Doktor FKM UI Teliti: Pengembangan Indeks Pengawasan Pangan Olahan di Indonesia

Salah satu indikator sistem pengawasan pangan olahan adalah indeks pengawasan pangan olahan. Namun, indeks pengawasan tersebut baru mencakup elemen kegiatan pengawasan, laboratorium, serta komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Hal ini belum mencakup beberapa elemen lain yang tertuang dalam pedoman Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) tentang Food Control System Assessment Tool tahun 2019. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan kebijakan dalam penilaian sistem pengawasan pangan olahan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, Sandra Barinda, mengangkat judul disertasi ā€¯Pengembangan Indeks Pengawasan Pangan Olahan di Indonesiaā€¯ yang dipertahankan pada sidang terbuka promosi doktornya yang dilaksanakan Senin, 11 Juli 2022 secara daring.

Penelitian yang dilaksanakan Sandra menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan mixed method, yaitu kombinasi antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Tahapan penelitian dimulai dengan proses penyusunan dan penajaman indikator berbentuk expert panel interviews dengan metode Delbecq-Nominal Group Technique (NGT). Selain itu, dilakukan pula uji hubungan kepemimpinan dengan indeks pengawasan pangan olahan. Hasil penelitian Sandra menunjukkan bahwa saat ini terdapat 40 indikator yang terdiri dari indikator regulasi keamanan pangan daerah, alat pengolah data, ketersediaan personel, serta 8 indikator lain. Didapatkan pula kesimpulan bahwa indeks pengawasan pangan di tingkat provinsi rata-rata nasional sebesar 55,64 dengan provinsi Sumatera Selatan sebagai indeks tertinggi dan Sulawesi Barat sebagai indeks terendah. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa tidak ada korelasi antara kepemimpinan dengan indeks pengawasan pangan olahan. Diperlukan asesmen yang lebih spesifik untuk mengukur kepemimpinan para pimpinan unit lembaga pengawas pangan olahan di masing-masing provinsi.

Penelitian Sandra berhasil menyusun rancangan indikator untuk model indeks pengawasan pangan olahan di tingkat kabupaten/kota yang masih dapat dieksplorasi lebih lanjut dengan melakukan penajaman indikator dalam model indeks pengawasan pangan olahan. Selain itu, terdapat beberapa indikator yang tidak terdokumentasi dengan lengkap, seperti indikator grading kerangka regulasi dan kelembagaan keamanan pangan daerah, persentase fasilitator/kader yang berpartisipasi dalam pengawasan kemanan pangan, jumlah sekolah dengan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) aman, jumlah desa pangan aman, dan indikator pangan siap saji. Jika terdapat data terkait indikator tersebut, sebaiknya digunakan demi mendapat hasil penelitian yang lebih baik.

Pada sidang terbuka Promosi Doktor Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat yang dipimpin oleh Prof. dr. Anhari Achadi, S.K.M., Sc.D. yang juga berperan sebagai ketua tim penguji ini Sandra Barinda berhasil dinyatakan lulus sebagai Doktor Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sandra merupakan lulusan S-3 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) tahun 2022 yang ke-10, lulusan S-3 IKM yang ke-264, serta lulusan S-3 FKM yang ke-340.

Sidang terbuka promosi doktor Sandra juga dihadiri oleh Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS., sebagai promotor, Prof. Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc., dan Prof. Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc., sebagai kopromotor, serta Prastuti Soewondo, S.E., M.P.H., Ph.D.; Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M.Sc.; Dr. Ir. Roy Alexander Sparingga, M.App.Sc.; Dr. Ir. Antonius Tarigan, M.Si., dan Dr. Drs. Nana Mulyana, M.Kes., sebagai tim penguji. (WR)