Depok, 27 Oktober 2025 – Program Studi S3 Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan sidang terbuka Promosi Doktor Epidemiologi dengan promovendus Lusiani. Sidang ini dipimpin oleh Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., dengan Promotor Prof. drg. Nurhayati Adnan, M.P.H., M.Sc., Sc.D., serta Ko-promotor Prof. Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.Sc., dan Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, Subsp.KV. Bertindak sebagai penguji dalam sidang terbuka promosi doktor ini antara lain Prof. Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc.; Prof. Dr. dr. Budi Yuli Setianto, Sp.PD, Subsp.KV, SpJP; dr. Soewarta Kosen, M.P.H., Dr.PH.; dan Trisari Anggondowati, S.K.M., M.Epid., Ph.D. Lusiani telah mempertahankan disertasi berjudul “Efektivitas Klinis dan Biaya Program Multidisiplin Pasien Gagal Jantung Kronik Dalam Menurunkan Kejadian Perawatan Ulang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo”. Sidang dilaksanakan secara hybrid di Ruang Promosi Doktor FKM UI.
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab mortalitas, morbiditas dan beban biaya yang tinggi di rumah sakit. Di Indonesia, beban gagal jantung terus meningkat seiring bertambahnya usia harapan hidup dan tingginya prevalensi hipertensi serta diabetes. Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif, menyebabkan gejala sesak napas, mudah lelah, dan pembengkakan tungkai. Pasien gagal jantung rentan untuk mengalami kekambuhan dan sering mengalami perawatan ulang, dimana risiko kematian serta beban biaya juga akan meningkat secara signifikan.
Sebagian besar biaya perawatan gagal jantung berasal dari rawat inap yang berulang, sementara intervensi preventif dan rehabilitatif masih kurang optimal. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit rujukan nasional telah mengembangkan Klinik Gagal Jantung yang menggunakan prinsip Program Multidisiplin (Multidisciplinary Program, MDP). MDP adalah sebuah model layanan komprehensif yang melibatkan kolaborasi dokter jantung, dokter bedah jantung, perawat, apoteker, ahli gizi, dan rehabilitasi medik dalam satu sistem tindak lanjut terpadu. Berbeda dengan perawatan standar yang bersifat reaktif dan episodik, MDP menekankan pendekatan pemantauan aktif, edukasi pasien, dan berkelanjutan untuk mencegah perawatan ulang sejak dini. Program MDP diketahui dapat menurunkan risiko kejadian perawatan ulang dan mortalitas pasien gagal jantung. Namun, efektivitas klinis dan biaya program MDP di Indonesia masih belum dielaborasi lebih lanjut.
 Disertasi Lusiani ini menggunakan desain kohort retrospektif data longitudinal pasien gagal jantung kronik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta selama delapan bulan untuk menilai efektivitas klinis dan beban biaya langsung medis antara pasien yang mendapat program MDP dan perawatan standar. Subjek penelitian adalah pasien gagal jantung kronik berusia lebih dari 18 tahun yang menjalani perawatan di Klinik Gagal Jantung IPKT-RSCM peridoe 2018-2023. Data dikumpulkan dari rekam medis elektronik dan data billing rumah sakit. Efektivitas klinis dinilai berdasarkan proporsi pasien yang tidak mengalami perawatan ulang rumah sakit selama delapan bulan. Analisis univariat dan bivariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik pasien, proporsi kejadian, dan perbandingan awal. Efektivitas program dinilai dengan regresi logistik dan analisis kurva ROC, untuk menentukan ambang prediksi mortalitas, yang dilanjutkan dengan Generalized Linear Model (GLM) untuk mendapatkan risk difference (RD) yang dikontrol dengan perancu. Analisis biaya dilakukan dari perspektif rumah sakit, mencakup seluruh biaya medis langsung (rawat inap, rawat jalan, obat, pemeriksaan penunjang, rehabilitasi, dan tindakan). Penghematan biaya ditentukan dari selisih rerata total biaya antar kelompok dan diuji melalui analisis sensitivitas satu arah.
Disertasi Lusiani ini menggunakan desain kohort retrospektif data longitudinal pasien gagal jantung kronik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta selama delapan bulan untuk menilai efektivitas klinis dan beban biaya langsung medis antara pasien yang mendapat program MDP dan perawatan standar. Subjek penelitian adalah pasien gagal jantung kronik berusia lebih dari 18 tahun yang menjalani perawatan di Klinik Gagal Jantung IPKT-RSCM peridoe 2018-2023. Data dikumpulkan dari rekam medis elektronik dan data billing rumah sakit. Efektivitas klinis dinilai berdasarkan proporsi pasien yang tidak mengalami perawatan ulang rumah sakit selama delapan bulan. Analisis univariat dan bivariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik pasien, proporsi kejadian, dan perbandingan awal. Efektivitas program dinilai dengan regresi logistik dan analisis kurva ROC, untuk menentukan ambang prediksi mortalitas, yang dilanjutkan dengan Generalized Linear Model (GLM) untuk mendapatkan risk difference (RD) yang dikontrol dengan perancu. Analisis biaya dilakukan dari perspektif rumah sakit, mencakup seluruh biaya medis langsung (rawat inap, rawat jalan, obat, pemeriksaan penunjang, rehabilitasi, dan tindakan). Penghematan biaya ditentukan dari selisih rerata total biaya antar kelompok dan diuji melalui analisis sensitivitas satu arah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MDP memiliki risiko perawatan ulang yang jauh lebih rendah dibandingkan perawatan standar. Risiko ini tetap konsisten tanpa ada pengaruh waktu (bulan). Pasien gagal jantung kronik yang menjalani MDP juga mengalami kejadian perawatan ulang yang lebih panjang durasinya dibandingkan perawatan standar dan terdapat perlambatan signifikan terhadap akumulasi kejadian rawat ulang pertama dari analisis kesintasan. Dari sisi biaya, program MDP memperlihatkan total pengeluaran medis per pasien dan per kejadian rawat ulang yang lebih rendah dibandingkan perawatan standar sehingga menghasilkan penghematan biaya lebih dari sepertiga total pengeluaran pasien, terutama karena berkurangnya lama rawat inap dan kebutuhan tindakan intensif. Biaya rawat jalan yang lebih tinggi diimbangi dengan pengurangan pada biaya rawat inap dan lama perawatan, menjadikan MDP sebagai strategi dominan lebih efektif pada skema analisis ekonomi.
Penelitian ini merupakan kajian pertama yang secara simultan menilai efektivitas klinis dan efisien biaya program MDP di rumah sakit terbesar nasional di Indonesia. Penggunaan metode analisis Model MDP, ditemukan dapat mengalihkan fokus pembiayaan dari perawatan ulang menjadi pendekatan yang lebih terencana, berkesinambungan dan berpusat pada pasien di poliklinik rawat jalan untuk mencegah perawatan ulang. Temuan ini memperkuat dasar ilmiah bagi integrasi program MDP dalam sistem JKN, sekaligus menunjukkan bahwa perawatan yang berfokus pada koordinasi tim lintas profesi dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi pembiayaan kesehatan di masa depan. “Harapannya, model seperti ini dapat direplikasi di rumah sakit lain dalam sistem rujukan JKN untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan nasional,” tutur Lusiani.
Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Lusiani berhasil dinyatakan lulus sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Epidemiologi dengan yudisium cum laude. Lusiani adalah lulusan S3 Epidemilogi yang ke-132 dan lulusan S3 di FKM UI yang ke-478. (Promovendus)


