Sabtu, 19 Desember 2020, seminar online seri 42 dengan tema “Covid-19 Journey of Global Citizen: Where Are We Now?” diselenggarakan oleh Mahasiswa Magister K3 angkatan 2020 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoensia (FKM UI) dengan mengundang berbagai narasumber di setiap sesinya. Seminar ini diikuti para peserta melalui platform zoom dan youtube live streaming.
Seminar dibuka oleh dr. Adang Bachtiar, MOH., D.Sc. yang menyampaikan bahwa kesehatan masyarakat harus menggunakan beberapa pendekatan dan tantangan kesehatan masyarakat kedepannya. Selanjutnya, Dr. Robiana Modjo, SKM., M.Kes. juga menyampaikan kata sambutannya selaku pembina seminar online. Seminar yang ini dimoderatori oleh Ni Made Truly Pinanti Sastra, S.T ini terdiri dari 4 sesi.
Sesi 1 dengan topik “Covid-19, Current Landscape” yang disampaikan oleh Juhaeri Muchtar, Ph.D., Vice President and Head of Epidemiology, Sanofi, Paris. Adjunct Professor, School of Public Health, University of North Carolina Chapel Hill, USA. Doktor Juhaeri memaparkan secara mendalam tentang Covid-19 dari segi epidemiologi. Disebutkan bahwa kunci dalam menghadapi Covid-19 adalah konsisten menerapkan protokol kesehatan, kesadaran bagi semua pihak, dan kesabaran. “Selanjutnya, mindset paling penting karena masih ada gerakan anti vaksin dan dibutuhkan kerjasama semua pihak dalam berdiskusi dan berkomunikasi, peran sosial media tentang penyebaran hoax vaksin Covid-19, proses transparansi pemerintah, keputusan yang diambil, mengetahui sifat vaksin, dan mengambil langkah selanjutnya,” tambah Doktor Juhaeri.
Sesi 2 dengan topik “US Experience In Dealing With Covid-19” oleh
Ufara Zuwasti, MD., M.Sc., Radiology Resident Physician at Newark Beth Israel Medical Centre, New Jersey, USA. Ufara memaparkan mengenai kebijakan testing Covid-19 dan hal-hal yang sudah dilakukan di US. Adapun terminologi di US yaitu kasus meninggal dikategorikan menjadi 2 faktor yaitu penyakit Covid-19 atau dengan Covid-19 sehingga Covid-19 bukan selalu menjadi penyebab utama. “Rekomendasi yang dilakukan dalam menghadapi Covid-19 yaitu menguatkan sistem pelayanan kesehatan, mengendalikan kurva penularan, surveilans komunitas, dan selalu menerapkan 3M. Dalam penemuan kasus efek samping alergi pemberian vaksin kita bisa melihat penyebabnya bukan dari komposisi vaksinnya namun bagaimana vaksin tersebut dilakukan,” ujar Ufara.
Sesi 3 dengan topik “Managing Biological Hazards – Preparing The Next Pandemic For OSH Practitioners” oleh Dr. Lim Jac Fang, OSHCR., MBBS.,PgDipOH.,EMSHE.,FIIRSM.,FRSPH.,FAOEM.,Grad.IOSH.,CMIA., Department of Community & Family Medicine, Faculty of Medicine & Health Science, Universiti Sabah Malaysia. Doktor Lim menyampaikan situasi pandemi di tempat kerja saat ini dan penanganan Covid-19 di Malaysia dalam building preparedness, surge capacity, testing efficiency dan containtment. Disampaikan pula tentang keberhasilan Malaysia menanggulangi Covid-19. “Kunci kesuksesan adalah kesiapan dan perencanaan dengan cepat dan harus dihadapi secara bersama-sama,” ujar Dr. Lim.
Sesi 4 dengan topik “Government’s Role and Community Awareness During Pandemic Covid-19 in Rwanda” oleh Saptono Priyadi, S.Si., MPH, Chief Planning and Monitoring UNICEF Rwanda. Dari hasil penelitian yang telah narasumber lakukan dengan 45.000 responden menunjukkan masih ada miskonsepsi Covid-19. Faktor keberhasilan negara Rwanda menekan Covid-19 yaitu ketegasan pemerintah dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan protokol kesehatan. Selain itu, dipengaruhi juga oleh kualitas kepemimpinan dimana pemimpin harus konsisten dalam menanggulangi Covid-19, kesiapsiagaan penyakit, mempertimbangkan segi ilmiah dalam menanggulangi Covid-19, serta kebersamaan pemerintah di dalam meletakkan response strategies di semua sektor.
Melalui seminar ini diharapkan keberhasilan negara-negara lain dalam menangani dan menekan laju penyebaran Covid-19 bisa menjadi pembelajaran yang berharga dan bisa menjadi contoh bagi negara Indonesia untuk bisa menghadapi pandemi Covid-19 dilihat dari peran dan ketegasan pemerintah dan juga peran kepatuhan masyarakat yang sangat penting. Kebijakan dengan mempertimbangkan dan memprioritaskan kesehatan masyarakat sebagai keberhasilan penanggulangan Covid-19 juga sangat diperlukan di negara ini. (YOL)