Sebagai respon terhadap kejadian kematian bayi khususnya neonatus di Indonesia (bayi usia 0-28 hari), tim periset Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), yang diketuai oleh Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH, Guru Besar FKM UI, telah menjalin kemitraan dengan Dinas Kesehatan Kota Depok dan RSUD Depok dengan melakukan kajian “Formulasi dan Implementasi Perawatan Metode Kanguru (PMK) di Wilayah Kota Depok”. Salah satu bentuk dukungan kebijakan terhadap regulasi yang sudah dibuat adalah dengan diselenggarakannya seminar “Sosialisasi Peraturan Walikota No. 89 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perawatan Metode Kanguru di Kota Depok” yang di dalamnya dibahas pula terkait latar belakang Kematian Bayi Baru Lahir dan Upaya Penyelamatannya di Kota Depok. Seminar yang diselenggarakan pada Kamis, 8 April 2021 ini menggunakan platform online zoom dan dihadiri oleh tamu undangan dan berbagai peserta dari berbagai kalangan.
Seminar dibuka dengan sambutan dari Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH (Ketua tim periset PMK FKM UI), Krisnayanto, AM.d., S.H., M.H., CGCP, CLA (Direktur DISTP UI), dan Walikota Kota Depok (diwakilkan Ka. Dinas Kesehatan Kota Depok), serta HTM Jusufsyah Putra (Ketua DPRD Kota Depok). Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku “Perjuangan Bersama untuk Meningkatkan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Kota Depok” oleh FKM UI kepada Ketua DPRD Kota Depok.
Pada sesi materi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, drg. Novarita menyampaikan materi terkait penyajian situasi kematian bayi dan neonatus Kota Depok – Situasi Terkini dan Implementasinya. “Pada tahun 2020 di Kota Depok, target angka kematian bayi (AKB) adalah 2,16/1000 KH dan untuk realisasinya adalah 1,30/1000KH, sehingga target dapat dikatakan tercapai. Sedangkan angka kematian ibu (AKI) belum mencapai target RPJMD. Strategi yang bisa dilakukan untuk memenuhi target antara lain dengan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan, pemenuhan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan meningkatkan pengendalian penyakit,” ujar drg. Novita.
Selanjutnya, Hasil Kajian Kebijakan Perawatan Metode Kanguru oleh tim LPDP FKM UI disampaikan oleh Prof. Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D (Tim PMK LPDP). “PMK adalah intervensi berteknologi rendah, berbiaya rendah yang dapat memfasilitasi peningkatan pertambahan berat badan BBLR/bayi prematur,” ujar Prof. Yeni. Pada pemaparannya, Prof. Yeni juga mengatakan bahwa dari hasil analisis dan tindak lanjut dapat disimpulkan bahwa kebijakan terkait perawatan metode kanguru di Kota Depok belum memiliki aturan yang spesifik. Oleh karena itu, dibentuk policy brief berupa pilihan bentuk kebijakan, SDM, kriteria bayi yang dirawat dengan PMK, sistem rujukan BBLR dan PMK, monev, fasilitas dan sarana PMK, pembiayaan pelaksanaan PMK, dan pelibatan lintas sektor dalam implementasi PMK. Hal ini dilakukan karena perawatan metode kanguru telah terbukti memiliki banyak manfaat, terutama dengan asuhan yang berkesinambungan. Namun, Prof. Yeni mengatakan bahwa kendala yang ditemukan dilapangan adalah belum adanya kebijakan yang menjamin asuhan yang berkesinambungan untuk program ini.
Sesi selanjutnya diberikan Sosialisasi Perwali Nomor 89 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perawatan Metoda Kanguru oleh Drg. May Haryanti selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai jawaban dari kekhawatiran Prof. Yeni pada materi yang ia sampaikan sebelumnya. Dokter Agung Zentyo, BMedSc sebagai perwakilan Komunitas Orang Tua Bayi Prematur Indonesia menanggapi bahwa banyak orang tua yang belum paham terkait metode kanguru dan fasyankes pun belum memberikan sosialisasi kepada keluarga mengenai PMK.
Harapan dari dilaksanakannya seminar ini, perwali implementasi PMK di Kota depok dapat dilaksanakan dengan baik, nakes di fasyankes dapat lebih mantap mengedukasi ibu melaksanakan PMK dan mengajak stakeholder lainnya untuk melaksanakan PMK bagi bayi baru lahir prematur dan BBLR serta dapat direplikasi oleh kota-kota lainnya. (YOL)