Sesuai dengan salah satu visi fakultas yaitu menjadikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan pendidikan kesehatan masyarakat bereputasi internasional yang berperan aktif dalam pengembangan profesi kesehatan masyarakat dan gerak pembangunan kesehatan di Indonesia dan Asia Tenggara, FKM UI aktif dalam menjaga hubungan baik secara berkesinambungan dan melakukan pengembangan kerja sama dengan universitas mitra di luar negeri. Hal ini menjadi salah satu upaya FKM UI dalam meningkatkan reputasi internasional.
Seperti pada 3 – 4 Juli 2024, FKM UI ambil bagian dalam The 2nd International Conference on Public Health, Environment, and Education for Sustainable Development Goals and Lifelong Learning 2024 yang diselenggarakan di Universiti Brunei Darussalam. Pada kegiatan ini, tidak hanya dosen yang berpartisipasi, namun juga mahasiswa FKM UI turut ambil bagian.
Mengangkat tema “Futuring Together: Integrating Lifelong Learning with Sustainable Practices for Healthier Communities and Environments”, konferensi ini menekankan pada inti dari integrasi pembelajaran sepanjang hayat dengan praktik berkelanjutan, berfokus pada pentingnya kesehatan dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan tujuan lebih luas dari konferensi, yaitu mendorong pendekatan lintas disiplin untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan mendorong strategi kolaboratif dan berpikir ke depan di antara para profesional, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk menciptakan komunitas yang lebih sehat dan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Ria Novasari Mei Astuti, Mahasiswa Program Studi Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FKM UI, turut serta sebagai oral presenter dalam konferensi ini. Mengangkat topik “Mitigating Work Fatigue in Coal Mining Industries in Indonesia”, Ria mempresentasikan risetnya yang berlatar belakang tingginya angka kecelakaan pada lalu lintas tambang baik di dunia maupun di Indonesia, dengan fatigue (kelelahan) menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan.
Penelitiannya tersebut dilakukan dengan riset operator alat berat perusahaan tambang batu bara terbuka di Kalimantan Timur. Penelitian kuantitatif yang dilakukannya mencoba mengungkapkan hubungan faktor non pekerjaan dengan kelelahan. “Kualitas tidur merupakan faktor independen utama dan ada delapan belas variabel lainnya yang diteliti apakah berpengaruh terhadap kelelahan dan mengganggu (confounding) antara kualitas tidur dengan kelelahan,” tutur Ria.
Ria mencoba menggali faktor yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas tidur yang belum pernah diteliti sebelumnya. Ditemukan bahwa kualitas tidur pekerja tambang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan. Signifikansi hubungan antara kualitas tidur dengan kelelahan diperkuat dengan kurangnya dukungan keluarga dalam mempersiapkan lingkungan tidur yang nyaman, waktu perjalanan (commuting time) yang lama sehingga sulit bagi pekerja untuk mendapatkan kuantitas tidur malam maupun siang yang cukup, masa kerja kurang dari tiga tahun dan overcommitment dimana terdapat fenomena tingginya harapan operator alat berat yang berpendidikan tinggi mulai dari D1-S2. Kecemasan finansial merupakan variable yang tidak berhubungan secara signifikan akan tetapi pikiran akan masa depan serta pinjaman online maupun konvensional yang terpaksa harus diambil merupakan salah satu penyebab dari latensi tidur.
“Dari penelitian yang kami angkat ini, kami berharap penelitian yang akan datang akan lebih banyak mengeksplorasi dukungan keluarga dan kecemasan finansial yang dialami oleh operator alat berat maupun pekerja tambang serta menggali faktor penghambat kelelahan kerja,” tutur Ria.
Tidak hanya mahasiswa, Ketua Program Studi Magister K3, Dr. Dadan Erwandi, S.Psi., M.Si., juga turut serta dalam kegiatan ini. “Selain mempromosikan FKM UI di lingkup internasional, keikutsertaan FKM UI dalam The 2nd International Conference on Public Health, Environment, and Education for Sustainable Development Goals and Lifelong Learning 2024 ini bertujuan untuk memperkuat koneksi, jaringan, aliansi dan peluang kerja sama memperdalam keilmuan maupun hubungan dengan semua pihak yang terlibat. Tidak hanya itu, pertukaran pengetahuan, best practice, pengalaman dalam keilmuan kesehatan masyarakat, inovasi, penelitian, serta ide-ide strategis dan praktis untuk diimplementasikan juga menjadi tujuan dalam keikutsertaan kami,” tutur Dr. Dadan.
Tidak hanya dari Brunei Darussalam dan Indonesia, konferensi ini juga diikuti berbagai peserta dari Jepang, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, China dan Sri Lanka. (wrk)