FKM UI Dorong Kesadaran Kesehatan Mental di Tempat Kerja dan Layanan Konseling untuk Mahasiswa

Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan diskusi daring bertajuk “Mental Health Awareness in the Workplace” sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia. Acara yang berlangsung melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal YouTube HMP FKM UI ini diinisiasi oleh Departemen Kajian Isu Strategis HMP FKM UI, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, terutama di lingkungan kerja. Webinar yang dilaksanakan pada 26 Oktober 2024 ini berhasil menghadirkan sejumlah pembicara ahli, yaitu Fitri Effendy, S.Psi., Psikolog dan Ketua IPK HIMPSI Wilayah Sumatera Barat; Diana Rahmawati, M.Si., Psikolog Klinik Satelit Universitas Indonesia; serta Dien Anshari, S.Sos., M.Si., Ph.D., Manajer Kemahasiswaan FKM UI yang juga merupakan Pembina BKM FKM UI. Diskusi ini dipandu oleh Chiefriana D. Gultom, S.K.M. sebagai moderator.

Manajer Kemahasiswaan FKM UI, Dien Anshari, S.Sos., M.Si., Ph.D., menegaskan dalam sambutannya akan pentingnya kesehatan mental sebagai bagian tak terpisahkan dari definisi kesehatan yang dikemukakan oleh WHO. “Kesehatan tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Apresiasi kami sampaikan kepada para panitia atas acara yang tidak hanya memperingati Hari Kesehatan Mental, tetapi juga menggaungkan isu ini agar lebih diterima oleh masyarakat,” ujar Dr. Dien. Lebih lanjut, Dr. Dien menyampaikan harapan agar kegiatan ini tidak hanya berakhir pada peringatan tahunan saja, tetapi menjadi sebuah langkah yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental, terutama bagi generasi muda. “FKM UI juga telah membuka layanan konsultasi kesehatan mental bagi mahasiswa sebagai bentuk dukungan berkelanjutan,” tambahnya. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan upaya FKM UI dalam mempersiapkan generasi yang mampu berkiprah di tingkat internasional dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Dasar-dasar penting terkait kesehatan mental dan kesadaran mental di tempat kerja, dibahas narasumber pertama, Fitri Effendy, S.Psi., Psikolog,. Mengacu pada Undang-Undang No. 18 Tahun 2004, kesehatan mental adalah kondisi di mana seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga ia mampu menyadari potensinya, menghadapi tekanan, bekerja dengan produktif, dan berkontribusi pada komunitasnya. Menurut Fitri, karakteristik individu yang sehat secara mental, dapat dilihat dari kemampuan seseorang menyesuaikan diri secara konstruktif terhadap kenyataan, merasakan kepuasan dari hasil usahanya, dan mampu mengambil pelajaran dari kekecewaan. “Individu yang sehat mental tidak hanya bisa menerima diri apa adanya, tetapi juga mampu beradaptasi, berkembang, mengekspresikan diri, dan memiliki empati,” tutur Fitri.

Gejala gangguan mental yang umum terjadi, disebutkan Fitri adalah perubahan pola makan, perubahan mood yang ekstrem, hilangnya minat pada aktivitas, hingga kesulitan konsentrasi. Fitri menambahkan bahwa faktor penyebab gangguan mental dapat berasal dari genetik, trauma masa kecil, kebiasaan tidak sehat, lingkungan yang kurang mendukung, dan pola pikir negatif. “Untuk membantu seseorang menghadapi gangguan mental, kita perlu tetap tenang, memahami gejala yang muncul, mencari tahu akar masalah, serta memberikan dukungan,” jelas Fitri. “Langkah preventif tentu dapat dilakukan, seperti self-love atau mencintai diri sendiri dengan menyadari, peduli, dan menghargai diri”, sambungnya.

Diana Rahmawati, M.Si., Psikolog, menyoroti pentingnya menciptakan afirmasi diri di lingkungan kerja sebagai upaya menjaga kesehatan mental. Ia menjelaskan bahwa lingkungan kerja yang penuh tekanan dapat menghambat kesejahteraan psikologis karyawan, yang pada akhirnya berdampak buruk pada produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan. “Lingkungan kerja yang menekan bisa memicu tingkat stres yang tinggi dan burnout, yang tidak hanya memengaruhi produktivitas individu tetapi juga kesejahteraan keluarganya,” ujar Diana. Dampak seperti ini menunjukkan betapa pentingnya membentuk lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan psikologis.

Lebih lanjut, tanda-tanda yang dapat mengindikasikan seseorang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya, yakni seperti perubahan perilaku, gangguan konsentrasi, dan kesulitan tidur. Diana menyebutkan faktor risiko di tempat kerja seperti beban kerja berlebihan, kurangnya kendali atas tugas, budaya organisasi yang kurang mendukung, dan kurangnya dukungan dari atasan juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko gangguan mental. Diana menegaskan pentingnya menjaga pola tidur, mengatasi konflik secara konstruktif, dan terus mengasah keterampilan pengelolaan emosi sebagai upaya memperkuat kesejahteraan mental di tempat kerja.

FKM UI kini menjadi salah satu fakultas di Universitas Indonesia yang menyediakan layanan konseling khusus, yang hadir sebagai respon terhadap lonjakan kasus kesehatan mental di kalangan mahasiswa pascapandemi. “Kasus kesehatan mental meningkat sejak pandemi, dan layanan konseling di Makara sudah sering overload. Melihat hal ini, fakultas menginisiasi layanan konseling khusus di fakultas agar mereka tidak perlu antre panjang di klinik utama,” ungkap Dr. Dien. Klinik Makara mendukung penuh inisiatif ini, khususnya dalam menangani masalah psikologis pada tahap awal sebelum berkembang menjadi lebih kompleks.

Tahapan pengembangan layanan ini dimulai dengan pelatihan dosen sebagai konselor dan pembentukan tim BKM, hingga pembukaan ruang konseling pada Agustus 2024 yang diresmikan melalui soft launching. Dr. Dien menambahkan, “Student Well-being merupakan layanan konseling terbaru dari kemahasiswaan FKM UI yang didukung oleh para dosen konselor terlatih dan tersertifikasi. Layanan ini tidak hanya berfungsi sebagai badan konseling, tetapi juga mendampingi isu kesehatan mental mahasiswa secara aktif dan komprehensif.” Mahasiswa yang membutuhkan layanan konseling dapat mendaftar secara daring melalui s.id/konselingfkmui. Diharapakan layanan ini dapat semakin memperkuat kesehatan mental mahasiswa FKM UI dalam menghadapi tantangan akademik dan kehidupan kampus.

Sebagai institusi yang terus berkomitmen pada kesejahteraan mental sivitas akademika, FKM UI melalui berbagai kegiatan edukatif dan layanan yang disediakan, berupaya membangun kesadaran bahwa kesehatan mental merupakan elemen kunci dalam mendukung produktivitas, daya tahan diri, dan kontribusi sosial yang positif. Inisiatif seperti Mental Health Awareness in the Workplace ini adalah bukti nyata bahwa FKM UI tidak hanya memahami urgensi kesehatan mental, tetapi juga mengambil langkah konkret untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat, mendukung, dan inklusif bagi seluruh anggotanya. (DFD)