Seminar Navigasi Karier ke Jepang: FKM UI Bekali Lulusan Hadapi Bonus Demografi

Depok, 29 Agustus 2025 — Indonesia tengah memasuki era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibanding kelompok usia lainnya. Kondisi ini dapat menjadi peluang emas apabila generasi muda mampu bersaing di dunia kerja, namun juga berpotensi menimbulkan bencana demografi jika lapangan kerja tidak mampu menampung.

Menjawab tantangan tersebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menggelar Seminar Peningkatan Kompetensi bertajuk “Navigasi Karier ke Jepang bagi Lulusan FKM UI”. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Insan Global Indonesia (IGI) Academy, yang menghadirkan informasi peluang kerja dan studi luar negeri. Seminar dilaksanakan secara hybrid di ruang G203 Gedung G FKM UI serta melalui Zoom Meeting, dengan peserta terdiri atas calon wisudawan semester genap Tahun Akademik 2024/2025 dan alumni FKM UI.

Dalam sambutannya, Manajer Kerja Sama, Hubungan Alumni, dan Ventura FKM UI, Prof. Indri Hapsari Susilowati, S.K.M., M.K.K.K., Ph.D., menekankan pentingnya memanfaatkan peluang kerja di luar negeri melalui jalur resmi.

“Maraknya kasus human trafficking masih menjadi isu memprihatinkan. Karena itu, melalui kerja sama dengan IGI Academy, kami berharap potensi mahasiswa FKM UI dapat tersalurkan dengan benar bila ingin berkarier di luar negeri,” ujarnya.

Seminar menghadirkan narasumber Kukuh Panca Wahyudi, Konsultan IGI Academy, yang menjelaskan kebutuhan tenaga kerja asing di Jepang akibat menurunnya populasi produktif di negara tersebut.

“Kesempatan ini terbuka lebar bagi anak muda Indonesia. Dengan persiapan bahasa Jepang dan dokumen yang sesuai, bukan tidak mungkin lulusan FKM UI bisa bekerja, belajar, sekaligus menabung di negeri sakura,” jelas Kukuh Panca Wahyudi.

Diskusi berlangsung interaktif. Mahasiswa aktif bertanya mulai dari mekanisme visa, batasan usia, hingga prospek karier di bidang kesehatan masyarakat. Kukuh menegaskan bahwa meski tidak ada batasan usia maksimal secara hukum, perusahaan di Jepang umumnya lebih memilih tenaga kerja di bawah 30 tahun.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa lulusan FKM—terutama bidang gizi dan kesehatan—dapat meniti karier melalui jalur Specified Skilled Worker (SSW) di sektor caregiver maupun pengolahan pangan. Sementara lulusan S2 diarahkan untuk berkorespondensi langsung dengan profesor di Jepang sebagai langkah awal sebelum melanjutkan studi.

Selain Jepang, IGI Academy juga membuka wawasan peserta mengenai jalur karier di Australia dan Eropa. Informasi mencakup jenis visa, program magang, hingga peluang melanjutkan studi sesuai bidang keilmuan. IGI Academy bahkan menyediakan layanan konsultasi lanjutan bagi mahasiswa yang ingin merancang jalur karier internasional secara lebih terarah.

Melalui seminar ini, FKM UI mendampingi mahasiswa menghadapi persaingan dunia kerja, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan bekal kompetensi dan wawasan global, lulusan FKM UI diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah dunia. (EAR)