Doktor FKM UI Teliti: Model Intervensi Daring “Sehat Bermedia Sosial” Sebagai Upaya Preventif Gangguan Media Sosial pada Mahasiswa

Mahasiswa sebagai kelompok dewasa awal merupakan pengguna media sosial tertinggi sekaligus kelompok yang memiliki prevalensi gangguan media sosial yang cukup tinggi. Permasalahan ini pun dialami oleh mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Studi terbaru tahun 2021 menunjukkan bahwa 17,4% mahasiswa FKM UI angkatan 2018-2020 mengalami gangguan media sosial (GMS). Tingginya angka gangguan media sosial tersebut tentunya dapat berpengaruh banyak terhadap kesehatan mental mahasiswa.

Berangkat dari masalah tersebut, Tiara Amelia meneliti model intervensi “Sehat Bermedia Sosial (SBS)” yang merupakan modifikasi dari terapi Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Pada Kamis, 4 Juli 2024, Tiara melaksanakan Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI.

 Model SBS memberikan intervensi berupa input kognitif melalui penyediaan informasi yang komprehensif dan adekuat serta pemberian keterampilan kognitif yang baik. Dalam model intervensi ini, input kognitif diberikan melalui pelatihan selama 4 hari mengenai “Sehat Bermedia Sosial”, 2 kali grup konseling, serta pengiriman pesan WhatsApp setiap hari selama 3 minggu sehingga mahasiswa memiliki kesadaran untuk mencegah GMS. Kesadaran ini akan memengaruhi sistem keyakinan dan motivasi yang nantinya berpengaruh terhadap niat dan perilaku menggunakan media sosial. Perilaku yang mengarah pada GMS dapat dinilai dari durasi penggunaan media sosial, jumlah akun aktif yang dimiliki, serta skor kuesioner GMS.

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan prevalensi GMS pada mahasiswa UI sebesar 25%. Penelitian ini menggunakan studi Quasi Experiment dengan mengukur terlebih dahulu variabel durasi penggunaan media sosial, jumlah akun aktif, skor GMS, need to belong, regulasi diri, sikap, serta skor GMS mahasiswa. Variabel tersebut kemudian diukur lagi setelah dilakukan intervensi dengan model SBS. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa intervensi model SBS dapat menurunkan skor GMS sebanyak 2 poin serta menurunkan efek GMS sebesar 19%. Oleh karena itu, Tiara menyarankan kepada Universitas Indonesia dan institusi pendidikan lainnya untuk mengadopsi model intervensi daring “Sehat Bermedia Sosial” sebagai upaya preventif gangguan media sosial pada mahasiswa.

“Saat ini, media sosial sudah menjadi keniscayaan, begitu juga dengan risikonya. Seharusnya FKM UI sebagai institusi pendidikan memang memiliki concern terkait hal ini. Terima kasih Tiara sudah memilih topik ini untuk dijadikan penelitian dan sudah memperjuangkan disertasi ini dengan gigih,” tutur Prof. Dr. dra. Evi Martha M.Kes., selaku Promotor dalam memberikan sambutannya.

Tiara Amelia berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji yang dipimpin oleh Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc., selaku Ketua Tim Penguji; Dr. Ade Iva Murty, M.Si. selaku Ko-Promotor; serta Prof. Dr. Bagus Takwin, M.Hum.; Dien Anshari, S.Sos., M.Si., Ph.D.; Dr. dr. Tiara Anindhita, Sp.S (K), dan Dr. dr. Irmansyah, Sp.KJ (K) selaku Tim Penguji. Tiara memperoleh gelar doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dan merupakan lulusan S3 IKM tahun 2024 ke-31, S3 IKM ke-327, serta lulusan S3 FKM UI ke-419. (WR)