Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat dan Manajemen Pengetahuan Gizi Generasi Muda: Upaya Menjemput Indonesia Emas 2045

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menggelar seminar online pada Jumat, 8 Maret 2024. Menghadirkan dua pembicara ahli dalam bidang gizi, FKM UI bekerjasama dengan SUN Academia & OP Network Indonesia untuk melaksanakan Seminar Online FKM UI Seri 5.

“Seminar ini memang diperuntukkan dari dan untuk kita semua. Sehingga, kami akan secara bersama-sama menyebarluaskan terkait apa yang sudah kami lakukan sebagai bentuk sumbangsih para anggota SUN Academia dan Organisasi Profesi kepada masyarakat,” sambut Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI serta Koordinator SUN Academia dan Organisasi Profesi (OP) Network Indonesia.

Stunting mengindikasikan terjadinya permasalahan gizi yang kronis. Permasalahan stunting membutuhkan pendekatan secara multi sektor, seperti Organisasi Profesi (OP) dan stakeholder/pemerintah (ODP). Permasalahan stunting menjadi penting karena berkaitan dengan bonus demografi yang akan dicapai sebagai upaya menuju Indonesia Emas 2045.

Dosen Ilmu Gizi, Universitas Andalas Padang, Dr. Frima Elda, S.K.M., M.K.M., menyampaikan materinya yang berjudul “Upaya Percepatan Stunting melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat”. Stunting masih menjadi prioritas nasional yang dibuktikan dengan peraturan pemerintah tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 yang memberikan peran leading sector kepada BKKBN. Adapun Stranas (Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting) memiliki lima pilar yang diteguhkan, yakni melalui komitmen, komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, konvergensi, ketahanan pangan dan gizi, serta penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

“Terdapat sebuah analogi yang menarik. Ketika bercocok tanam untuk menghasilkan padi atau beras yang berkualitas, tentunya membutuhkan bibit dan pengolahan yang baik. Begitu juga pada seorang anak. Masa pra-konsepsi atau masa kehamilan harus dipersiapkan sebaik mungkin agar status gizi ibu dan tumbuh kembang janinnya menjadi baik. Sehingga, asupan atau apapun yang berkaitan dengannya harus terkontrol dengan baik agar melahirkan seorang anak yang sehat,” tutur Dr. Frima Elda. “Pendekatan kepada masyarakat yang dapat dilakukan ialah pendekatan pada kelompok remaja, yakni mempersiapkan remaja yang sehat dengan melibatkannya sebagai agent of change dan pembentukan peer group. Kemudian, pada kelompok PKK yang memegang peranan penting dalam mendorong peranan keluarga dalam mempersiapkan pencegahan stunting, serta peran pada tokoh agama dan kelompok tokoh masyarakat di berbagai daerah dalam memberikan pemahaman terkait stunting ini,” tambah Dr. Frima.

Sementara itu, Dr. Ni Ketut Aryastami, M.C.N., M.Sc., Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) menyampaikan materi yang berjudul “Menyongsong Indonesia Maju melalui Aksi dan Manajemen Pengetahuan Gizi untuk Generasi Muda”. Indonesia maju dimaksudkan untuk mewujudkan Indonesia maju dan makmur serta sejajar dan sederajat dengan bangsa lain melalui kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat diandalkan.

Manajemen pengetahuan merupakan serangkaian alat, metode, dan strategi yang digunakan untuk menganalisis, mempertahankan, membagikan, meningkatkan, dan mengorganisir informasi untuk menjadikannya sebagai aset secara efektif. “Dalam menuju Indonesia emas 2045, kita membutuhkan manajemen pengetahuan yang dapat mentransfer tacit knowledge, yakni sebuah pengetahuan yang sulit untuk diterjemahkan, sehingga dapat menjadi suatu explicit knowledge yang dapat dipahami dan ditanamkan pada generasi muda,” ujar Dr. Tami.

“Peranan gizi dalam menuju Indonesia Maju tidak terbatas pada masalah stunting, tetapi juga pada upaya preventif dalam multi faktor penyebab. Namun demikian, untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, maju, adil, dan makmur dibutuhkan ketahanan fisik yang bersumber dari asupan gizi yang baik. Peran organisasi profesi seperti PERSAGI sangat dibutuhkan dalam mendukung Indonesia Maju 2045, yakni dimulai dari melakukan sosialisasi substansi, pendampingan masyarakat, pengembangan kualitas anggotanya, penataan SDM, hingga fungsi advokasi kepada stakeholders terkait,” tambah Dr. Tami. (ITM)