Depok, 5 November 2025 – Tiga tim mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih juara dalam berbagai kategori pada The 4th Indonesian Public Health Olympiad (IPHO) 2025. IPHO merupakan sebuah kompetisi bergengsi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI). Mahasiswa FKM UI memenangi berbagai kategori, di antaranya Juara 1 kategori Pemilihan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Berprestasi; Juara 1 kategori Perancangan Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat; serta Juara 1 kategori Jingle & Move Fest Kompetisi Video Germas Kreatif Nasional. Capaian final IPHO ini diumumkan pada 31 Oktober 2025 di FKM Universitas Diponegoro, Semarang.
Pada tahun ini IPHO mengusung tema “Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Mendukung Pencapaian Asta Cita” sebagai ajang kompetisi ilmiah mahasiswa berbasis real-world challenges yang sinergis dengan capaian pembelajaran nasional, sekaligus memperkuat integrasi ilmu, keterampilan, dan nilai-nilai keprofesian dalam konteks pembangunan kesehatan Indonesia. Prestasi yang diraih mahasiswa FKM UI ini merupakan hasil dari persiapan yang matang serta bimbingan dari dosen FKM UI, yang senantiasa mendukung setiap potensi akademik mahasiswa dalam mengembangkan prestasi dan keterampilan praktisnya. Bryan Akthur Alexander, mahasiswa Kesehatan Masyarakat FKM UI angkatan 2024, berhasil meraih Juara 1 kategori Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Berprestasi (PILMAKESMAPRES) di bawah bimbingan dosen, Kurnia Sari, S.K.M., M.S.E.
Menurut Bryan, IPHO bukan sekadar ajang lomba, tapi juga ruang refleksi bagi mahasiswa kesehatan masyarakat untuk menguji peran dan kontribusinya. “Justru karena kesibukan kuliah, saya merasa perlu ruang untuk menguji pemikiran dan karya saya di luar kampus. Saya juga ingin mengukur sejauh mana gagasan saya bisa diterima secara nasional,” ujarnya. Bryan juga menambahkan bahwa perlombaan dengan kategori PILMAKESMAPRES merupakan lomba yang cocok karena fokusnya bukan cuma prestasi, tapi juga nilai dan gagasan. Isu yang diangkat oleh Bryan yaitu kesehatan lingkungan perkotaan dengan fokus pada SDGs poin ke 3, 11, dan 13. Melalui pendekatan ekonomi sirkular dan model kolaboratif (Penta-Helix) untuk menjawab krisis kesehatan lingkungan di Jakarta, Bryan membuat karya berjudul Cetak Biru Jakarta Sehat. “Saya ingin bikin modul replikasi Cetak Biru ini untuk bisa dipakai di kota lain, dimulai dari kampus. Saya juga ingin lebih aktif membuka ruang mentoring atau inkubasi buat teman-teman di FKM yang punya ide bagus tapi bingung mulai dari mana,” tambahnya. Keunggulan karyanya terletak pada ide yang sudah berjalan dan menekankan bukan hanya solusi, tapi juga kolaborasi, proses, serta dampak nyata, bukan sekadar pitching, melainkan bukti bahwa gagasannya benar-benar bisa dijalankan.
Pada kategori Perancangan Sistem Informasi, di bawah bimbingan Dr. Artha Prabawa, S.Kom., S.K.M., M.Si. dan Dr. Tiopan Sipahutar, S.K.M., M.K.M., tim dari program studi Kesehatan Masyarakat angakatan 2023 yang diketuai Lyandra Syahsabila Adhi (peminatan Epidemiologi), bersama Rebecca Renaning Pertiwi (peminatan Manajemen Informasi Kesehatan) dan Shesy Budiyawati (peminatan Kesehatan Reproduksi) mengembangkan sistem “E-BENA”, portal berbasis web yang mendukung reintegrasi mantan pengguna narkoba melalui tiga fitur utama: portal masyarakat untuk edukasi dan hotline, portal profesional untuk tenaga kesehatan, BNN, dan stakeholeder terkait, serta portal reintegrasi yang memfasilitasi akses kerja dan terapi pada mantan narapidana. “BNN sebenarnya sudah punya sistem SIRENA, tapi tidak bisa diakses publik. Jadi kami buat versi yang bisa dimanfaatkan masyarakat agar mereka tahu dan tetap produktif tanpa kembali ke narkoba,” ujar Shesy. Ide ini lahir dari semangat untuk menjawab tema besar Asta Cita Nomor 7 tentang reformasi hukum dan pemberantasan narkoba, dengan menekankan privasi pengguna dan kolaborasi lintas sektor.
Keunggulan utama karya ini terletak pada pendekatan yang terintegrasi dan realistis. Portal ini tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga keamanan data dan perlindungan privasi pengguna. “Topiknya sensitif, jadi kami pastikan privasi aman. Setiap ex-pecandu diberi kode, tidak berdasarkan nama,” ujar Lyandra. Namun, perjalanan menuju juara tidak berjalan mulus. Tim sempat mengalami kendala dalam pembuatan domain karena topik yang sensitif, ditambah dengan keterbatasan waktu dan tantangan teknis akibat jadwal persiapan yang berdekatan dengan ujian tengah semester. Mereka harus menyiapkan naskah hingga prototipe dalam waktu yang sangat singkat. “Kami sempat blank saat presentasi karena waktu cuma sepuluh menit untuk menjelaskan delapan slide dan demo web. Tapi latihan intensif membantu kami tetap tenang di depan juri,” ujar Shesy.
Sementara itu, pada kategori Jingle & Move Fest Kompetisi Video Germas Kreatif Nasional, tim SENADA yang terdiri dari sembilan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2024 berhasil meraih juara pertama. Tim ini diketuai oleh Dilon Richardo Somalinggi, serta Hanitha Rafa Tabina, Amorisa Dwi Nazumara, Aisyah Nuraini Iqroina, Farica Fridhamutia, Raisiya Rahma, Mikhael Aditya Pahala, Joshua Sebastian Konda, dan Saralita Tjia sebagai anggota. Di bawah bimbingan dosen, Nurul Dina Rahmawati, M.Sc. dan Dr. rer. medic. Putri Bungsu, S.K.M., M.Epid., tim SENADA menyusun aransemen, menulis lirik, hingga menyunting video dalam waktu persiapan hanya dua minggu di tengah padatnya kegiatan perkuliahan. Karya mereka yang berjudul “GERMAS untuk Kita” menghadirkan perpaduan antara musik tradisional gamelan dan pesan promotif tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang dapat disaksikan melalui tautan https://youtu.be/Xwa5NjTsvs0?si=n_yN1OM-_-n-ayqJ.
“Kami memilih gamelan sebagai elemen utama musik karena ingin menunjukkan bahwa budaya Indonesia dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Melalui musik tradisional, kami ingin menyampaikan bahwa budaya dapat menjadi alat intervensi yang efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ternyata, kesehatan pun bisa diperindah melalui musik tradisional,” ujar Dilon. Lirik lagu ini mengangkat ajakan untuk membudayakan hidup sehat di tengah tantangan gaya hidup modern yang membuat banyak orang kurang beraktivitas fisik akibat bekerja dari rumah atau belajar secara daring. “Lewat lagu ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk hidup sehat. Pesan tersebut tercermin dalam lirik yang menekankan pentingnya aktivitas fisik, tidak merokok, menjaga pola makan dengan konsumsi buah dan sayur, serta memanfaatkan jaminan kesehatan. Kami tidak ingin sekadar membiasakan, tetapi membudayakan hidup sehat agar benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Rafa. Melalui karya ini, tim berharap dapat menumbuhkan semangat masyarakat untuk perlahan-lahan membudayakan hidup sehat, karena sebagai mahasiswa FKM kami ingin berkontribusi secara preventif dan promotif lewat media musik.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., menyampaikan apresiasinya atas capaian gemilang para mahasiswa. “Prestasi ini mencerminkan semangat dan kapasitas unggul mahasiswa FKM UI dalam mengintegrasikan ilmu dan praktik kesehatan masyarakat untuk menjawab tantangan nyata di masyarakat. Kami bangga melihat generasi muda FKM UI mampu menunjukkan kreativitas, kepemimpinan, serta dedikasi terhadap nilai luhur profesi kesehatan masyarakat. Semoga pencapaian ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi pembangunan kesehatan Indonesia,” ujarnya.
Kemenangan mereka menunjukkan bahwa kolaborasi, kerja keras, dan keberanian untuk mencoba adalah kunci keberhasilan dalam meraih tujuan. Semoga langkah ini menjadi awal dari pencapaian-pencapaian berikutnya dan mendorong lebih banyak generasi muda untuk berprestasi, berinovasi, serta berkontribusi bagi kesehatan masyarakat dan kemajuan bangsa. (EAR)

