SEMOL FKM UI Seri 18 Bahas Sinergi Program Kesehatan Nasional Jadi Kunci Indonesia Emas

Depok, 6 Desember 2025 – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menyelenggarakan Seminar Online (SEMOL) Seri 18 dengan mengangkat tema “Sinergi Program Prioritas Kesehatan Nasional: Menjamin Gizi, Deteksi Dini, dan Tuntaskan TB untuk Indonesia Emas”. Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI pada Sabtu, 6 Desember 2025 secara online melalui Zoom Workplace, yang menghadirkan narasumber dari berbagai bidang serta diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia.

Seminar ini dibuka oleh Dr. Milla Herdayati, S.K.M., M.Si., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum FKM UI. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa tiga program prioritas pemerintah, yaitu Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), dan Eliminasi Tuberkulosis (TB), masih menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Padahal ketiganya merupakan upaya nyata untuk mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga membutuhkan sinergi serta kolaborasi yang lebih kuat. “Sinergi ini juga perlu dioptimalkan dengan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan media. Permasalahan ini merupakan tanggung jawab bersama, sehingga melalui kolaborasi pentahelix kita dapat memanfaatkan kekuatan sumber daya yang ada untuk meningkatkan efektivitas program,” ujar Dr. Milla.

Acara ini dilanjutkan dengan pemaparan audiensi dari perwakilan mahasiswa yang mengangkat sejumlah isu kesehatan strategis, seperti Program CKG, MBG, serta upaya Eliminasi TB. Pemaparan disertai rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada para pemangku kepentingan sebagai kontribusi akademik dalam mendukung implementasi program prioritas nasional. Pemaparan dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Yunita Dyah Suminar, S.K.M., M.Sc., M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan Prof. Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M., M.D.M., Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI serta dimoderatori Nungky Permina Sari.

Dalam pemaparannya, Yunita menegaskan arah kebijakan kesehatan nasional sejalan dengan visi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. “Pemerintah berkomitmen untuk mengatasi masalah gizi (percepatan penurunan angka stunting) sebagai langkah dasar untuk menciptakan generasi penerus kuat,” ujar Yunita. Yunita menegaskan dalam menjalankan suatu program diperlukan pendekatan perencanaan program dengan cara berpikir strategis. “Strategic thinking menjadi proses berpikir kritis dan jangka panjang untuk menganalisis berbagai faktor, menetapkan tujuan yang jelas, dan mengembangkan rencana tindakan yang terperinci untuk mencapainya,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Ede menekankan bahwa setiap sistem memiliki hukum dan karakteristik yang harus dipahami sebelum intervensi dijalankan. “Pertama, ini adalah sebuah sistem. Sistem terdiri dari berbagai komponen yang menjaga keseimbangan. Ketika ada distraksi yang merusak keseimbangan, sistem akan melawan,” ujar Prof. Ede. Terkait program MBG dan CKG, ia memberi contoh bahwa solusi yang cepat tanpa kesiapan sistem dapat menghasilkan masalah turunan. “Program Makan Bergizi Gratis di awal terlihat bagus. Tapi kalau ada komponen yang tidak siap, sistem memberi efek balik berupa masalah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prof. Ede juga menyoroti pentingnya desain kebijakan yang realistis dalam konteks sumber daya yang terbatas. Menurutnya, akses, kualitas, dan efisiensi tidak mungkin dicapai secara bersamaan tanpa trade-off. Selain itu, ia menekankan bahwa kebijakan harus jelas, lengkap, dan disertai instrumen serta sumber daya yang kuat.

Melalui pelaksanaan SEMOL FKM UI Seri 18 ini, FKM UI diharapkan dapat terus menjadi ruang dialog strategis antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam memperkuat sistem kesehatan nasional menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045. (EAR)