Doktor FKM UI Teliti: Kejar Tumbuh dan Kemampuan Kognitif Anak Indonesia (Analisis Data Longitudinal IFLS 1997, 2000, 2007, dan 2014)

Jum’at, 15 Juli 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan sidang terbuka promosi doktor atas nama Avliya Quratul Marjan. Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Sudijanto Kamso, S.K.M., sebagai Ketua Sidang, Prof. Dr. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt. M.Sc., sebagai Promotor, Prof. Endang Laksminingsih Achadi, M.P.H., Dr.PH dan Dr. Sri Redatin Retno Pudjiati, M.Psikolog, sebagai Ko-Promotor. Adapun tim penguji  terdiri dari Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K); Atmarita, M.P.H., Dr.PH; Dr. Hera Nurlita, S.SIT., M.Kes.; Dr. Besral, S.K.M., M.Sc.; dan Dr. Ir. Cesilia Dwiriani, M.Sc. Avliya mempertahankan disertasi berjudul “Kejar Tumbuh dan Kemampuan Kognitif Anak Indonesia (Analisis Data Longitudinal IFLS 1997, 2000, 2007, dan 2014)”. 

Sidang diilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan dihadiri pula oleh Prof. drh. Rizal Damanik, Ph.D., selaku Deputi Litbang BKKBN, Dr. drg. Wahyu Sulistiadi, M.A.R.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta, Perwakilan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA), dan Perwakilan Direktorat Masyarakat Kemendikbud.

“Rata-rata kemampuan kognitif anak-anak Indonesia pada hasil survei PISA menunjukkan skor 397 poin yang masih di bawah rata-rata dunia, yakni 500 poin. Kemampuan kognitif yang masih rendah salah satunya diakibatkan oleh kondisi malnutrisi terutama yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang berdampak pada hambatan perkembangan kognitif jika tidak diberikan intervensi yang tepat. Sehingga tren stunting nasional pada tahun 2021 menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 24.4%,” ujar Avliya membuka pemaparan ringkasan disertasinya. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kejar tumbuh pada usia balita (3-5 tahun) dengan kemampuan kognitif anak di Indonesia. Serta diperoleh informasi terkait persentase anak yang mengalami kejar tumbuh saat balita dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif saat usia 10-12 tahun dan usia 17-19 tahun.

Penelitian dilakukan melalui desain penelitian observasional metode retospektif dengan menggunakan data longitudinal IFLS dan menggunakan model kohor yang terdiri atas dua model.  Model 1 dimulai sejak anak usia 0-23 bulan pada tahun 1997 diamati hingga usia 10-12 tahun pada tahun 2007 dan model 2 dimulai sejak anak usia 0-23 bulan pada tahun 1997 diamati hingga usia 17-19 tahun pada tahun 2014.

Hasil penelitian Avliya menunjukkan bahwa kelompok anak yang mengalami stunted tidak kejar tumbuh berisiko memiliki kemampuan kognitif 1,7 poin lebih rendah saat usia 10-12 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah stunted. Lebih lanjut, kelompok anak yang mengalami stunted kejar tumbuh berisiko memiliki kemampuan kognitif 0,9 poin lebih rendah saat usia 17-19 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah stunted, namun tetap dipengaruhi oleh kemampuan kognitif usia 10-12 tahun. 

Avliya menyarankan salah satunya kepada Kemenkes agar meningkatkan dan memperkuat sosialisasi dan pentingnya pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil secara rutin, penguatan program stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) dan konsumsi tablet tambah darah (TTD). 

Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Avliya berhasil dinyatakan lulus dan menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Avliya merupakan lulusan S-3 IKM yang ke-267 dan lulusan S-3 di FKM UI yang ke-345. (AHS)