Pada Selasa, 22 Maret 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menggelar seminar online melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube FKM UI. Seminar online seri 6 ini bertemakan “Pemanfaatan Buku Budaya Akademik sebagai Wujud Penerapan Nilai Integritas di Lingkungan Kampus”.
“Tahun 2021 lalu, FKM UI telah berhasil mendapatkan Anugerah Predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Namun capaian tersebut tidak membuat kami berhenti, karena selanjutnya FKM UI akan berusaha untuk memperjuangkan predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Untuk mencapai hal tersebut, seluruh sivitas akademika diharapkan membentuk perilaku insan akademis yang berintegritas dan berbudaya. Dan saya rasa melalui buku Budaya Akademik inilah bisa menjadi langkah awal untuk menuntun kita semua mengetahui langkah apa saja yang kita butuhkan dan harus ditempuh untuk mencapai hal itu,” ujar Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., pada sambutannya.
Acara ini membahas tentang garis besar buku Budaya Akademik yang ditulis oleh Prof. Dr. dr. A. Daldiyono, Sp.PD, KGEH dan Prof. Dr. dr. L. Meily Kurniawidjaja, M.Sc., Sp.Ok. Buku ini memberikan kontribusi konsep penjabaran makna dari budaya akademik, yang diharapkan berfungsi sebagai stimulus awal dalam mengembangkan konsep yang lebih sempurna dan dapat diterapkan oleh seluruh lapisan sivitas akademika dan masyarakat Indonesia.
Pemaparan materi diawali oleh Prof. Dr. dr. L. Meily Kurniawidjaja, M.Sc., Sp.Ok., selaku Penulis Buku Budaya Akademik dan Guru Besar FKM UI. Prof. Meily membahas secara garis besar bahwa buku ini terdiri dari delapan ranah kajian, yaitu berpikir akademik, etika akademik, perilaku akademik, teori tentang berpikir, teori tentang sains, teori tentang kebenaran dan kesalahan, teori tentang belajar dan mengajar, serta keindonesiaan dalam perspektif budaya.
Lebih lanjut, Prof. Meily pun menjelaskan bahwa bentuk dan struktur budaya akademik terdiri dari 3 komponen, yaitu berpikir akademik, etika akademik, dan perilaku akademik. “Perkembangan suatu budaya akademik dipengaruhi oleh waktu dan mutu yang semakin meningkat, berpikir akademik merupakan suatu pola pikir yang objektif, rasional dan universal tentang sains yang merupakan inti dari segala proses berpikir. Pada Prima Facie of Ethics terdapat otonomi, beneficence dan nonmaleficence, dan justice yang tidak hanya digunakan untuk disiplin ilmu kedokteran, tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai bidang multidisiplin,” terang Prof. Meily.
Prof. Dr. dr. A. Daldiyono, Sp.PD, KGEH selaku Penulis Buku Budaya Akademik dan Guru Besar FK UI, kemudian menjelaskan lebih lanjut salah satu komponen budaya akademik, yakni perilaku akademik. Menurut Prof. Daldiyono, perlu adanya pembahasan budaya akademik yang nantinya dalam kampus dapat melihat idealisme para penulis, etika, logika, dan teori pendidikan serta hasil dari berpikir akademik dan etika akademik yang menghasilkan perilaku akademik.
Melalui seminar ini diharapkan seluruh unsur di dunia akademik baik itu pimpinan, dosen, dan mahasiswa sebagai komponen kampus dapat menjalankan tugas dan fungsi sebaik-baiknya. Kebebasan akademik harus dijunjung tinggi secara bertanggung jawab dengan etika, sopan santun, dan budaya identitas. (AHS)