Rabu, 18 Mei 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan sidang terbuka promosi doktor atas nama Farida Briani Sobri. Dipimpin oleh Prof. dr. Anhari Achadi, S.K.M., ScD., sebagai Ketua Sidang sekaligus Penguji, dr. Adang Bachtiar, M.P.H., D.Sc., sebagai Promotor, Dr. dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS. sebagai Ko-Promotor pertama; Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, SpB(K)Onk., M.Epid., M.A.R.S., sebagai Ko-Promotor kedua; serta tim penguji yang terdiri dari Dr. Prastuti Soewondo, S.E., M.P.H., Ph.D.; Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM.; Dr. Emma Rachmawati, Dra., M.Kes.; Dr. Nana Mulyana, M.Kes.; dan Dr. Nurlina Subair, M.Si. Pada sidang yang dilaksanakan secara virtual ini, Farida mempertahankan disertasi dengan judul “Pengembangan Model Edukasi Digital Aplikasi ‘MammaSIP’ untuk Mengintervensi Keterlambatan Diagnosis Kanker Payudara di Indonesia.”
“Kanker payudara adalah kanker yang terbanyak dan penyebab kematian pertama bagi wanita.Dengan kemajuan pengetahuan yang progresif, di negara-negara maju angka kematian jauh menurun.Namun tidak demikian dengan negara berkembang seperti Indonesia yang luarannya justru makin memburuk,” ujar Farida membuka pemaparan ringkasan disertasinya.
Penelitian yang dilakukannya berupa penelitian analitik operational research dengan metode campuran yang terdiri atas 4 tahap. Tahap pertama bertujuan mencari kandidat determinan keterlambatan diagnosis kanker payudara di Indonesia. Tahap kedua adalah untuk menyusun modul edukasi yang dapat membidik semua determinan yang telah ditemukan. Pada tahap ketiga dilakukan pengembangan modul edukasi menjadi model edukasi digital berupa website dan aplikasi. Serta uji validasi internal untuk mengetahui manfaat aplikasi bagi pengguna menjadi tahap terakhir atau keempat.
Hasil penelitian menunjukkan determinan keterlambatan diagnosis kanker payudara di Indonesia terdiri atas tiga kelompok besar yaitu pengetahuan masyarakat yang kurang, pelayanan kesehatan yang belum memadai dan lingkungan yang kurang mendukung. Modul edukasi yang tepat menurut hasil penelitian adalah modul edukasi terpadu yang diberi nama MammaSIP, yang mengandung materi edukasi untuk masyarakat dan semua stakeholders terkait. Nama MammaSIP memiliki makna: Mamma berarti ibu atau payudara, S berdiri untuk skrining, I untuk intervensi dan P untuk prevensi. Modul edukasi terpadu MammaSIP kemudian dikembangkan menjadi website dan aplikasi MammaSIP dengan akseptabilias yang baik, yang kemudian pada uji validasi terbukti meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penggunanya.
Lebih lanjut, hasil penelitian ini dituangkan menjadi policy brief yang akan diajukan kepada stakeholders terkait dalam forum-forum advokasi dengan tujuan meningkatkan deteksi dini dan mengurangi keterlambatan diagnosis, sehingga akan dapat menurunkan angka kematian karena kanker payudara di Indonesia. Digital Technology Office (DTO) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga telah menyetujui konten edukasi MammaSIP akan dijadikan konten edukasi kanker payudara di aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi MammaSIp dapat diunduh di Play Store dengan kata kunci “MammaSIP”. Sedangkan website MammaSIP dapat dibuka di http://mammasip.com.
Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Farida berhasil dinyatakan lulus dan menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dari kelas riset dengan periode studi 21 bulan. Farida merupakan lulusan S-3 IKM yang ke-258 dan lulusan S-3 di FKM UI yang ke-333.