Teliti Perubahan Faktor Biopsikososial pada Depresi Lansia, Nia Murniati Raih Gelar Doktor di FKM UI

Kamis, 4 Januari 2024, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan sidang terbuka Promosi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dengan promovendus Nia Murniati dengan disertasi yang dipertahankan berjudul “Faktor Biopsikososial pada Depresi Lansia di Perkotaan dan Perdesaan Indonesia: Studi Kohort Data IFLS 2007 dan 2014”.

WHO (World Health Organization) memprediksikan populasi usia di atas 60 tahun akan meningkat dari 12% menjadi 22% seiring meningkatnya angka harapan hidup secara global pada rentang waktu 2015 hingga 2050. Kondisi ini memberikan konsekuensi terhadap 20% usia lanjut usia (lansia) menderita gangguan mental dan neurologis di samping masalah kesehatan fisik.  Situasi nasional yang dilaporkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa depresi dapat dialami oleh semua kelompok usia di mana pola prevalensinya semakin meningkat seiring bertambahnya usia; tertinggi pada kelompok lansia >75 tahun sebesar 8,9% dan pada kelompok usia 65-74 tahun sebesar 8,0% serta pada 55-64 tahun sebesar 6,5%.

Di Indonesia, penduduk lansia tidak terdistribusi secara merata, sehingga antara lansia di perkotaan dengan perdesaan menimbulkan risiko depresi yang berbeda. Di sisi lain, tanda depresi pada lansia seringkali tidak terlihat namun dapat berisiko tinggi jika tindakan pencegahan tidak dilakukan. Kajian depresi sebagai masalah kesehatan mental harus dilakukan secara holistik dengan penggunaan model biopsikososial yang luas digunakan dalam bidang medis terutama di bidang psikiatri. Dalam penelitian gerontologi, model biopsikososial diintegrasikan dalam beberapa penelitian untuk menguji masalah kesehatan mental di kalangan lansia.

Penelitian oleh Nia Murniati bertujuan untuk menemukan hubungan perubahan faktor biopsikososial dengan depresi lansia di perkotaan dan perdesaan. Data sekunder Indonesia Family Life Survey (IFLS) digunakan melalui pendekatan kohort dengan dataset dari tahun 2007 dan 2014. Kerangka konsep penilitiannya merupakan simplifikasi dari model biopsikososial Laird, 2019; Engel, 1977; Gatchel, 2004; Hancock & Perkins, 1985. Variabel yang terlibat dalam pengukurannya meliputi variabel independen, yaitu perubahan faktor biologi, psikologi, dan sosial. Sedangkan variabel dependennya meliputi perubahan status depresi lansia di perkotaan dan perdesaan Indonesia. Temuannya mengungkap faktor risiko depresi lansia di perkotaan dan perdesaan Indonesia sebagai bahan kajian penatalaksanaan masalah depresi lansia sesuai living area.

Berdasarkan hasil penelitiannya, ditemukan adanya perubahan status depresi lansia sebesar 15.1% di perkotaan dan 16.2% di perdesaan pada tahun 2014, dimana pada awal pengamatan di 2007 lansia tersebut tidak mengalaminya. Perubahan pada faktor biopsikososial juga terjadi di kedua kelompok lansia, yaitu terdapat penurunan faktor biologi meliputi kondisi kesehatan fisik dan fungsi fisik yang lebih banyak terjadi pada lansia perkotaan, sementata lansia perdesaan lebih mengalami penurunan pada faktor psikologi yang meliputi kesejahteraan subjektif dan religiusitas. Kendati demikian, perubahan faktor sosial yang meliputi aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dukungan sosial, partisipasi masyarakat dan status marital, terjadi secara bervariasi pada kedua kelompok lansia baik di perkotaan maupun perdesaan. Penemuan faktor biopsikososial ini juga disampaikan dalam beberapa variabel. Perubahan kondisi kesehatan fisik dan perubahan kesejahteraan subjektif menjadi variabel yang berhubungan pada lansia di perkotaan, serta perubahan kondisi kesehatan fisik, perubahan rasa saling percaya, perubahan partisipasi masyarakat dan perubahan status marital (duda) menjadi variabel yang berhubungan pada lansia di perdesaan.

“Proporsi lansia depresi di perkotaan sebesar 15,1% dan perdesaan sebesar 16,2% tersebut menggambarkan bahwa 1 dari 7 lansia di Indonesia mengalami depresi baik di perkotaan maupun perdesaan. Secara epidemiologi, prevalensi suatu masalah kesehatan dikatakan besar/sering jika angkanya lebih dari 10%. Angka depresi pada lansia sebesar 15,1% di perkotaan dan 16,2% di perdesaan menunjukkan prevalensi diatas 10% yang artinya sudah dapat dikatakan besar sebagai masalah kesehatan di Indonesia yang memerlukan perhatian penting dalam upaya pencegahannya,” ujar Nia dalam pemaparan ringkasan disertasinya.

Keluarga menjadi harapan dalam pencegahan depresi lansia di perdesaan. Di lain hal, pencegahan depresi pada lansia perkotaan dapat mempertimbangkan konsep senior living bagi lansia yang memiliki kesadaran bahwa masa tua bisa lebih baik untuk tinggal di institusi dibanding bersama keluarga, seperti halnya yang sudah diterapkan oleh Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada komunitas Sekolah Lansia.

Selain itu, Nia menyarankan petugas kesehatan untuk melakukan persuasi kepada anggota keluarga untuk lebih perhatian terhadap penurunan kondisi fisik lansia. Memberikan edukasi pada lansia dan keluarganya melalui posyandu lansia atau kegiatan di perkumpulan seperti sekolah lansia, komunitas keagamaan, dimana lansia akan menerima dukungan dari kerabat/teman, sehingga lebih aktif secara fisik maupun mental, dengan demikian memiliki kepuasan hidup lebih tinggi, mengurangi kesepian dan menurunkan depresi.

“Saudari telah menggeluti dan melakukan penelitian yang sangat baik di Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Saya harap, saudari akan berdarmabakti dengan lebih baik di program vokasi dengan suasana logika dan aplikasi pelaksaanan seorang doktor tentunya,” tutur Prof. Dr. dr. Sudijanto Kamso, S.K.M., dalam sambutannya sebagai promotor.

Berdasarkan disertasinya tersebut, Nia Murniati yang menyelesaikan studinya selama 5 semester dinyatakan lulus dan berhasil memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) sebagai lulusan S3 IKM tahun 2024 ke-3, lulusan S3 IKM ke-299, dan lulusan S3 di FKM UI ke-385 serta meraih predikat cum laude.

Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, M.P.H., sebagai ketua sidang dengan promotor Prof. Dr. dr. Sudijanto Kamso, S.K.M., dan ko-promotor Prof. Dr. dr. Purwantyastuti, M.Sc., Sp.FK., serta Prof. Dr. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc. Tim penguji dalam sidang yakni Prof. Dr. Ali Nina Liche Seniati, M.Si., Psikolog.; Dr. dr. Herqutanto, M.P.H., MARS.; Dr. dr. Ria Maria Theresa, Sp. KJ., MH; dan Dr. dr. Fidiansjah, Sp. KJ., M.P.H.