Kanker tiroid seringkali disalahpahami sebagai kanker yang baik karena kesintasannya yang panjang. Oleh karena itu, pasien kanker tiroid jarang mendapat perhatian dan penilaian kualitas hidup dan kebutuhan perawatan paliatif. Kanker tiroid terus meningkat dalam dua dekade terakhir dan memiliki prognosis baik, terutama pada kanker tiroid berdeferensiasi baik seperti papiler dan folikuler yang memiliki kesintasan tinggi. Di Indonesia dan Amerika Serikat, insiden kanker tiroid meningkat, dan meski membutuhkan biaya besar untuk terapi, mortalitas tetap rendah, sehingga banyak pasien yang menjadi penyintas (survivor).
Perawatan kanker tiroid melibatkan operasi, terapi iodium radioaktif, dan supresi TSH. Beberapa kasus memerlukan terapi tambahan seperti inhibitor tirosin kinase atau radioterapi. Kualitas hidup dan kebutuhan perawatan paliatif sering diabaikan, meskipun penting bagi kesejahteraan pasien. Pendekatan multidisiplin diperlukan untuk mengelola kanker tiroid secara optimal.
Hal tersebut melatarbelakangi penelitian Laurentius Aswin Pramono yang dipertahankannya dalam sidang terbuka promosi doktor Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) pada Jumat, 28 Juni 2024. Penelitian yang diangkat dalam disertasi berjudul “Kualitas Hidup dan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker Tiroid Pasca-Operasi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan” ini dipertahankan dalam sidang terbuka promosi doktor yang dilaksanakan di Ruang Promosi Doktor Gedung G FKM UI.
“Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas hidup dan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker tiroid pasca-operasi dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini juga mengembangkan instrumen dan model perawatan paliatif bagi pasien kanker tiroid di Indonesia. Validasi kuesioner ThyCaQoL dalam Bahasa Indonesia dan penggunaan kuesioner PNPC dan SPICT akan membantu menilai kualitas hidup dan kebutuhan perawatan paliatif. Hasil penelitian nantinya juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan layanan kesehatan bagi pasien kanker tiroid di Indonesia,” tutur Laurentius Aswin dalam pemaparan ringkasan disertasinya.
Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit St Carolus terhadap 204 subjek kanker tiroid. Dilakukan wawancara menggunakan kuesioner ThyCaQoL (Thyroid Cancer Quality of Life), PNPC (Problems and Needs for Palliative Care), and SPICT (Supportive and Palliative Care Indicator Tools). Selanjutnya, dilakukan wawancara mendalam terhadap 10 subjek terpilih untuk mengeksplorasi kualitas hidup dan kebutuhan perawatan paliatif. Analisis data kemudian dilakukan menggunakan statistik deskriptif, uji kai kuadrat, regresi logistik, dan regresi poisson.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu melakukan validasi terhadap kuesioner ThyCaQoL dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dan pengambilan data kepada subjek penelitian untuk mencari tahu bagaimana kualitas hidup pasien kanker tiroid dan seberapa besar kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker tiroid ini.
Dari wawancara yang terstruktur menggunakan ketiga kuesioner yang telah disebutkan, diperoleh hasil sebanyak 67 dari 204 subjek (32,8%) mengalami penurunan kualitas hidup, dengan disfonia menetap sebagai faktor yang berhubungan. Durasi penyakit > 5 tahun memiliki kecenderungan kualitas hidup yang lebih baik, dengan catatan pasien tidak mendapatkan terapi target, dan imunoterapi. Sementara itu, sebanyak 24 dari 204 subjek (11,8%) memiliki kebutuhan perawatan paliatif. Kanker stadium IV, keluhan luka bekas operasi, refrakter radioablasi, dan penggunaan terapi target sebagai faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif. Kebutuhan perawatan paliatif berhubungan dengan kualitas hidup yang buruk.
Dari hasil penelitian tersebut, Laurentius Aswin menyimpulkan bahwa penelitian ini menemukan 1 dari 3 pasien kanker tiroid mengalami penurunan kualitas hidup dan 1 dari 8 pasien kanker tiroid memiliki kebutuhan perawatan paliatif. Identifikasi dan model prediksi membantu klinisi memprioritaskan pasien yang dikonsultasikan untuk mendapatkan perawatan paliatif yang adekuat. Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien kanker tiroid adalah disfonia dan durasi penyakit lebih dari 5 tahun. Faktor yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker tiroid adalah stadium IV, keluhan luka bekas operasi, status refrakter radioablasi, dan penggunaan terapi target.
Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Laurentius Aswin Pramono berhasil lulus sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Epidemiologi. Aswin merupakan lulusan S3 Epidemiologi FKM UI yang ke-109 dan lulusan S3 di FKM UI yang ke-410.
Sidang terbuka dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, M.P.H., sebagai Ketua Sidang dan Ketua Tim Penguji, Prof. Drg. Nurhayati Adnan, M.P.H., M.Sc., Sc.D., sebagai Promotor dan Dr. dr. Hamzah Shatri, M.Epid, Sp.PD-KPSi., serta Prof. Dr. dr. Imam Subekti, Sp.PD-KEMD., sebagai Ko-Promotor. Tim penguji terdiri dari Dr. dr. Felicia Kurniawan, M.Kes.; Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc., serta Prof. Dr. dr. L. Meily Kurniawidjaja, M.Sc., SpOK. (Promovendus)