Rabu, 17 April 2024, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) gelar pertemuan dengan University of Adelaide, guna membahas potensi kolaborasi penelitian dan pertukaran pelajar. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc.; Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc.; Ketua Program Studi S1 K3, Mila Tejamaya, S.Si., MOHS., Ph.D.; serta Philippa Rasmussen dan Harris Gunawan selaku perwakilan dari Faculty of Health and Medical Sciences University of Adelaide.
Menerapkan semangat Merdeka Belajar–Kampus Merdeka, FKM UI membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi mahasiswa Indonesia dan asing. Pertemuan yang digelar di Ruang Rapat RIK UI Lantai 3 ini mendiskusikan potensi kolaborasi dalam upaya mengembangkan ranah keilmuan di lingkungan kampus. “FKM UI terbuka untuk meningkatkan kerja sama dengan banyak universitas luar negeri, termasuk dengan University of Adelaide. Kami sangat senang pihak University of Adelaide berkenan untuk mengunjungi FKM UI dalam rangka mendiskusikan potensi kolaborasi,” ujar Prof. Mondastri, sekaligus memberikan sambutan hangat dalam pertemuan tersebut.
Mengatasi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks, penting untuk terus meningkatkan kapasitas di berbagai sektor keilmuan. Hal ini menjadi fokus utama dalam kemitraan yang sedang dibahas oleh FKM UI dan University of Adelaide. “Kemitraan ini diupayakan tidak hanya berfokus pada pertukaran pelajar dan kolaborasi penelitian, tetapi juga pada upaya bersama untuk meningkatkan kapasitas di bidang keilmuan kesehatan Masyarakat,” tutur Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc. “Melalui program student exchange, mahasiswa dari kedua pihak memiliki kesempatan untuk belajar dari keahlian dan budaya yang berbeda, serta mendapatkan wawasan yang luas tentang tantangan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di berbagai konteks,” sambungnya.
Lebih lanjut, Dr. Asih menyampaikan bahwa saat ini sejumlah displin ilmu telah tercakup di FKM UI, yang terdiri dari 10 program studi di berbagai jenjang, S1 hingga S3, dengan hasil unggul pada semua program studi.
University of Adelaide sendiri merupakan universitas yang berlokasi di kota Adelaide, South Australia, memiliki “Faculty of Health and Medical Sciences” yang menjadi bagian dari organisasi riset, pengajaran, dan pelayanan terkemuka yang memberikan dampak positif serta signifikan di negaranya. “Berfokus pada pencegahan penyakit primer, manajemen penyakit berbasis bukti, dan keadilan dalam pelayanan kesehatan, University of Adelaide senantiasa berorientasi pada solusi dan isu saat ini, sejalan dengan visi dan misi FKM UI,” tutur Philippa Rasmussen. Seperti halnya yang juga digagas oleh FKM UI, upaya-upaya tersebut dilakukan guna mewujudkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang berkelanjutan serta melahirkan calon-calon pemimpin kesehatan di masa depan.
Philippa Rasmussen, menambahkan bahwa bentuk kolaborasi yang baik ini juga dapat diperluas melalui program riset dan penelitian. “Kesempatan ini juga dapat kita maksimalkan dengan diagendakannya kolaborasi penelitian ilmiah,” ujarnya. Hal ini, sejalan dengan canggihnya teknologi yang terdapat di Universitas Adelaide. “Universitas Adelaide memfasilitasi mahasiswa dan sivitas akademika lainnya untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan zaman. Terdapat berbagai teknologi mumpuni yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian akademis dan nonakademis,” tutur Philippa. Ia pun menyetujui untuk diadakannya kolaborasi pendidikan dan keilmuan dengan Universitas Indonesia melalui program student exchange.
Sementara itu, University of Adelaide juga melihat pentingnya kerja sama internasional karena secara langsung dapat menjadi jembatan untuk koneksi yang lebih luas. Harris Gunawan, University Staff Directory University of Adelaide, juga berharap kolaborasi nyata antara University of Adelaide dan FKM UI dapat dilakukan dalam waktu dekat.
FKM UI menyambut baik komitmen bersama untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan berbasis kesehatan dan sains ini. Kerja sama ini juga diharapkan dapat dikembangkan dalam bentuk pertukaran pelajar, penelitian, serta tambahan kursus yang tersedia sehingga mahasiswa dapat bergabung untuk memperluas pengetahuan dan kemampuannya. (DFD)