Jumat, 17 Juni 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menggelar sidang terbuka promosi doktor atas nama Erlina Wijayanti. Sidang ini diketuai oleh Prof. dr. Kemal N. Siregar, S.K.M., M.A., Ph.D., dengan dr. Adang Bachtiar, M.P.H., D.Sc., sebagai promotor, Prof. dr. Anhari Achadi, S.K.M., Sc.D., dan Dr. Ummi Azizah Rachmawati, S.Kom., M.Kom., sebagai co-promotor. Sementara tim penguji terdiri dari Prof. dr. Amal Chalik Sjaaf, S.K.M., Dr.PH; Dr. Besral, S.K.M., M.Sc.; Dr. drs. Tris Eryando, M.A.; Dr. dr. Dhanasari Vidiawati Sanyoto, Sp.KKLP., M.Sc.CM-FM., FISPH., FISCM, dan Dr. dr. Trihono, M.Sc. Pada sidang yang dilaksanakan secara daring ini Erlina mempertahankan disertasi yang berjudul “Pengembangan Aplikasi ERLINA untuk Menghindari Kesalahan Medikasi Pasien Tuberculosis di DKI Jakarta”.
Angka keberhasilan pengobatan TB di DKI Jakarta belum mencapai 90%. Kendala pemantauan keamanan medikasi akibat pandemi COVID-19, dan makin meluasnya penggunaan teknologi berbasis telepon pintar, telah mendorong Erlina Wijayanti untuk meneliti dan mengembangkan Aplikasi ERLINA (e-Empowerment Resource for Lowering Ignorance and Negligence Action in therapy). Aplikasi ini berguna untuk meningkatkan keamanan medikasi dengan indikator teratur minum obat, melakukan cek dahak ulang, dan mendapat penanganan efek samping obat secara adekuat. Aplikasi ini dapat digunakan oleh pasien dan petugas.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Erlina ini menggunakan desain operational research. Dimulai dengan metode kualitatif untuk menggali variabel yang mempengaruhi keamanan medikasi, lalu membangun model prediksi keamanan medikasi secara kuantitatif. Prediktor keamanan medikasi adalah pengetahuan, merokok, pendapatan, dan komunikasi pasien-petugas. Tahap selanjutnya adalah menyusun model intervensi sebagai bagian dari pengembangan aplikasi ERLINA. Intervensi spesifik dilakukan terhadap pasien yang berpengetahuan kurang, memiliki kebiasaan merokok, dan memiliki penghasilan di atas Upah Minimum Provinsi. Selain itu, semua pasien pengguna aplikasi mendapat manfaat pengingat, rekomendasi bagi pasien yang mengalami efek samping obat, catatan perkembangan kesehatan, dan edukasi dari petugas. Petugas juga dapat memantau pengobatan pasien secara realtime dan jarak jauh. Pada tahap akhir dilakukan penilaian respon pengguna aplikasi dan didapatkan hasil excellent berdasarkan penilaian user experience oleh pasien. Penilaian petugas menyatakan aplikasi tergolong Net Promoter Score Star (skor 100%).
Pada penelitiannya ini Erlina juga melakukan uji dampak pada tahap akhir menggunakan desain kuasi eksperimental. Disebutkan bahwa Aplikasi ERLINA dapat meningkatkan pengetahuan 18,4 kali, keamanan medikasi 6,3 kali, dan kualitas hidup 9,5 poin lebih tinggi pada kelompok pengguna aplikasi dibanding kelompok kontrol.
Aplikasi ERLINA mendapatkan respon positif dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta siap berkolaborasi untuk memasukkan konten Tuberculosis sehingga memperkaya aplikasi Pedulilindungi. Kolaborasi ini akan diakomodir melalui Aplikasi Jaksehat dan DTO (Digital Transformation Office).
Aplikasi ERLINA dapat didownload secara gratis melalui playstore dengan link https://play.google.com/store/apps/details?id=com.alarm.erlinaapp atau menggunakan kata kunci “erlina”.
Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, Erlina Wijayanti berhasil dinyatakan lulus dan menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Erlina merupakan lulusan S3 IKM tahun 2022 ke- 6, lulusan S3 IKM ke-260, dan lulusan S3 FKM ke-335.