Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali melahirkan doktor dari prodi doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bob Andinata mempertahankan disertasinya di bidang deteksi dini kanker payudara dalam sidang promosi doktor pada Kamis, 4 Juli 2025, di Ruang Promosi Doktor, Gedung G FKM UI. Disertasi Bob yang berjudul “Model Prediksi Diagnosis Klinis Kanker Payudara di Pelayanan Kesehatan Primer Menggunakan Skor Malignansi ‘Probability of Breast Cancer (BOBAN)’”, Bob mengembangkan sebuah model prediksi untuk membantu diagnosis kanker payudara di tingkat pelayanan kesehatan primer.
Kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama secara global, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data GLOBOCAN 2022, Indonesia mencatat 6.271 kasus baru kanker payudara atau sekitar 16,2% dari seluruh kasus baru di dunia, dengan jumlah kematian mencapai 22.598 jiwa. Angka ini menempatkan kanker sebagai penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia.
Tingginya angka kematian akibat kanker dipicu oleh tiga faktor utama: keterlambatan pasien dalam mencari pertolongan medis (patient delay), keterbatasan kemampuan diagnosis dokter umum (doctor delay), serta panjangnya sistem rujukan di layanan kesehatan (system delay). Masalah tersebut mencakup ketidaktahuan masyarakat tentang gejala kanker, minimnya kesadaran akan deteksi dini, rendahnya pengetahuan klinis dokter umum tentang kanker, hingga alur rujukan yang panjang dari fasilitas kesehatan primer hingga tersier.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Bob Andinata mengembangkan skor malignancy yang dinamakan BOBAN, yang dirancang untuk mendukung tenaga kesehatan di layanan primer dalam mendeteksi kemungkinan kanker payudara secara lebih cepat dan tepat. Skor ini dibangun berdasarkan tujuh variabel klinis, yaitu usia, riwayat keluarga tingkat pertama, riwayat melahirkan, riwayat menyusui, benjolan pada payudara, benjolan pada kelenjar getah bening aksila, dan gejala lanjut kanker.
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan metode potong lintang yang dilanjutkan dengan studi kualitatif. Hasil evaluasi terhadap model prediksi ini menunjukkan nilai ROC-AUC sebesar 0,920 (CI 95% 0,892–0,947; p-value 0,00), yang mengindikasikan performa klasifikasi yang sangat baik. Evaluasi kualitatif juga menguatkan bahwa model BOBAN layak diimplementasikan di fasilitas layanan kesehatan primer dan berpotensi digunakan sebagai alat deteksi dini kanker payudara.
Dewan penguji dalam sidang yakni Prof. Dr. dra. Evi Martha, M.Kes.; Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH, FISCM; Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.; Dr. dr. Denni Joko Purwanto, SpB.Subsp.Onk.(K), M.M.; Dr. Emma Rachmawati, Dra., M.Kes.; dan Dr. dr. Mahlil Ruby, M. Kes.; serta dipromotori oleh Prof. dr. Adang Bachtiar, M.P.H, D.Sc. dan Ko-promotor oleh Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc. serta Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc.
Keberhasilan Bob Andinata dalam meraih gelar doktor FKM UI menjadi kontribusi penting dalam upaya memperkuat layanan deteksi dini kanker payudara di Indonesia, khususnya di lini pelayanan kesehatan primer yang menjadi ujung tombak sistem kesehatan nasional. (ITM)