Kamis, 22 April 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan Seminar Nasional (Daring) Intervensi dan Edukasi Pemberdayaan Masyarakat untuk Menurunkan Kematian Bayi Baru Lahir: Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19 serta Tantangan ke Depan. Seminar yang masuk ke seri 18 dari seminar online FKM UI ini dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang dan dilaksanakan melalui platform Zoom. Seminar ini bertujuan untuk meninjau hasil atau pengalaman intervensi edukasi dan perubahan perilaku melalui pemberdayaan masyarakat terkait hasil kajian, riset serta pemikiran mahasiswa sebelum COVID-19 dan implikasinya sesudah pandemi.
Seminar dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc. dan dimoderatori oleh Dr. Zarfiel Tafal, MPH., Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp. A(K)., dan Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, MPH.
Pada sesi keynote Speech 1 dengan topik “Perjuangan Perempuan dan Semangat Ibu Kartini: Edukasi untuk Mencegah Kematian Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir-Tantangan Saat Pandemi”, hadir Solita Sarwono, MA, MPH, Ph.D sebagai keynote speaker. Doktor Solita menyampaikan bahwa “Dalam masa pandemi kaum perempuan berada di garda terdepan untuk membantu yang sakit dan mencegah penularan COVID-19. Ibu hamil memproduksi antibodi yang dapat menangkal COVID-19. Tetapi ibu hamil dapat menularkan corona kepada janinnya, karena antibodi sang ibu tidak masuk ke dalam tali pusar. WHO menganjurkan agar ibu hamil dan menyusui tetap diberi vaksin namun harus disertai konseling tentang vaksinasi baik manfaat dan efek samping yang mungkin timbul,” tutur Doktor Solita.
Selanjutnya, pada sesi keynote speech 2 yang mengangkat topik “Intervensi Promosi Kesehatan untuk Pemberdayaan Ibu BBLR dan Keluarga: Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19”, hadir Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH., sebagai keynote speaker. Prof. Hadi menyampaikan bahwa pada masa sekarang, pendekatan health education telah dikombinasikan dengan health promotion. Lebih lanjut, Prof. Hadi menjelaskan bahwa dalam intervensi promosi kesehatan dibagi menjadi 7 kategori yaitu strategi komunikasi, pendidikan kesehatan, kebijakan kesehatan, perubahan lingkungan, penguatan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, serta lainnya yaitu kombinasi dari strategi-strategi tersebut.
Seminar selanjutnya dilaksanakan dengan sesi panel, materi-materi yang disampaikan pada sesi ini antara lain: Pada Panel 1, panelis 1, Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, membahas tentang “Masalah BBLR, Kebijakan dan Program di Indonesia: Sebelum dan Saat Pandemi”. Panelis kedua, Dr. Susilo Damarini, SKM., MPH, menyampaikan tentang “Efek Stimulasi Pijat Bayi oleh Keluarga Terhadap Tumbuh Kembang Bayi Prematur di Bengkulu dan Implikasinya Saat Pandemi Covid-19”.
Pada panel 2, Dr. Eviana Sumarti Tambunan, SKp., MKM membahas “Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Terhadap Praktik Orang tua pada Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah di Jakarta Pusat dan Implikasinya Saat Pandemi COVID-19”. Kedua, Dr. Intan Silviana Mustikawati, SKM., MPH, menyampaikan tentang “Pengaruh Pendampingan Kader Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Jakarta Utara dan Implikasinya Saat Pandemi COVID-19”.
Kemudian, pada panel 3, perwakilan dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta membahas “Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Sebelum dan Saat Pandemi di Wilayah Dinkes DKI Jakarta” serta materi terkait “Model Inovasi Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Terintegrasi: Sebelum dan Saat Pandemi (Yayasan Bumi Sehat)” yang disampaikan oleh Robin Lim, CPM (Bidan). Terakhir, materi tentang “Model Inovasi Paket Pelatihan (Daring) untuk Ibu Hamil dan Ibu Baduta (Bawah Dua Tahun) sebagai salah satu tool untuk edukasi” yang disampaikan oleh Mahasiswa Pascasarjana Peminatan Kesehatan Reproduksi FKM UI.
Diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan merupakan salah satu langkah penting agar hasil riset dapat diolah menjadi kebijakan yang bermanfaat. Melalui kegiatan mahasiswa dalam pendidikan, riset dan advokasi kebijakan semacam ini, diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan berharga bagi kebijakan bidang kesehatan terkait. (YOL)