Sabtu, 5 Desember 2020 FKM UI kembali melaksanakan rangkaian seminar online dengan tema ‘Program Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 di Hotel dengan RS Swasta sebagai Fasilitator’. Seminar kali ini diselenggarakan oleh mahasiswa Magister Kajian Administrasi Rumah Sakit (KARS) FKM UI dan dihadiri oleh peserta umum serta ditayangkan melalui platform zoom dan YouTube live streaming.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc., Pj. Dekan FKM UI; Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M, M.D.M, Ketua Program Studi KARS FKM UI; dr. Hariyadi Wibowo, SH, MARS, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa MARS UI dan Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, MPH, Guru Besar FKM UI.
Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, terutama di Jakarta, membuat kebutuhan ketersediaan tempat untuk isolasi mandiri meningkat. Selain melaksanakan protokol kesehatan 3M, peran masyarakat dalam menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid-19 juga dapat dilakukan melalui penyediaan tempat isolasi mandiri. Tersedianya tempat untuk isolasi mandiri, terutama bagi para pasien dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala sangat penting agar tidak menularkan ke lingkungan keluarga dan lingkungan kerjanya. Tempat isolasi mandiri pun sekarang tidak hanya dilaksankan di rumah pribadi namun ada juga hotel dengan RS Swasta sebagai fasilitator yang menawarkan program ini. Tujuan dari adanya isolasi mandiri di hotel adalah untuk mencegah penularan klaster keluarga, sebagai alternatif tempat isolasi, dan membantu peningkatan perekonomian di hotel dan di rumah sakit.
“Hal tersebut yang menjadi dasar mahasiswa Magister KARS FKM UI 2020 dalam mengangkat tema program isolasi mandiri pasien Covid-19 di hotel dengan Rumah Sakit Swasta sebagai fasilitator sebagai tema webinar kali ini,” terang dr. Hana Apriyanti, salah satu mahasiswi KARS FKM UI 2020 dalam membuka bahasan pada seminar online seri-36.
Seminar ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama dimulai dengan pembahasan terkait program isolasi mandiri pasien Covid-19 di hotel dengan rumah sakit swasta sebagai fasilitator, sejarah dan strategi kedepan untuk program isolasi mandiri berbasis non-rumah sakit di Indonesia, serta sharing session: program isolasi mandiri pasien Covid-19 di hotel dengan RS swasta. Penyampaian materi tersebut dilakukan oleh para narasumber yang ahli di bidangnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr. Fify Mulyani, SH, MARS, menyampaikan bahwa isolasi mandiri telah berubah menjadi isolasi terkendali. Para pihak hotel dapat melaksanakan dan menyediakan paket isolasi bagi orang tanpa gejala dengan beberapa prosedur pengajuan surat ke dinas pariwisata. Nantinya, bagian dari dinas pariwisata akan bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk mengecek apakah hotel tersebut dapat melaksanakan fasilitas isolasi mandiri tersebut, apabila telah diperbolehkan untuk menjadikan tempat fasilitas isolasi mandiri, maka pasien-pasien atau orang tanpa gejala tersebut bisa isolasi mandiri di hotel. Pasien tersebut diharapkan akan keluar dari hotel setelah program isolasi mandiri selesai dengan tidak ada gejala apapun dan hasil tes Covid-19 yang sudah kembali negatif.
Dilanjutkan oleh Deny Hendriyatmoko, S.E., selaku Manager Operasional Hotel Swasta di Jakarta, beberapa syarat-syarat utama bagi hotel agar dapat melakukan program isolasi mandiri yaitu harus menerapkan protokol kesehatan, mendapatkan surat izin dari dinas kesehatan, dan mendapatkan surat rekomendasi dari Kementerian Negara Republik Indonesia. Hotel juga harus bekerja sama dengan rumah sakit dan memiliki alur penerimaan pasien isolasi mandiri, dimana ketika hotel mendapat permintaan dari pasien atau rumah sakit untuk melakukan isolasi mandiri, hotel bisa menawarkan paket isolasi mandiri. Setelah ada persetujuan dari rumah sakit dan pasien terkait paket atau program yang telah ditetapkan oleh hotel, selanjutnya orang tanpa gejala atau pasien akan melakukan check in di hotel hingga hasil tes Covid-19 sudah negatif kembali dan diperbolehkan untuk pulang. Namun, program ini memiliki sisi positif dan juga sisi negatif. Sisi positifnya adalah menjadi trend untuk model bisnis yang terbaru, karyawan hotel lebih terintegrasi dalam menerapkan protokol kesehatan dan negatifnya akan timbul beban sosial. Namun hal tersebut merupakan sebuah motivasi bagi pihak hotel dikarenakan perekonomian di Indonesia yang sedang menurun.
“Dengan adanya inisiatif dari hotel untuk meningkatkan perekonomian, juga ketersediaan rumah sakit yang selalu penuh, dan timbulnya cluster rumah dikarenakan adanya isolasi mandiri di rumah, upaya yang telah dilakukan oleh BNPB adalah dengan membangun rumah sakit darurat di tujuh lokasi Indonesia serta mengadakan rumah sakit lapangan,” ujar Ir. Dody Ruswandi, MSCE, Deputi Bidang Penanganan BNPB dalam menutup pemberian materi sesi pertama.
Konsep isolasi itu adalah memisahkan orang yang sakit dengan orang yang sehat. Namun, dengan kondisi Wisma Atlet yang penuh dan tidak diperbolehkan adanya isolasi mandiri di rumah maka dipilihlah hotel untuk menjadi tempat isolasi mandiri sebagai pengganti dari rumah sakit dan wisma atlet. Hal ini disebabkan karena terus meningkatnya angka kejadian Covid-19 Indonesia.
Sesi selanjutnya yang dipaparkan oleh Ns. Sarah Dani, S.Kep, Infection Control Nurse Mayapada Hospital sekaligus Mahasiswi KARS FKM UI 2020, adalah mengenai langkah kedepan meningkatkan kerjasama rumah sakit sebagai fasilitator dengan lokasi sementara isolasi mandiri pasien Covid-19 gejala ringan. “Terdapat beberapa tantangan dan masalah yang dapat muncul dari program isolasi mandiri atau terkendali di hotel. Tetapi, tentunya tantangan-tantangan tersebut dapat tetap diatasi dengan membuat beberapa strategi, yaitu meningkatkan status nutrisi pasien, membuat paket karantina isolasi mandiri di hotel, menyediakan sarana bangunan hotel sesuai standar, memfasilitasi pasca perawatan dan bekerjasama dengan pihak pemerintah,” ujar Ns. Sarah.
Pada akhir tiap sesi, ditutup dengan sesi tanya jawab yang diberikan oleh peserta seminar online kali ini kepada para narasumber. Dengan adanya paparan tersebut, diharapkan materi dapat diterima dengan baik oleh para peserta dan memberikan wawasan bagi penyedia jasa perhotelan untuk sekaligus bisa bekerja sama dalam menurunkan angka kejadian Covid-19. (MA)