Rabu, 24 Juni 2020, FKM UI mengadakan webinar seri 14 dalam rangka merespon perkembangan pandemi COVID-19. Pembicara yang dihadirkan kali ini adalah Dien Anshari, S.Sos, M.Si, Ph.D, tenaga pengajar dari Departemen PKIP FKM UI dan Zakiyah Eke, S.Gz, M.Sc, Wakil Sekretaris Jenderal IAKMI dan pengurus ILUNI Gizi FKM UI. Webinar kali ini dimoderatori oleh Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIH, Sekretaris Departemen PKIP FKM UI.
Dekan FKM UI, Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesehatan masyarakat menjadi hal yang penting dan disadari oleh masyarakat sebagai paradigma terutama dalam era pandemi COVID-19 saat ini. Terdapat dua kata kunci dalam kesehatan masyarakat yaitu, pencegahan dan pengorganisasian upaya masyarakat. Lebih lanjut, Doktor Sabarinah menyampaikan bahwa peran media dan layanan gizi masyarakat menjadi penting di era pandemi sebagai bagian dari pencegahan, yaitu primary prevention.
Peran Media dalam Komunikasi Perubahan Perilaku
Sepanjang tahun 2020, media di Indonesia dipenuhi dengan pemberitaan mengenai pandemi COVID-19. Hal ini sedikit berbeda dengan pemberitaan pandemi yang terjadi sebelumnya, seperti SARS yang terkesan tak seperti COVID-19. Penyebab dari fenomena ini ialah penggunaan internet sebagai sumber utama dari sisi pemberitaan dan semakin mudah dan murahnya akses internet bagi para pengguna dalam mengakses media secara daring. Terhitung pada Maret hingga April 2020, terdapat lebih dari 10 ribu artikel berita dari satu media daring mengenai pandemi COVID-19.
Lewat pemberitaan mengenai pandemi COVID-19 yang disampaikan lewat media tentu dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat. Salah satu dampaknya, ialah perubahan perilaku dari individu pada masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi perubahan perilaku atau pemanfaatan stategi komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, kemampuan, serta untuk membentuk norma sosial dalam membentuk perilaku dari masyarakat yang ditimbulkan dari pemberitaan COVID-19.
“Media menjadi faktor penting dalam melakukan promosi kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana cara dari profesi promosi kesehatan dalam melakukan strategi komunikasi dengan mengelola pesan sistematis lewat beragam media namun tetap memerhatikan sosiodemografi dan psikografi audience yang menjadi target dari perubahan perilaku”, ujar Doktor Dien.
Lebih lanjut, Doktor Dien menyampaikan bahwa pesan yang disampaikan pada media yang digunakan dalam komunikasi harus tetap berdasarkan pada infomasi akurat, kredibel, mudah dipahami, dan mendukung perubahan perilaku dari masyarakat ke arah lebih baik.
Persiapan Kembali Layanan Gizi Masyarakat di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Dampak dari pandemi COVID-19 menyebabkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama mengalami perubahan khususnya pada layanan gizi masyarakat. Pelayanan gizi masyarakat yang dimaksud meliputi pelayanan gizi yang dilakukan lewat posyandu yang memberhentikan pelayanannya.
Pandemi COVID-19 berdampak pada pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berimbas pada meningkatnya jumlah gizi buruk. Akibat dari pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya cakupan dari pelayanan gizi dan akses terhadap pelayanan tersebut. Hal itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu provision of health services dan utilisation of health services.
“Berdasarkan survei 75 tenaga gizi, dari segi ketersediaan tercatat 51,3 persen tenaga gizi tergabung dalam tim gerak cepat namun, 39,7 persen mengeluhkan APD yang kurang sehingga tidak bisa melakukan kunjungan rumah untuk layanan gizi yang berujung pada kecemasan tenaga gizi”, ungkap Doktor Zakiyah. Selain itu, dari segi utilisasi, 93,6 persen mengeluhkan turunnya kunjungan pasien di puskesmas untuk konseling gizi.
Menyiasati kejadian tersebut, beberapa cara dapat dilakukan untuk persiapan kembali layanan gizi dengan menyesuaikan kondisi yang ada. Kunjungan rumah tetap dilakukan dengan jangka waktu tertentu dan cara lain dengan pemanfaatan akses internet dengan melakukan panggilan video untuk konsultasi gizi. Dalam jangka waktu dekat, layanan gizi dari puskesmas maupun posyandu akan dibuka kembali dan yang tak kalah penting adalah dengan menyiapkan logistik untuk protokol kesehatan, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menghindari kerumunan. (MFH)