Doktor FKM UI Teliti Pola Spasial dan Pemodelan Unmet Need Keluarga Berencana pada Tingkat Kabupaten/ Kota di Pulau Kalimantan

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, menyelenggarakan sidang terbuka Promosi Doktor pada Selasa, 9 Januari 2024 dengan promovendus Musafaah di Ruang Promosi Doktor FKM UI. Pada sidang ini Musafaah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pola Spasial dan Pemodelan Unmet Need Keluarga Berencana pada Tingkat Kabupaten/ Kota di Pulau Kalimantan, Indonesia: Analisis Spatio-Temporal”.

Penelitian disertasi ini didasari oleh masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Berdasarkan hasil lanjutan sensus penduduk 2020, AKI di Indonesia sebesar 183 kematian ibu per 10.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dapat dicegah dengan menurunkan unmet need Keluarga Berencana (KB). Unmet need KB di Indonesia masih tinggi, khususnya di Pulau Kalimantan. Unmeet need KB sendiri adalah presentase pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai 49 tahun dan sedang tidak menggunakan alat dan metode KB, masih menginginkan anak akan tetapi ditunda sampai dengan dua tahun ke atas dan kemudian menyatakan tidak menginginkan anak lagi. Unmeet need KB merupakan indikator akses dan penyampaian pelayanan kesehatan reproduksi.

Penelitian disertasi ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial unmet need KB dan faktor-faktor yang mempengaruhi unmet need KB pada tingkat kabupaten/ kota di Pulau Kalimantan pada tahun 2018-2021. Hasil penelitian menunjukkan Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung, Kota Tarakan, Bontang, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur konsisten berada pada klaster I (high-high) pada tahun 2018-2021. Pemodelan unmet need KB yang didapatkan pada tingkat kabupaten/ kota di Pulau Kalimantan selama 2018-2021 adalah kemiskinan, pendapatan, non cakupan JKN, rasio praktik bidan mandiri, rasio faskes KB pemerintah, rasio faskes KB swasta, rasio penyuluh KB dengan nilai adjusted R square sebesar 46,06%.

“Rekomendasi dari hasil temuan ini adalah diharapkan kabupaten/ kota yang berada dalam klaster I (high-high) menjadi prioritas dalam intervensi program KB untuk menurunkan unmet need KB. Hasil ini juga memberikan manfaat bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Program KB (SKPD-KB) kabupaten/ kota sebagai dasar pengambilan kebijakan berbasis bukti khususnya dalam mengalokasikan sumber daya dalam menurunkan unmet need KB di Indonesia,” tutur Musafaah.

Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Musafaah yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan, dinyatakan lulus dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Musafaah dinyatakan sebagai lulusan S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat pada tahun 2024 yang ke-7, lulusan S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat ke-303 dan lulusan S3 di FKM UI yang ke-389.

Sidang terbuka dipimpin oleh Prof. dr. Kemal Nazaruddin Siregar, S.K.M., M.A., Ph.D., dengan Dr. drs. Tris Eryando, M.A., selaku Promotor, Prof. dr. Meiwita P. Budiharsana, M.P.A., Ph.D., dan Dr. Martya Rahmaniati Makful, S.Si., M.Si., selaku Ko-Promotor. Tim penguji dalam sidang tersebut adalah Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc.; Wendy Hartanto, M.A. Ph.D., serta Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A.