Pada Jumat, 4 Desember 2020 pukul 13.00-15.30 WIB, kelas tata kelola rumah sakit B Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit FKM UI menyelenggarakan Diskusi Panel Tata Kelola Rumah Sakit Pada Era Pandemi secara virtual melalui aplikasi Zoom.
Diskusi panel pada kegiatan ini dipandu oleh moderator dr. Balgis Alzagladi (Wakil Direktur RS Hermina Grand Wisata). Acara dibuka dengan sambutan Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, MPH selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Tata Kelola Rumah Sakit kelas B. “Covid-19 memporakporandakan sistem pelayanan kesehatan yang tadinya sudah stabil termasuk tata kelola institusi rumah sakit yang sudah mapan dan berjalan dengan baik. Keadaan ini menjadikan rumah sakit sulit melakukan perencanaan yang bisa dianggap stabil dan tidak berubah. Peran rumah sakit benar-benar diuji, Covid-19 memicu rumah sakit untuk menyusun, memperbarui bahkan mengubah tata kelola yang tadinya sudah mapan. Pandemi Covid-19 juga menantang rumah sakit untuk senantiasa tanggap dalam memberikan pelayanannya, dengan konsekuensi, bila tidak cepat tanggap maka rumah sakit berpotensi kehilangan arah dalam memberikan pelayanannya,” ujar Prof. Adik.
Para panelis yang hadir pada diskusi panel ini merupakan tim pengajar mata kuliah dan merupakan praktisi di bidang tata kelola rumah sakit. Sesi pertama yang mengangkat topik “Tata Kelola Rumah Sakit Korporat Selama Pandemi” disampaikan oleh dr. Lies Nugrohowati, MARS (Direktur RS Hermina Depok). Dokter Lies menyampaikan bahwa langkah awal dimulai dengan pembentukan Tim Satgas Covid Pusat yang menyusun kebijakan standar, Panduan Praktis Klinis, Standar Prosedur Operasional sesuai dengan ketetapan Kementerian Kesehatan, kemudian digunakan sebagai acuan di 40 cabang rumah sakit di seluruh Indonesia. Strategi penanganan Covid-19 terus diperbarui menyesuaikan evidence base dalam forum pertemuan berkala dengan seluruh satgas rumah sakit cabang, perubahan pola skrining 3 lapis bagi pasien dan pencegahan penularan dengan perubahan lama kerja perawat dalam 1 shift yang sebelumnya 8 jam menjadi 6 jam.
Sesi kedua dengan topik “Tata Kelola Rumah Sakit Pemerintah Selama Pandemi” disampaikan oleh dr. Luzy Adryanti, SpKJ, MARS (Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Pasar Minggu). Dokter Luzy menyampaikan bahwa sebagai rumah sakit rujukan pelayanan radioterapi di Jakarta Selatan dimana banyak kunjungan pasien dengan status imun rendah bersamaan dengan pelayanan kasus Covid-19, maka RSUD melakukan berbagai strategi aksi dalam tata kelola rumah sakit, diantaranya: pengaturan zonasi, limitasi kunjungan pasien, sosialisasi pada karyawan dan komitmen untuk tidak tertular dan tidak menularkan, membuat jejaring sebagai rumah sakit penampung bagi rumah sakit di bawahnya serta monitoring dan evaluasi secara berkala. Semua perubahan pelayanan kemudian dibuatkan SK direktur yang bersifat tidak permanen dan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Selanjutnya, sesi ketiga dengan topik “Tata Kelola Rumah Sakit Khusus Selama Pandemi” yang disampaikan oleh dr. Petra Ade Paramita, MARS (Kadep Pelayanan Medis dan Ketua PMKP RSIA Brawijaya Duren Tiga). RSIA Brawijaya merupakan rumah sakit khusus non rujukan Covid-19 namun tetap memberikan pelayanan bagi pasien datang dengan keluhan yang dicurigai sebagai Covid-19, serta memfasilitasi pemeriksaan diagnostik swab PCR bekerjasama dengan Labkesda. ”Penting untuk mengaktualisasikan kebijakan dalam operasional untuk keberlangsungan tata kelola di dalam rumah sakit, bagaimana kita menjadi fleksibel namun kualitas pelayanan tidak jauh berbeda dengan kualitas layanan sebelum pandemi dan tetap mengacu pada Patient Centered Care. Pada RS khusus seperti RSIA dengan Core Bisnis Ibu dan Anak, hal yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya transmisi vertikal, sehingga aturan yang berlaku di rumah sakit harus jelas,” ujar dr.Petra.
Acara ini juga turut dihadiri oleh Kepala Program Studi KARS FKM UI, Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM., Kepada Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan FKM UI, Dr. dr. Pujiyanto, SKM, mahasiswa KARS FKM UI, dan peserta umum yang berasal dari organisasi profesi, direktur rumah sakit pemerintah dan swasta, serta pemilik dan direktur klinik. Antusias para peserta terlihat pada banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada para narasumber. Rangkaian kegiatan ini dilanjutkan dengan kunjungan virtual ke RS Hermina Depok pada tanggal 18 Desember 2020. (Mhs)