Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali melaksanakan sidang terbuka Promosi Doktor Epidemiologi pada 2 Juli 2025 di Ruang Promosi Doktor FKM UI dengan promovendus Rifai Ali.
Sidang dipimpin oleh Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., sebagai ketua penguji, didampingi oleh promotor Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita Hatma, M.P.H., serta dua Ko-promotor yakni Dr. Ir. Umi Fahmida, M.Sc., dan Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc. Bertindak sebagai tim penguji Prof. dr. Hadi Pratomo, M.P.H., Dr.PH.; Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K); Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN.; dan Dr. Hera Nurlita, SSIT., M.Kes.
Dalam disertasinya yang berjudul “Pengaruh Edukasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal terhadap Perubahan Praktek Pemberian Makan, Asupan Gizi dan Status Gizi Anak Baduta di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo”, Rifai menyoroti pentingnya edukasi gizi berbasis potensi pangan lokal sebagai pendekatan strategis dalam mencegah stunting.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo—wilayah dengan kekayaan pangan lokal yang tinggi namun masih menghadapi tantangan gizi anak usia dini. Rifai menjelaskan bahwa praktik pemberian makan yang kurang optimal, khususnya pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting dan kekurangan zat gizi mikro.
Melalui intervensi edukasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGS-PL), Rifai membuktikan adanya peningkatan signifikan dalam praktik pemberian makan anak. Hal ini ditunjukkan oleh skor Dietary Diversity Score (DDS) yang lebih tinggi pada kelompok intervensi (p = 0,048), serta peningkatan asupan energi, protein, vitamin A, folat, zat besi, dan seng (p < 0,05). Selain itu, terjadi perbaikan status gizi pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (p = 0,007) dan penurunan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (p = 0,034), meskipun tidak ada perubahan signifikan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U).
Pada pengukuran biomarker status besi, yakni serum ferritin dan serum transferrin receptor, kelompok intervensi menunjukkan tren peningkatan dibanding kelompok kontrol, meskipun belum signifikan secara statistik.
Rifai menyimpulkan bahwa kombinasi edukasi intensif, keterlibatan peer educator, serta demonstrasi memasak berbasis pangan lokal terbukti efektif dalam membentuk perilaku positif ibu dalam pemberian makan anak. Model ini dinilai potensial untuk direplikasi sebagai bagian dari program intervensi gizi berbasis komunitas dalam upaya pencegahan stunting, khususnya di wilayah yang kaya akan pangan lokal seperti Gorontalo.
Lebih lanjut, Rifai merekomendasikan agar pemerintah daerah maupun pusat mengintegrasikan edukasi gizi berbasis PGS-PL dengan pendekatan Linear Programming ke dalam layanan puskesmas dan posyandu. Rifai juga menekankan pentingnya keterlibatan kader serta peer educator sebagai motor penggerak perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam praktik pemberian makan anak.
Melalui pendekatan Social and Behavior Change Communication (SBCC) yang didukung modul PGS-PL, Rifai optimis praktik pemberian makan yang lebih baik dan berkelanjutan dapat terwujud, sehingga berdampak nyata pada perbaikan status gizi anak Indonesia.
Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Rifai Ali berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam bidang ilmu Epidemiologi sebagai lulusan ke-473 di program doktor FKM UI secara keseluruhan. (promovendus)