Bantu Kembangkan Program K3, FKM UI Lakukan Observasi Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko di Puskesmas Warung Jambu

Selama satu minggu sejak 21 hingga 25 November 2022, mahasiswa Program Studi Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor. Sebanyak 9 (Sembilan) orang mahasiswa S-1 K3 FKM UI ini berada di bawah bimbingan Dr. Robiana Modjo, salah satu Dosen di Departemen K3 FKM UI yang juga merupakan Ketua Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Sebagai tempat kerja, Puskesmas memiliki karakteristik unik, yakni multiprofesi dan multi faktor risiko. Kedua karakteristik ini menggambarkan keberagaman bahaya dan risiko yang terkandung dalam setiap proses kerja. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja di Puskesmas, program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dianggap penting untuk dibuat dan dikembangkan. Puskesmas harus menjadi lingkungan yang selamat dan sehat, sehingga pekerja –dalam hal ini terdiri atas berbagai macam profesi kesehatan dan tenaga non-kesehatan– bisa tetap produktif dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Kegiatan PBL dari tim mahasiswa S-1 K3 FKM UI menjadi salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang diawali dengan melakukan observasi langsung untuk menyusun Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR) yang menjadi dasar dari pembuatan dan pengembangan program K3 selanjutnya. “IBPR adalah dokumen penting yang perlu dimiliki fasilitas pelayanan kesehatan. Selain sebagai penentu program K3, IBPR juga dibutuhkan untuk keperluan akreditasi,” ujar Dr. Robiana Modjo.

Puncak dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelaksanaan kegiatan workshop dengan judul “Implementasi K3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)”. Kegiatan ini dirumuskan dalam rangka membantu Puskesmas Warung Jambu menyusun kebijakan dan program K3 untuk menjaga seluruh pekerjanya. “Kegiatan ini untuk me-refresh kembali pengetahuan kita tentang K3,” kata dr. Megawati Sihombing, Kepala Puskesmas Warung Jambu.

Dokter, dokter gigi, perawat, bidan, analis, sanitarian, dan profesi lainnya turut hadir di acara tersebut. Antusiasme terlihat dari serangkaian pertanyaan terkait kondisi kerjanya yang mungkin berpotensi menyebabkan risiko keselamatan atau kesehatan. Materi workshop tersebut akan dijadikan buku saku yang nantinya bisa digunakan oleh Fasyankes lain untuk mengembangkan kebijakan dan program K3 di tempat masing-masing.

“Kami akan terus memperbaiki dan mengembangkan buku saku ini, agar nantinya bisa bermanfaat sebagai acuan atau referensi awal Fasyankes untuk menciptakan lingkungan kerja yang selamat dan sehat,” ujar Emanita Parameswari, salah satu mahasiswa dari tim PBL S-1 K3 FKM UI.