Senin, 4 Januari 2023, Program Studi Doktor Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia melaksanakan sidang terbuka Promosi Doktor Epidemiologi dengan promovendus Fajaria Nurcandra. Sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. Dra. Evi Martha, M.Kes dengan Promotor Prof. Dr. Sudarto Ronoatmodjo, S.K.M., M.Sc., dan Ko-promotor Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc., dan Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc. Bertindak sebagai penguji dalam sidang terbuka promosi doktor ini antara lain Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita Hatma, M.P.H.; Prof. Drs. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes., Ph.D.; Dr. Besral, S.K.M., M.Sc.; Dr. Soewarta Kosen, M.D., M.P.H., Dr.PH.; dan Dr. dr. Haryadi Wibisono, M.P.H. Fajaria mempertahankan disertasi berjudul “Peranan Ketangguhan Terhadap Gangguan Mental Emosional (GME) dan Kualitas Hidup pada Populasi Usia Produktif Selama Pandemi COVID-19 di Jakarta Timur” pada sidang yang dilaksanakan secara daring.
”Perubahan situasi pandemi COVID-19 berdampak pada kenaikan tajam morbiditas, mortalitas, gangguan psikososial masyarakat, dan ketidakstabilan ekonomi. Partisipasi masyarakat menurunkan mobilitas melalui work from home atau stay at home sangat diperlukan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas. Sayangnya, perubahan situasi dan perilaku yang drastis ini menimbulkan ketidakstabilan kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, untuk menjaga kedua hal tersebut masyarakat perlu membentuk ketangguhan baik secara individu, keluarga, maupun komunitas”, tutur Fajaria membuka presentasi disertasinya.
Pada studi explanatory sequential mixed methods dengan pendekatan desain cross sectional dan metode kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure (RAP) ini bertujuan untuk menganalisis peranan ketangguhan (individu, keluarga dan komunitas) terhadap GME dan kualitas hidup individu selama pandemi COVID-19 di Jakarta Timur. Ketangguhan keluarga dan ketangguhan komunitas dalam disertasi tersebut berupa persepsi dari individu terpilih terhadap ketangguhan keluarganya dan ketangguhan komunitasnya. Persepsi masyarakat terhadap ketangguhan komunitas yang dinilai mencangkup sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem politik/pemerintahan, sistem kesehatan, sistem infrastruktur, sistem sosial-budaya, dan sistem manajemen pandemi. GME merupakan skrining terhadap kondisi dimana emosi seseorang berubah secara berlebihan disebabkan oleh ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan sebagai tanda dan gejala adanya gangguan kesehatan jiwa yang diukur dengan Self-Reported Questionnaire (SRQ).
Sementara kualitas hidup dalam disertasi tersebut didefinisikan sebagai kondisi kehidupan individu meliputi kesehatan umum, fisik, mental, dan lingkungan sosial yang diukur menggunakan kuesioner Indonesian Health Related Quality of Life (INA-HRQoL). Subjek penelitian ini terdiri dari 300 orang usia produktif yaitu 18-60 tahun yang telah tinggal di Jakarta Timur sejak sebelum pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan menggunakan teknik focus group discussion (FGD) pada masyarakat dan wawancara mendalam pada stakeholder.
Hasil disertasi dari Fajaria Nurcandra menemukan adanya peranan dari ketangguhan individu, keluarga, dan komunitas yang buruk sebagai faktor risiko terjadinya GME dan kualitas hidup yang buruk selama pandemi COVID-19 di Jakarta Timur. Peranan ketangguhan individu terhadap GME dan kualitas hidup ditentukan oleh usia pengambil keputusan keluarga, dukungan sosial dan kontrol diri. Peranan ketangguhan komunitas terhadap GME dan kualitas hidup ditentukan oleh kestabilan sistem pendidikan, sistem kesehatan, sistem politik/pemerintahan, dan sistem manajemen pandemi. Sementara ketangguhan keluarga ditemukan paling berperan terhadap kualitas hidup. Sistem pemerintahan yang berkolaborasi dan responsif menentukan kestabilan komponen-komponen ketangguhan komunitas.
Berdasarkan temuan tersebut, Fajaria menyarankan pada pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar memperkuat serta meningkatkan kembali prosedur operasional baku dan koordinasi manajemen pandemi yang bersifat kolaboratif untuk menghadapi pandemi lain di masa mendatang. Mitigasi terutama terkait kesehatan jiwa selama pandemi juga diperlukan bagi kelompok dengan GME maupun orang sehat. Untuk orang sehat intervensi yang dilakukan dapat berupa promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan. Promosi kesehatan jiwa pada orang sehat mencakup fisik, emosi positif, pikiran positif, perilaku positif, relasi positif, dan spiritual positif, sedangkan pencegahan masalah kesehatan mencakup tingkat individu, keluarga, dan komunitas. Sementara pada orang berisiko GME dibutuhkan penguatan skrining serta bantuan kuratif dan rehabilitatif dari fasilitas kesehatan terdekat.
Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Fajaria berhasil dinyatakan lulus dengan yudisium cum laude dan dinyatakan sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Epidemiologi. Fajaria Nurcandra merupakan lulusan Doktor Epidemiologi tahun 2022 yang ke-8, lulusan Doktor Epidemiologi yang ke-99 dan lulusan Doktor di FKM UI yang ke-361.