Mendukung program nasional penurunan angka stunting, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Puskesmas di Kota Depok merancang program pemberdayaan remaja melalui revitalisasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Saat ini, pemanfaatan PKPR masih belum optimal dan keberadaan PKPR pun belum dikenal luas. Dilaksanakan pada Kamis dan Sabtu, 17 dan 19 Oktober 2024 di Puskesmas Kalimulya Depok, program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan TIM Pengabdian Masyarakat FKM UI ini bertujuan meningkatkan kapasitas dialogis dan membangun relasi intersubjektif antara petugas dan remaja sebagai upaya meningkatkan daya tarik PKPR bagi remaja untuk memanfaatkannya. Pemanfaatan PKPR diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja akan peran strategisnya dalam pencegahan stunting sejak dini.
Mengutip data United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan WHO, angka prevalensi stunting Indonesia menempati urutan ke-27 dari 154 negara. Sementara di antara negara-negara Asia, Indonesia berada di urutan ke-5. Meskipun angka stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022, target nasional untuk angka prevalensi stunting sebesar 14% di tahun 2024 masih belum tercapai. Situasi serupa terjadi di Kota Depok, Jawa Barat. Kota Depok memiliki 22 kelurahan yang mencatat peningkatan prevalensi stunting.
Remaja memainkan peran kunci dalam upaya pencegahan stunting. Bonus demografi saat ini menjadikan kelompok usia remaja sebagai populasi yang signifikan dengan lebih dari 23% penduduk Kota Depok berada dalam rentang usia tersebut. Namun, tantangan terbesar adalah rendahnya kesadaran remaja akan kesehatan diri sendiri, khususnya terkait dengan risiko menghasilkan generasi stunting karena asupan gizi yang tidak seimbang, anemia, dan pernikahan dini. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hanya 24,6% Remaja Putri (Rematri) yang telah menjalani skrining anemia dari target sebesar 70%.
Menurut Prof. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, M.A.R.S., Ketua Program Pengabdian Masyarakat FKM UI, “Kesehatan remaja adalah kunci penting dalam membentuk generasi masa depan yang bebas dari stunting. Melalui revitalisasi PKPR di puskesmas, kami ingin membangun hubungan yang lebih baik antara petugas kesehatan dan remaja, agar mereka lebih sadar dan bertanggung jawab atas kesehatan mereka, serta dapat berperan sebagai agen perubahan.”
Program PKPR merupakan program yang berfokus melakukan upaya pencegahan stunting pada para remaja putri. Akan tetapi, pengimplementasian program ini di Kota Depok menemui segelintir masalah. Program revitalisasi PKPR bertujuan untuk mengatasi beberapa masalah utama, seperti:
1. Kurangnya target PKPR berbasis wilayah yang terintegrasi dengan pencegahan stunting.
2. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur yang mempengaruhi keberlangsungan pelayanan PKPR.
3. Minimnya dukungan lintas sektor dalam memperkuat upaya PKPR.
4. Rendahnya partisipasi remaja sebagai sasaran program.
Melalui penguatan dialog dan pendekatan relasi intersubjektif, program ini tidak hanya akan meningkatkan kompetensi petugas kesehatan, tetapi juga mengajak remaja untuk terlibat lebih aktif dalam kegiatan pencegahan stunting.
Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen terhadap peningkatan kesehatan masyarakat ingin turut serta dalam mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting, khususnya di Kota Depok. Melalui basis ilmiah yang kuat dan teknologi manajemen sistem terbuka, program ini diharapkan dapat menjadi model intervensi yang efektif dan berkelanjutan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) di sisi lain adalah salah satu institusi terkemuka di Indonesia dalam bidang kesehatan masyarakat. FKM UI memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan program-program inovatif yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari upaya ini, FKM UI terlibat aktif dalam berbagai inisiatif pengabdian masyarakat yang bertujuan memecahkan permasalahan kesehatan nasional, termasuk dalam upaya penurunan angka stunting.
“Depok adalah salah satu kota terbesar di Jawa Barat, dan sebagai tempat di mana FKM Universitas Indonesia berada, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi secara nyata dalam menyukseskan program nasional ini,” tambah Prof. Dumilah.
Program revitalisasi PKPR ini diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi remaja di Puskesmas Kota Depok. Melalui pemberdayaan remaja dan revitalisasi PKPR, para remaja tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga berperan aktif sebagai agen perubahan menuju Kota Depok tanpa stunting di masa yang akan datang.