“Penentu utama keparahan demam berdarah dengue pada dewasa adalah rendahnya jumlah trombosit selama periode infeksi”, tutur Ikhwan Rinaldi membuka pemaparan disertasinya yang berjudul Hubungan Antara Karakteristik Pasien, Status Hematologi, Status Fungsi Hati, Status Koagulasi, dan Infeksi Multivirus Dengue dengan Jumlah Trombosit Nadir Pasien Infeksi Dengue Dewasa, pada sidang terbuka promosi doctor Epidemiologi FKM UI, Selasa, 4 Juli 2023.
Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue melalui nyamuk Aedes aegypti. Berbagai literatur telah menemukan mekanisme penurunan jumlah trombosit pada infeksi dengue. Namun, belum ada penelitian yang meneliti hubungan faktor-faktor tersebut dengan jumlah trombosit nadir ≤20.000/µL secara bersamaan dan menyeluruh dalam satu penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan karakteristik pasien, status hematologi, status fungsi hati, status koagulasi, dan infeksi multivirus dengan jumlah trombosit nadir ≤20.000/µL. Ikhwan juga akan membuat model prediksi berdasarkan pada faktor-faktor tersebut terhadap jumlah trombosit nadir ≤20.000/µL selama perawatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dengan total sampel sebesar 210 subjek yang merupakan pasien ≥ 18 tahun, hasil PCR serotipe dengue positif, memenuhi kriteria diagnosis demam dengue atau demam berdarah, memiliki data laboratorium yang lengkap sejak masuk rawat hingga dipulangkan, dan masuk rawat saat fase akut (awitan demam ≤ 4 hari). Hasil disertasi dari Ikhwan Rinaldi menunjukkan bahwa proporsi subjek demam dengue yang mengalami jumlah trombosit nadir ≤20.000/µL sebanyak 18 dari 121 subjek (14,9%). Disimpulkan dari hasil penelitiannya adalah variable yang memiliki hubungan bermakna dengan jumlah trombosit nadir ≤20.000/µL adalah jumlah monosit rendah (<465,61/ µL), jumlah trombosit saat masuk rawat rendah (<161.000/ µL), kadar SGOT tinggi (≥50,50 U/L), kadar trombomodulin tinggi (≥773,3550 sel/ µL), dan NLR bergantung waktu. Sementara model skoring yang paling aplikatif adalah model skoring berdasarkan hasil analisis multivariat tanpa status koagulasi dengan AUC 0,833, sensitivitas 83,3% dan spesifisitas 68%.
Berdasarkan hasil temuannya, Ikhwan menyarankan penelitian lanjutan untuk meningkatkan validitas dan akurasi penelitian dengan melakukan penelitian dengan desain kohort prospektif yang dapat melihat perubahan parameter laboratorium dari waktu ke waktu selama periode perawatan. Selain itu, penelitian lanjutan juga disarankan untuk meningkatkan presisi dan spektrum variabel penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan power yang lebih tinggi. Ikhwan juga menyarankan pengembangan sistem skoring dalam bentuk aplikasi perhitungan skor berdasarkan model skoring prediksi jumlah trombosit nadir ≤20.000 yang telah dibuat pada pasien infeksi dengue dewasa.
“Penelitian yang saya lakukan ini dapat memiliki manfaat langsung kepada pasien yaitu untuk menentukan intervensi awal bagi pasien terdeteksi dengue seperti penentuan jumlah cairan yang diberikan pada awal masa perawatan,” tutur Ikhwan menyampaikan manfaat langsung dari hasil disertasnya kepada para penguji.
Sidang terbuka promosi doktor yang dilaksanakan secara bauran ini dipimpin oleh Prof. drg. Nurhayati Adnan, M.P.H., M.Sc., Sc.D., dengan Promotor Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., dan Ko-promotor Dr. Besral, S.K.M., M.Sc., dan Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI. Adapun anggota tim penguji dalam sidang terbuka promosi doktor ini adalah dr. Syahrizal Syarif, M.P.H., Ph.D.; Prof. dr. C. Suharti, SpPD-KHOM., Ph.D.; Dr. Soewarta Kosen, M.D., M.P.H., Dr.PH., dan Prof. dr. Abdul Muthalib, SpPD-KHOM.
Ikhwan Rinaldi berhasil dinyatakan lulus dan menyandang gelar Doktor dalam bidang Epidemiologi dengan yudisium cumlaude dan IPK 3,91. Ikhwan merupakan lulusan S3 Epidemiologi ke-100 dan lulusan S3 di FKM UI secara keseluruhan yang ke-364.