Doktor FKM UI Teliti Hubungan Modal Sosial dengan Kualitas Hidup Kesehatan pada Remaja yang Terdampak Bencana Erupsi Gunung Sinabung

Program Studi Doktor Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), melaksanakan sidang terbuka Promosi Doktor Epidemiologi Peminatan Epidemiologi Komunitas pada Selasa,7 Januari 2025 di Ruang Promosi Doktor Gedung G FKM UI. Pada sidang terbuka ini, Sri Novita Lubis sebagai promovendus mempertahankan disertasinya yang berjudul “Hubungan Modal Sosial dengan Kualitas Hidup Kesehatan pada Remaja yang Terdampak Bencana Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara”. Sidang ini dipimpin oleh Ketua Sidang Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., dengan Promotor Prof. Dr. Sudarto Ronoatmodjo, S.K.M., M.Sc., dan Ko-Promotor Prof. Dr. Dra. Evi Martha, M.Kes., serta Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc. Ketua tim penguji adalah Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita Hatma, M.P.H.; dengan anggota tim penguji Prof. Drs. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes., Ph.D.; Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M.; Soewarta Kosen, M.D., M.P.H., Dr.PH.; dan Dr. Ajeng Tias Endarti, S.K.M., M.CommHealth.

Sri Novita Lubis menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi risiko besar bencana gunung api karena terletak di cincin api Pasifik (Ring of Fire). Gunung berapi aktif tersebut tersebar di sepanjang pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Sunda Kecil. Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia yang meletus pada 29 Agustus 2010 setelah tidak aktif sejak tahun 1912. Salah satu kelompok populasi yang berisiko saat bencana terjadi adalah remaja. Di Indonesia terdapat 17% remaja yang terancam kelangsungan hidup dan perkembangannya secara menyeluruh saat terjadinya bencana alam. Bencana alam yang terjadi memberikan dampak pada kualitas hidup kesehatan remaja.

Terdapat sumber daya di dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kualitas hidup kesehatan remaja yaitu modal sosial. Modal sosial merupakan ciri-ciri organisasi sosial seperti jaringan, norma, dan kepercayaan yang memfasilitasi koordinasi dan kerja sama untuk keuntungan bersama. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan modal sosial dengan kualitas hidup kesehatan remaja yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui tiga tahap. Penelitian tahap satu merupakan penelitian kualitatif yang berperan sebagai data pendukung sekunder dalam penelitian utama kuantitatif tahap kedua. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian kualitatif tahap ketiga untuk menjelaskan temuan-temuan pada penelitian utama kuantitatif. Penelitian dilakukan pada daerah yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo, yaitu relokasi pemerintah, relokasi mandiri, dan desa yang tidak direlokasi. Kualitas hidup kesehatan remaja diukur dengan menggunakan kuesioner Pediatric Quality of Life InventoryTM (PedsQLTM) versi 4.0. Subjek penelitian adalah 304 orang remaja usia 10-18 tahun yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung dan tinggal menetap di ketiga lokasi penelitian.

Hasil penelitian Sri Novita Lubis ini menemukan proporsi kualitas hidup buruk remaja yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung sebesar 45,4%. Ditemukan bahwa modal sosial individu berhubungan secara bermakna dengan kualitas hidup kesehatan remaja yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, jenis relokasi, dan penyakit kronis yang diderita (PR=2,224; 95% CI 1,424-2,473). Estimasi risiko ini berbeda berdasarkan kelompok umur, pendidikan, dan jenis relokasi. Temuan kualitatif menunjukkan modal sosial individu yang berperan dalam kualitas hidup kesehatan yang buruk meliputi: belum terpenuhinya rasa aman dari dampak erupsi Gunung Sinabung pada remaja yang tinggal di relokasi mandiri dan remaja membutuhkan rasa aman dari tindak kejahatan; pengalaman yang kurang menyenangkan selama tinggal di pengungsian sementara serta tidak akrabnya hubungan sesama anggota masyarakat semenjak tinggal di relokasi; rendahnya partisipasi remaja dalam organisasi karena rendahnya aksesibilitas transportasi; dan kewajiban yang menjadi beban bagi remaja terutama pada desa yang tidak di relokasi. Modal sosial komunitas bukan faktor risiko terhadap kualitas hidup kesehatan pada remaja terdampak bencana erupsi gunung Sinabung setelah dikontrol oleh variabel jenis relokasi dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan (PR=1,017; 95% CI 0,601-1,721). Akan tetapi secara kualitatif modal sosial komunitas berperan dalam kualitas hidup kesehatan remaja, seperti keberadaan organisasi ekonomi layaknya koperasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pembiayaan pendidikan remaja. Demikian juga pemanfaatan ruang publik seperti lapangan olahraga dan jambur (bangunan tradisional suku Karo di Sumatera Utara yang berfungsi sebagai aula serbaguna) oleh remaja di relokasi pemerintah dan desa yang tidak direlokasi untuk berinteraksi sosial dengan teman sebayanya dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Sri Novita Lubis menyarankan kepada pemerintah daerah untuk dapat memanfaatkan dan melakukan penguatan modal sosial baik pada level individu maupun komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup kesehatan remaja yang terdampak bencana. Kepada BPBD dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo disarankan dapat melakukan intervensi untuk peningkatan kualitas hidup remaja yang terdampak bencana sesuai dengan kelompok umur dan jenis relokasi. Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian longitudinal terkait perubahan kualitas hidup kesehatan pada remaja yang terdampak bencana erupsi gunung berapi dan bagaimana modal sosial komunitas memengaruhi perubahan kualitas hidup kesehatan pada remaja.

Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Sri Novita Lubis berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam bidang ilmu Epidemiologi dengan yudisium sangat memuaskan. Sri Novita Lubis adalah lulusan S3 Epidemiologi tahun 2025 yang ke-4, lulusan S3 Epidemiologi yang ke-120 dan lulusan S3 di FKM UI yang ke-442. (prom)