Dalam upaya meningkatkan efektivitas perlindungan vaksin pada anak, pemerintah Republik
Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan dosis vaksinasi ulang di usia
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang berkerja sama dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan program BIAS di sekolah tidak hanya
menggunakan gedung sekolah sebagai tempat pelaksanaan vaksinasi tetapi juga melibatkan guru-
guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru-guru dalam hal ini membantu proses pelaksanaan
vaksinasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan, mulai dari memberikan informasi jadwal
pelaksanaan ke orang tua serta mengumpulkan persetujuan pelaksanaan vaksinasi pada anak
(inform consent) dari orang tua murid. Peran lain yang tidak kalah penting adalah guru sebagai
“perpanjangan tangan” untuk melakukan diseminasi informasi mengenai pentingnya vaksinasi
bagi anak-anak, khususnya kepada orang tua murid. Oleh karena itu, para guru harus dibekali
pengetahuan metode diseminasi informasi yang efektif di sekolah.
“Hasil penelitian tugas akhir yang dilakukan salah satu mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia menemukan bahwa dua alasan utama orang tua dari anak
yang tidak menerima vaksinasi di sekolah adalah kurangnya informasi tentang pelaksanan
vaksinasi dan kekhawatiran dengan efek samping (seperti demam) paska imunisasi. Hasil inilah
yang menjadi dasar kuat kami untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepercayaan diri para
guru sebagai sumber informasi yang paling dekat dengan orang tua melalui pelatihan,” ungkap
Dr. rer. med. Putri Bungsu Machmud, S.K.M., M.Epid., Ketua Tim Pengabdian Masyarakat
FKM UI.
Tim Pengabdian Masyarakat FKM UI berkolaborasi dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes)
Kemenkes Jakarta I melaksanakan pelatihan bertema “Pembekalan Guru SDN Pisangan Timur
18 sebagai Diseminator Informasi Mengenai Pentingnya Vaksinasi untuk Anak Sekolah”.
“Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu pembekalan yang baik buat kita (guru). Kadang-
kadang kan orang tua itu masih banyak yang awam sama vaksinasi, sampai saya juga pernah
temukan kasus, murid saya nggak mau diimunisasi (karena) ayah ibunya melarang,” ujar Siti
Juliati, S.Pd., Kepala SDN 18 Pisangan Timur, Jakarta Timur.
Pelatihan diberikan kepada 26 Guru SDN Pisangan Timur 18, Jakarta Timur secara luring pada
12 September 2024 berkerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur
sebagai narasumber pelatihan ini. Pelatihan ini diawali dengan penyajian materi tentang program
BIAS, jadwal pelaksanaan, serta informasi penting lainnya untuk para guru. Pada momen ini,para guru juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan pihak Sudinkes mengenai hambatan
pelaksanaan program BIAS selama ini.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dan kami sangat mendukung sekali kegiatan ini. Kami
juga berharap agar pelatihan seperti ini juga dapat dilakukan di sekolah-sekokah lain terutama di
wilayah dengan cakupan yang rendah,” ujar dr. Tri Mustikawati yang didukung oleh Bapak
Muhamad Gupron, narasumber sekaligus pengelola program imunisasi dari Sudinkes Jakarta
Timur.
Diharapkan semakin banyak guru sekolah yang mendapatkan pembekalan serupa yang
mendukung peran guru sebagai sumber informasi yang mendukung program kesehatan di
Indonesia.