Cegah Bunuh Diri pada Remaja, FKM UI adakan Kuliah Tamu dan Bedah Buku “Cegah Bunuh Diri Remaja: Yuk, Deteksi!”

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Kuliah Tamu dan Bedah Buku “Cegah Bunuh Diri Remaja: Yuk, Deteksi!” pada Jum’at, 11 November 2022. Acara yang disponsori oleh Penerbit KOMPAS ini diadakan secara hybrid di Aula G FKM UI dan Platform Zoom Meeting.

Pada awal acara terdapat berbagai sambutan dari pihak-pihak yang turut antusias dan mendukung terbitnya buku ini. Sambutan disampaikan oleh Sekretaris Universitas, Universitas Indonesia, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D; Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc.; Manajer Kemahasiswaan FKM UI, Dien Anshari, S.Sos., M.Si., Ph.D.; serta Wakil Redaktur Pelaksana Harian KOMPAS, Haryo Damardono.

Keynote Speech mengenai kesehatan mental pada remaja dan dewasa muda disampaikan oleh Ketua Kelompok Studi Kesehatan Reproduksi FKM UI, Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc. Remaja dan dewasa muda merupakan masa transisi dimana menurut survei, sekitar 20,5%nya mengalami masalah emosional. “Gangguan emosional tadi bisa berlanjut menjadi beberapa gangguan, seperti ansietas, depresi, dan stres,” papar Prof. Sabarinah. Data WHO bahkan menunjukkan bahwa bunuh diri adalah penyebab kematian tertinggi ke-4 pada populasi umur 15-29 tahun. Oleh karena itu, UI sendiri telah memiliki beberapa upaya pencegahan gangguan kesehatan mental seperti Aplikasi SePI, Self-Learning Module untuk penguatan, dan webinar-webinar mengenai kesehatan mental.

Acara dilanjutkan dengan bedah buku “Cegah Bunuh Diri Remaja: Yuk, Deteksi!” yang dikupas langsung oleh penulisnya, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ. Buku ini merupakan

modifikasi dari disertasi yang ditulis Dr. Nova selama masa studinya di FKM UI. Pemaparan pada sesi Jumat kemarin terbagi menjadsi 3 (tiga): proses penulisan, proses penelitian, serta remaja dan pandemi. Doktor Nova telah menaruh perhatian pada kesehatan mental remaja sejak tahun 2012 melalui inovasinya yang berjudul Mobile Mental Health Service (MMHS), sebuah pelayanan kesehatan jiwa keliling. Proses penelitiannya sendiri bermula dari studi yang menunjukkan bahwa 50-70% psikiater akan kehilangan setidaknya seorang pasien karena bunuh diri. “Risiko bunuh diri penting untuk diukur karena ini merupakan langkah pertama dalam pencegahan bunuh diri,” ujar Dr. Nova. Temuan Dr. Nova telah dipublikasikan pula dalam berbagai jurnal ilmiah dan juga menjadi dasar instrumen pada pedoman pencegahan dan penanganan bunuh diri.

Buku “Cegah Bunuh Diri Remaja: Yuk, Deteksi!” sendiri merupakan popularisasi dari faktor risiko bunuh diri pada remaja. Sedangkan Aplikasi SePI kemudian dikembangkan sebagai terapan identifikasi individual faktor risiko, untuk mendapatkan link bantuan profesional.

Sebelum dilanjutkan ke pembahas, terdapat catatan tepi yang disampaikan oleh Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo, remaja kakak beradik usia 13 dan 12 tahun Pemenang berbagai Olimpiade Matematika dan Sains. Mischka dan Devon menyampaikan kekhawatirannya mengenai angka masalah kesehatan mental yang terus meningkat dan bagaimana pihak-pihak terkait, khususnya sekolah, perlu meningkatkan upaya kesehatan mental.

Selanjutnya, Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UI Dr. dr. Fransiska Kaligis, Sp.KJ(K), hadir sebagai pembahas. Sosial media merupakan faktor besar terhadap remaja dalam menimbulkan ide dan tindakan bunuh diri. Untuk mencegah bunuh diri, keluarga merupakan faktor kunci yang berperan penting. Diperlukan pula kerja sama lintas sektoral dimana sekolah atau institusi pendidikan dapat menjadi salah satu sektornya.

Kegiatan ini bukan kali pertama FKM UI mengangkat isu kesehatan mental. Kedepannya, FKM UI berkomitmen akan terus mendukung kegiatan yang akan memperkaya pengetahuan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan mental. (BK)