Rancang E-Screening Tool Tuberkulosis pada Pasien Diabetes Melitus, Malahayati Raih Gelar Doktor di FKM UI

Saat ini, penyakit Diabetes Melitus (DM) mengalami peningkatan pada populasi yang berisiko tinggi untuk terjangkit tuberkulosis (TB). Pasien dengan DM meningkatkan risiko terkena TB Paru, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Meskipun penemuan kasus secara aktif dan peningkatan pelaporan di fasilitas kesehatan sangat penting, namun keterlibatan sektor swasta dalam pengendalian TB masih rendah karena adanya fragmentasi dan dana yang tidak memadai.

Pada era transformasi digital, dalam upaya penanggulangan TB di Indonesia, telah banyak diciptakan aplikasi berbasis teknologi untuk mempermudah proses pelaporan notifikasi TB. Salah satunya, Kementerian Kesehatan RI membangun Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) yang merupakan perangkat lunak utama dalam sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB di Indonesia. Walaupun digunakan oleh semua pemangku kepentingan dari fasilitas kesehatan primer hingga sekunder, namun akses SITB masih terbatas dan sistemnya tidak terintegrasi dengan baik. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan e-screening tool untuk mengintegrasikan skrining TB ke dalam skrining diabetes yang ada saat ini secara efisien sehingga notifikasi TB di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) swasta dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Malahayati Rusli Bintang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi determinan penyakit TB secara nasional melalui analisis data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 dengan target populasi yaitu pasien dengan riwayat DM yang kemudian akan dijadikan sebagai pedoman skrining dan sebagai penguatan dalam pembuatan sistem informasi dan transformasi digital dalam bentuk e-screening. Penelitian ini menjadi disertasi dengan judul “Rancangan E-Screening Tool Tuberkulosis pada Pasien Diabetes Melitus dalam Upaya Meningkatkan Notifikasi Tuberkulosis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Swasta” yang dipertahankan dalam sidang terbuka promosi doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FKM UI pada Rabu, 3 Januari 2023. 

Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed exploratory sequential, yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara bertahap. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap pertama menggunakan pendekatan kuantitatif dan tahap kedua serta ketiga menggunakan pendekatan kualitatif. Ditahap pertama, dilakukan analisis faktor determinan TB pada pasien DM menggunakan data Riskesdas 2013 dan 2018. Lalu tahap kedua dilakukan analisis/ evaluasi mengenai implementasi proses notifikasi TB pada FKTP swasta dan pada tahap 3 dilakukan proses diseminasi kebijakan rancangan model skrining TB pada pasien DM dengan menggunakan pendekatan policy cycle.

Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa variabel diagnosis penyakit kanker, riwayat merokok, ketersediaan rumah sakit swasta, dan ketersediaan praktik dokter/ klinik secara statistik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian TB pada pasien DM. Hasil uji multivariat diperoleh hasil bahwa kanker merupakan faktor prediktif pada kejadian penyakit TB paru penderita DM. hasil penelitian tahap 2 menunjukkan bahwa belum semua FKTP swasta memiliki SITB mandiri yang menyebabkan pencatatan dan pelaporan kasus TB menjadi temuan milik puskesmas dimana hal ini berdampak pada rendahnya notifikasi TB di FKTP swasta. Hasil penelitian tahap 3 menunjukkan bahwa untuk meningkatkan notifikasi TB di FKTP swasta dapat dilakukan dengan merancang e-screening tool TB dengan pendekatan kaskade TB 6T. Kaskade TB 6T yaitu: terduga, ternotifikasi, terdiagnosis, terobati, terkendali, dan terproteksi.

Dengan mengintegrasikan JKN Mobile, E-RM, P-Care dan SITB dalam bentuk partner SATUSEHAT, serta didukung dengan SDM, sarana prasarana dan pembiayaan yang cukup diharapkan dapat meningkatkan notifikasi TB di FKTP swasta sehingga dapat menurunkan angka kematian atau angka kesakitan akibat TB pada pasien DM.

“Kaskade 6T yaitu terduga, ternotifikasi, terdiagnosis, terobati, terkendali, dan terproteksi merupakan hasil temuan yang diciptakan oleh Bintang melalui penelitiannya ini. Kasakde ini bertujuan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam penanggulangan TB serta meningkatkan notifikasi TB pada FKTP swasta untuk memaksimalkan penemuan kasus TB-DM serta pengobatannya. Hal ini sangat luar biasa mengingat Saudara Bintang ini benar-benar memulai dari nol, dari tidak mengerti sama sekali kondisi di Indonesia karena dia lama sekolah di luar negeri, menjadi orang yang benar-benar memahami permasalahan TB di Indonesia,” tutur Promotor, Prof. dr. Adang Bachtiar, M.P.H., D.Sc., dalam sambutannya.

Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, promovendus kelahiran 27 Agustus 1993 yang menyelesaikan studinya dalam waktu 5 semester ini berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan predikat cum laude. Malahayati Rusli Bintang merupakan lulusan S3 IKM tahun 2024 yang ke-2, lulusan S3 IKM yang ke-298, dan lulusan S3 di FKM UI yang ke-384.

Sidang terbuka promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Dr. Kemal N. Siregar, S.K.M., M.A., Ph.D., sebagai Ketua Sidang, dengan Promotor Prof. dr. Adang Bachtiar, M.P.H., D.Sc., dan Ko-Promotor Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes. Sementara tim penguji terdiri dari Prof. Dr. dr. Rizanda Mahmud, M.Kes., SpKKLP.; Prof. Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.S.; Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., AAK.; Dr. dr. Achmad Farich, M.M.; serta Dr. Pujiyanto, S.K.M., M.Kes. (wrk)