Mengawali tahun 2024, pada Rabu, 10 Januari 2024, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menerima studi kunjungan dari SMA IT Asy-Syukriyyah Tangerang. Sebanyak 80 siswa dan 7 guru melaksanakan kunjungan yang bertujuan untuk mengetahui keilmuan yang ada di FKM UI serta informasi seputar seleksi penerimaan mahasiswa baru. Bertempat di Aula A FKM UI, kunjungan diterima oleh Manajer Akademik, Dr. Laila Fitria, S.K.M., M.K.M.; Ketua Program Studi Sarjana Gizi, Dr. Ir. Diah M. Utari, M.Kes., serta Ketua Program Studi Sarjana Kesehatan Lingkungan, Dr. Ema Hermawati, S.Si., M.K.M.
Manajer Akademik FKM UI, Dr. Laila Fitria, S.K.M., M.K.M., memberikan informasi seputar profil umum FKM UI kepada para peserta kunjungan. Saat ini, FKM UI memiliki 4 (empat) program studi sarjana yaitu Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Program Studi Sarjana Gizi, Program Studi Sarjana Kesehatan Lingkungan, serta Program Studi Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja. “Keempat program studi sarjana yang dimiliki FKM UI sudah terakreditasi unggul dari lembaga akreditasi nasional serta dua program studi dengan akreditasi internasional yaitu Program Studi Sarjana Gizi yang telah terakreditasi dari AUN, serta Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat yang telah terakreditasi dari AHPGS,” tutur Dr. Laila. Informasi seputar seleksi masuk baik melalui jalur SNBP, SNBT, SIMAK, dan PPKB juga dijelaskan oleh Dr. Laila. Selain itu, Dr. Laila juga menjelaskan informasi terkait Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat dan Program Studi Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sementara itu, Dr. Diah memberikan penjelasan seputar Program Studi Sarjana Gizi kepada para peserta kunjungan. Program Studi Sarjana Gizi FKM UI didirikan untuk menjawab tantangan penyelesaian masalah gizi yang ada. “Masalah yang berkaitan dengan gizi bisa menjadi masalah intergenerasi yang akan diwariskan ke generasi selanjutnya. Oleh karena itu, FKM UI berupaya menyiapkan calon-calon ahli gizi kesehatan masyarakat untuk membantu memecahkan permasalahan gizi ini,” tutur Dr. Diah.
“Pengolahan makanan agar memiliki nilai dan kandungan gizi yang baik tidak hanya menjadi ilmu bagi mahasiswa gizi, di kesehatan lingkungan pun mahasiswa belajar bagaimana mengelola bahan makanan terhindar dari kontaminasi agar tetap baik untuk digunakan,” tutur Dr. Ema menyambung informasi dari Dr. Diah. Doktor Ema memberikan penjelasan seputar Program Studi Sarjana Kesehatan Lingkungan seperti informasi kurikulum, kegiatan kemahasiswaan, staf pengajar, kompetensi lulusan, serta prospek karir lulusan. “Lulusan dari Sarjana Kesehatan Lingkungan bisa menjadi sanitarian, praktisi HSE, mikrobiolog kesehatan, entomolog, manajer dan administrator bidang kesehatan, serta auditor kesehatan lingkungan,” tambah Dr. Ema.
Selain berbagai informasi di atas, informasi kunci yang menjadi pertanyaan bagi para peserta kunjungan adalah apakah lulusan kesehatan masyarakat nantinya akan sama dengan dokter? Kesehatan masyarakat adalah ilmu yang mempelajari cara pencegahan terjadinya penyakit. Kesehatan masyarakat bergerak di lingkup komunitas, sementara dokter mempelajari cara menyembuhkan penyakit dengan lingkup individu. “Jadi, ahli kesehatan masyarakat berupaya untuk mencegah penyakit atau preventif di masyarakat atau komunitas, sementara dokter bertugas menyembuhkan individu yang sudah sakit atau kuratif, itulah perbedaan ahli kesehatan masyarakat dengan dokter,” pungkas Dr. Laila. (wrk)