Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Rabu, 26 Juni 2025. Promovenda Putri Citra Cinta Asyura Nasution dari Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat mempertahankan disertasi berjudul “Model Konseptual Strategi Peningkatan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (Studi Kasus: Provinsi Sumatera Utara dan Bali)” di Ruang Promosi Doktor FKM UI. Bertindak sebagai pimpinan sidang, yaitu Prof. Dr. drg. Wachyu Sulistiadi, M.A.R.S. sekaligus sebagai ketua penguji.
Dalam paparannya, promovenda menyoroti bahwa keselamatan pasien merupakan kewajiban rumah sakit dan telah menjadi bagian integral dari sistem akreditasi sejak tahun 2008. Meski demikian, berbagai kendala dan permasalahan masih ditemukan, sehingga keberlanjutan upaya peningkatan keselamatan pasien menjadi tantangan tersendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian disertasi Putri bertujuan merumuskan model konseptual strategi peningkatan keselamatan pasien yang lebih komprehensif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan desain convergent parallel. Data kuantitatif diperoleh dari Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2019 yang melibatkan 523 rumah sakit, serta data akreditasi dari 917 rumah sakit. Analisis dilakukan menggunakan uji chi-square, regresi logistik, dan analisis jalur. Sementara itu, data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen dari enam rumah sakit, Dinas Kesehatan Provinsi, serta Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di wilayah Sumatera Utara dan Bali, dengan total 95 informan. Analisis tematik dilakukan menggunakan perangkat lunak NVivo, dengan kerangka dimensi Malcolm Baldrige dan model implementasi Van Meter-Van Horn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaporan insiden keselamatan pasien berkaitan erat dengan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah lokasi rumah sakit (terutama di wilayah Jawa-Bali), status akreditasi, jumlah tempat tidur (lebih dari 200), kelas rumah sakit (A dan B), penilaian mutu pelayanan, audit internal, serta peran aktif komite keselamatan pasien dan pengendalian infeksi. Walaupun kebijakan keselamatan pasien sudah mulai diterapkan di rumah sakit, tingkat penerapannya masih berbeda-beda tergantung pada siapa yang mengelola rumah sakit dan seberapa besar sumber daya yang dimiliki. “Kepemimpinan yang kuat, sarana dan prasarana yang memadai, serta budaya keselamatan yang dibangun secara konsisten terbukti mampu memperkuat penerapan kebijakan tersebut. Sebaliknya, kurangnya komitmen dan terbatasnya anggaran menjadi hambatan utama,” papar Putri.
Kendala dalam pelaporan insiden juga masih terjadi, baik karena faktor organisasi maupun individu. Berdasarkan temuannya, promovenda menyusun sebuah model strategi peningkatan keselamatan pasien yang mencakup integrasi keselamatan pasien dalam rencana strategis rumah sakit, penguatan kepemimpinan, peningkatan kemampuan staf, penyediaan anggaran yang cukup, pemantauan dan evaluasi secara berkala, serta pelibatan pasien. Model ini diharapkan dapat mendorong perbaikan sistem keselamatan pasien secara menyeluruh dan berkelanjutan di rumah sakit.
Sebagai rekomendasi, manajemen rumah sakit perlu memperkuat peran aktif komite, khususnya Komite Keselamatan Pasien dan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), dengan dukungan sumber daya yang memadai. Rumah sakit juga disarankan untuk mengaktifkan patient safety round secara rutin yang melibatkan unsur direksi, komite, dan manajer. Selain itu, penting untuk mengalokasikan anggaran khusus dalam Rencana Biaya Anggaran (RBA) rumah sakit, serta memanfaatkan inovasi teknologi untuk membangun sistem pelaporan insiden digital yang terintegrasi dengan SIM-RS, rekam medis elektronik, dan sistem peresepan elektronik.
Dalam penyusunan disertasinya, promovenda dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, M.A.R.S. sebagai promotor, serta Prof. dr. Adang Bachtiar, M.P.H., D.Sc. dan Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc. sebagai kopromotor. Sidang promosi doktor ini juga menghadirkan anggota dewan penguji: Dr. dr. Sutoto, M.Kes., FISQua.; Dr. Dra. Emma Rachmawati, M.Kes.; dan Dr. dr. Viera Wardhani, M.Kes. Berdasarkan hasil keputusan pimpinan sidang, Promovenda dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dan memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,85. Putri merupakan doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) FKM UI ke-14 yang lulus pada tahun 2025, doktor IKM FKM UI ke-353, dan doktor ke-464 dari seluruh lulusan Program S3 FKM UI.
Lahir di Medan, Putri Citra Cinta Asyura Nasution juga merupakan dosen aktif yang telah mempublikasikan sejumlah karya ilmiah di jurnal internasional, termasuk satu publikasi pada tahun 2025. Capaian akademik dan kontribusi ilmiahnya menjadi cerminan kualitas pendidikan di FKM UI, yang secara konsisten membina calon doktor untuk tidak hanya unggul dalam penelitian, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat global. Sebagai institusi pendidikan terkemuka di bidang kesehatan masyarakat, FKM UI terus menunjukkan kiprahnya dalam mencetak peneliti dan pemimpin yang tangguh dalam menghadapi tantangan kesehatan di Indonesia dan dunia. (DFD)