghubungkan masa Depan”.
Kegiatan diawali dengan Pre Departure Training yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI di Hotel Ambhara, Jakarta. Delegasi Indonesia diberangkatkan oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Asrorun Ni’am Sholeh, bersama Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Kemenpora RI.
Dalam program itu, peserta diberi kesempatan untuk melakukan kunjungan ke Asakusa, Tokyo University dan Edo Tokyo Museum. Gilang menjelaskan, melalui serangkaian kegiatan tersebut peserta dapat belajar secara langsung mengenai nilai-nilai kehidupan Jepang. Hal-hal yang diperoleh selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan kegiatan sosial di negara masing-masing.
Pada hari pertama, kegiatan pembukaan dilakukan di Tokyo bersama Ministry of Foreign Affairs (MOFA) dan dilanjutkan dengan diskusi singkat dan pengenalan program Jenesys. Selanjutnya seluruh delegasi terbagi menjadi 5 kelompok yang akan berkunjung ke kota lain menggunakan Shinkansen, diantaranya Kyoto, Osaka, Nagoya dan Sendai.
Terkait kegiatan yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri Jepang melalui Yayasan Jepang Internasional Cooperation Center (JICE) ini, Gilang menjelaskan program difokuskan pada 5 substansi pembahasan yang dihadapi oleh negara ASEAN, Jepang dan Timor-Leste yaitu food loss, over tourism and sustainable tourism development, quality education, awareness of disaster mitigation, dan immigrant workers.
Diakhir program, peserta mengahadiri pertemuan dengan Parliamentary Vice-Minister for Foreign Affairs, Nakayama Norihiro, dan dilanjutkan dengan mengikuti workshop dalam rangka mempresentasikan hasil kegiatan kepada perwakilan Kementerian Luar Negeri Jepang, Panitia Pelaksana Program, Duta Besar, Peneliti serta organisasi terkait tentang semua kegiatan selama di empat prefektur tersebut serta rencana tindak lanjut berupa projek yang akan dilakukan di negara masing-masing.
Jenesys telah memberikan banyak pelajaran melalui program ini. Delegasi Indonesia dapat melatih kesadaran diri untuk taat pada peraturan pemerintah, beretika, dan menjunjung tinggi kebudayaan sebagai identitas diri sebuah negara dan bangsa. Memahami bahwa sebuah penanaman kesadaran harus dibangun dari mulai lingkup yang kecil, yakni melalui keluarga. Tak hanya itu saja, setiap negara juga harus mempunyai karakter yang kuat sebagai akar jati diri bangsa, sebagai salah satu pondasi kebangsaan. Contoh baik soal keteladanan juga harus diberikan kepada generasi muda agar mampu membuat filter budaya luar dengan lebih kritis dan objektif.
“Kami (Delegasi Indonesia) sangat bersyukur menjadi bagian Jenesys Student Conference 2020 ini yang merupakan bentuk kerjasama multilateral yang baik antara Jepang, Timor-Leste dan Negara ASEAN guna meningkatkan kolaborasi multisector oleh pemuda untuk menghadapi tantangan masa depan”, kata Gilang, mahasiswa FKM UI yang terpilih sebagai ketua delegasi Indonesia dalam program ini.