Salah satu sesi planeri yang diselenggarakan di hari kedua, 10 September 2019 The 3rd FPH UI Scifes 2019 adalah “Smart Health Promotion in a Digital Era- Challenges and Opportunities-” oleh Adjunct Associate Professor National Yang-Ming University, Dr. Shu Ti Chiou.
Shu Ti Chiou mengawali planeri dengan memaparkan latar belakang adanya smart health promotion yaitu untuk mencapai SDG nomor 9.c: Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkaunya internet di negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020. Maka dari itu, dalam pemaparannya, narasumber menceritakan pengalaman pemerintah Taiwan dalam membuat Shanghai Declaration on Promoting Health in the 2030 Agenda pada tahun 2016 yang isinya mencakup good governance, healthy & sustainable cities and communities, dan healthy literacy for all.
Dr. Shu Ti Chiou menjelaskan kondisi digital health secara umum saat ini. Aplikasi yang ada di dalam smartphone saat ini sangat memfasilitasi pengguna pada digitalisasi komunikasi dan informasi kesehatan, monitoring dan pelacakan individu, game digital yang berhubungan dengan kesehatan, kebugaran dan lain-lain. Namun disisi lain digitalisasi juga membuka peluang terjadinya ancaman kesehatan seperti pada tidak lagi terjaganya kerahasiaan informasi pribadi, cyber bullying, penyebar luasan informasi yang tidak sehat dan sebagainya.
Shu Ti Chiou membagikan informasi bahwa di Taiwan smartphone merupakan tools untuk mengakses internet dan sebanyak 97% warga negara China menggunakan smartphone. Lalu, dari semua pemilik smartphone terdapat 2/3 nya mempunyai health & fitness app.
Disampaikan pula beberapa contoh penerapan smart health promotion di Taiwan, yaitu : e-public communication, open data, apps, health clouds & personal e-health account, dan smart schools.
Lebih lanjut Dr. Shu Ti Chiou menjelaskan bahwa “Salah satu kegunaan internet yaitu untuk mencari informasi dan pengetahuan, tetapi laman yang berhubungan dengan promosi kesehatan masih belum menjadi top website di dunia,” ujarnya.
Dalam penutupannya, Shu Ti Chiou menekankan dengan lebih memperhatikan peraturan, infrastruktur, dan data terkait digital health, masyarakat Indonesia akan menjadi lebih sehat di masa depan.