Departemen Gizi FKM UI Perkenalkan “Puzzle Gizi Cerdas” sebagai Inovasi Edukasi Cegah Stunting di Kampung Lio

Depok, 23 November 2025 — Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menghadirkan inovasi edukasi yang sederhana namun efektif untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting di masyarakat. Melalui media pembelajaran “Puzzle Gizi Cerdas: Cegah Stunting dengan Gizi Seimbang”, FKM UI memperkuat kapasitas kader posyandu dalam menyampaikan pesan gizi secara menarik, interaktif, dan mudah dipahami oleh ibu balita. Terobosan ini sejalan dengan komitmen FKM UI sebagai bagian dari UI Unggul dan Impactful, yang terus menghadirkan solusi berbasis ilmu pengetahuan untuk menjawab tantangan kesehatan masyarakat.

Puzzle Gizi Cerdas terdiri dari 16 potongan puzzle bergambar Isi Piringku yang dilengkapi pertanyaan edukatif di bagian belakang, mulai dari “Apa isi piringku untuk balita?” hingga “Bagaimana pemberian makan responsif itu?”. Media ini dirancang untuk membantu kader menyampaikan informasi gizi melalui cara bermain sambil belajar, sehingga pesan penting tentang pola makan seimbang dapat diterima dengan lebih baik.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Triyanti, S.K.M., M.Sc., Dosen Departemen Gizi FKM UI. Program diawali dengan Training of Trainers (ToT) untuk 20 kader dari lima RW di Kampung Lio, yang diselenggarakan di Puskesmas Pancoran Mas. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Puskesmas, dr. Euis Siti Nuryani, yang menekankan pentingnya metode edukasi yang sederhana, mudah diingat, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari agar ibu balita dapat memahami pesan gizi dengan lebih cepat.

Dalam sesi ToT, Triyanti bersama Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc. dan empat orang mahasiswa Program Studi Gizi FKM UI, tidak hanya mengajarkan teori mengenai stunting dan gizi seimbang, tetapi juga memperkenalkan cara penggunaan Puzzle Gizi Cerdas serta teknik komunikasi efektif. Pendekatan ini bertujuan agar kader dapat menyampaikan edukasi dengan lebih ramah, tidak menggurui, dan mampu mendorong perubahan perilaku positif pada ibu balita.

Setelah pelatihan, kegiatan berlanjut dengan pendampingan lapangan di lima posyandu selama 11–14 November 2025. Tim pengabdi yang turut didampingi oleh Guru Besar FKM UI Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H., serta Ketua Departemen Gizi dr. Fathimah S. Sigit, M.Res., Ph.D., mendukung langsung kader dalam mempraktikkan metode puzzle saat memberikan edukasi. Sebanyak 40 ibu balita menjadi penerima manfaat langsung dari kegiatan ini.

Dalam setiap sesi, kader mengajak ibu balita menyusun puzzle hingga gambar “Isi Piringku Seimbang: Anak Sehat & Cerdas” terbentuk. Setelah itu, ibu diminta mengambil satu potongan puzzle dan menjawab pertanyaan di baliknya. Pertanyaan yang diajukan sangat relevan dengan pencegahan stunting, seperti pemantauan tumbuh kembang, sumber protein hewani, hingga dampak konsumsi gula berlebih. Metode permainan ini membuat suasana edukasi lebih interaktif; ibu balita lebih aktif bertanya dan lebih mudah mengingat informasi yang disampaikan. Para kader juga menyampaikan bahwa metode puzzle meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam memberikan edukasi.

Selain media puzzle, kader juga menerima Modul Gizi dan Panduan Penggunaan Puzzle agar kegiatan edukasi dapat terus berlanjut secara mandiri. Selain itu, ketiga media edukasi inipun sudah mendapatkan Sertifikat Pencatatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada tanggal 21 November 2025 lalu. Kehadiran dosen dan guru besar dalam pendampingan menjadi wujud nyata komitmen FKM UI dalam memperkuat kapasitas kader posyandu sebagai garda terdepan pencegahan stunting.

Kami ingin kader tidak hanya memahami konsep stunting, tetapi juga mampu menjelaskan kepada ibu balita dengan cara yang menyenangkan dan mudah diterima. Puzzle ini menjadi jembatan komunikasi yang efektif,” ujar Triyanti.

Inovasi Puzzle Gizi Cerdas menunjukkan kontribusi nyata FKM UI dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi sekaligus memperkuat peran UI sebagai perguruan tinggi yang menghadirkan solusi Unggul, Berdampak, dan Berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan edukatif yang sederhana namun efektif, diharapkan masyarakat dapat semakin mudah memahami pentingnya gizi seimbang dalam mencegah stunting, sehingga upaya peningkatan kesehatan anak Indonesia dapat berjalan lebih optimal. (Gizi)