Doktor FKM UI Teliti: Efektivitas-Biaya Terapi Kombinasi Metformin+Penghambat Dipeptidil Peptidase-4 Dibandingkan Metformin+Sulfonilurea Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Senin, 18 Juli 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan sidang terbuka promosi doktor atas nama Santi Purna Sari. Dipimpin oleh Prof. Dr. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt. M.Sc., sebagai Ketua Sidang, Prof. Budi Hidayat, S.K.M., M.P.P.M., Ph.D., sebagai Promotor, Prof. Dr. drg. Madiati Nadjib, M.S., dan Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp.PD-KEMD sebagai Ko-Promotor. Sementara tim penguji terdiri dari Prof. dr. Hasbullah Thabrany, M.P.H., Dr.PH.; Prof. Dra. Retnosari Andrajati, Apt., M.S., Ph.D.; dan Dr. Dra. Agusdini Banun S., Apt., MARS. Santi mempertahankan disertasi berjudul “Efektivitas-Biaya Terapi Kombinasi Metformin+Penghambat Dipeptidil Peptidase-4 Dibandingkan Metformin+Sulfonilurea Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2”.

Sidang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting yang dihadiri pula oleh Prof. Dr. Arry Yanuar, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, dan Dr. Rini Fatma Kartika, S.Ag., M.H., selaku Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Jakarta.

“Pada tahun 2021, menurut International Diabetes Federation (IDF) mencatat Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6%,” ujar Santi membuka pemaparan ringkasan disertasinya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas klinis dan efektivitas-biaya terapi kombinasi metformin+DPP4i dan metformin+sulfonilurea pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Kemudian, melalui penelitian ini diharapkan terdapat manfaat untuk menghasilkan model terapi kombinasi diabetes melitus tipe 2 yang lebih cost-effective serta dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengelolaan diabetes melitus tipe 2 dalam formularium rumah sakit.

Penelitian dilakukan melalui desain penelitian yang terbagi menjadi dua tahap, yakni kohort retrospektif meliputi rekam medik dan wawancara dengan kuesioner EQ-5D-5L, dan decision tree model markov. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Swasta DKI Jakarta dan pada bulan September 2019 hingga Oktober 2020.

Hasil penelitian Santi menunjukkan bahwa efektivitas klinis terapi kombinasi metformin+DPP4i dibandingkan metformin+sulfonilurea dalam pencapaian target HbA1c<7% tanpa kejadian hipoglikemia adalah 36,6%. Lalu, perbedaan total biaya terapi kombinasi metformin+DPP4i dibandingkan terapi metformin+sulfonilurea sebesar Rp2.340.768 serta penggunaan terapi metformin+DPP4i dapat memberikan tambahan tahun hidup berkualitas yang disesuaikan (QALY) selama 2,29 tahun.

Santi menyarankan salah satunya kepada Kemenkes bersama BPJS dan Lembaga terkait lainnya dapat berperan dalam penentuan standar dan aturan penggunaan data yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara bagi rumah sakit, disarankan untuk dapat meningkatkan akses penelitian untuk kepentingan pasien dan rumah sakit.

Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Santi berhasil dinyatakan lulus dan menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Santi merupakan lulusan S-3 IKM yang ke-270 dan lulusan S-3 di FKM UI yang ke-349. (AHS)