Depok, 23 Agustus 2025 – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali melahirkan karya ilmiah yang relevan dengan tantangan kesehatan masyarakat di era penuaan populasi. Cahya Edi Prastyo, mahasiswa Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Analisis Keberlanjutan Finansial (Financial Sustainability) Pelayanan Kesehatan Pensiunan Perusahaan” dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor FKM UI pada Sabtu, 23 Agustus 2025 di Ruang Promosi Doktor FKM UI. Penelitian ini menyoroti risiko keberlanjutan pembiayaan layanan kesehatan bagi pensiunan di salah satu perusahaan minyak dan gas nasional.
Dengan bertambahnya usia harapan hidup dan meningkatnya beban penyakit kronis, biaya kesehatan pensiunan meningkat tajam meski jumlah pesertanya terus menurun. Data menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, biaya layanan naik dari Rp370 miliar (2019) menjadi Rp465 miliar (2023), sementara jumlah peserta menurun dari 58.000 menjadi 52.000 orang.
“Tanpa intervensi, sistem pembiayaan diproyeksikan mengalami defisit pada tahun 2028,” jelas Cahya. Temuan ini didasarkan pada proyeksi populasi, analisis 28 penyakit dengan biaya tertinggi, serta estimasi beban biaya per kelompok usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pensiunan berusia di atas 70 tahun memiliki beban biaya dua kali lipat lebih tinggi dibanding mereka yang berusia di bawah 56 tahun.
Untuk mengantisipasi defisit, Cahya menawarkan sejumlah strategi keberlanjutan (sustainability strategy) yang berbasis data, antara lain peningkatan anggaran kesehatan minimal 12,5% per tahun, efisiensi hasil negosiasi tarif dengan provider hingga 10%, integrasi layanan dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta penguatan program promotif dan preventif berbasis komunitas.
Selain itu, program skrining penyakit ginjal kronis terbukti dapat memberikan efisiensi biaya sebesar 1–2,35% dari total pengeluaran kesehatan. Sementara itu, opsi deductible dinilai efisien secara teknis, namun kurang sesuai secara sosial bagi peserta pensiunan.
Menurut promotor penelitian, Prof. dr. Ascobat Gani, M.P.H., Dr.PH., riset ini memberikan kontribusi penting karena mengaitkan transisi demografi, epidemiologi, dan eskalasi biaya dengan kemampuan perusahaan dalam menjaga keberlanjutan layanan kesehatan pensiunan.
Disertasi ini juga menekankan perlunya perusahaan menerapkan kebijakan berbasis bukti untuk menjaga keseimbangan kepentingan antara penjamin, peserta, dan provider layanan kesehatan. “Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perusahaan maupun lembaga lain dalam merancang skema pembiayaan yang adil, efisien, dan berkelanjutan bagi para pensiunan,” tambah Cahya.
Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Dewan Penguji yang terdiri dari Prof. Dr. dr. L. Meily, M.Sc.(Ketua Sidang); Prof. dr. Ascobat Gani, M.P.H., Dr.PH (Promotor); Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc. (Ko-Promotor); serta para penguji yang terdiri dari Prof. dr. Amal Chalik Sjaaf, S.K.M., Dr.PH.; Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D.; dr. Soewarta Kosen, M.P.H., Dr.PH.; dr. Joss Riono, M.Sc., M.P.H., Ph.D., dan Prastuti Soewondo, S.E., M.P.H., Ph.D. Dalam sidang promosi tersebut, Cahya Edi Prastyo berhasil mempertahankan disertasinya dan meraih gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan yudisium cumlaude. Cahya Edi Prastyo adalah lulusan S3 IK FKM UI tahun 2025 yang ke-24, lulusan S3 IKM yang ke-363 dan lulusan S3 di FKM UI yang ke-476. (Promovendus)