Depok, 2 Juni 2025 — Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) meneguhkan langkah strategis menuju pendidikan kesehatan bertaraf internasional dengan menjalani proses site visit akreditasi dari Accreditation Agency in Health and Social Sciences (AHPGS) yang berlangsung pada 2–3 Juni 2025. Dua program studi FKM UI, yaitu Sarjana Gizi serta Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), resmi diajukan dalam proses akreditasi bergengsi ini, bersamaan dengan Program Magister Ilmu Keperawatan dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI.
Sebelumnya, FKM UI telah berhasil mendapatkan akreditasi internasional dari AHPGS untuk tiga program studi, yaitu Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, dan Program Studi Magister Kajian Administrasi Rumah Sakit pada tahun 2023.
Proses akreditasi ini menjadi wujud komitmen FKM UI dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang unggul, kompeten, responsif terhadap perubahan, dan mampu menjawab tantangan kesehatan masyarakat di tingkat internasional.
“Kami tidak hanya berbicara tentang standar kualitas, tetapi tentang keberanian untuk berefleksi, berbenah, dan berinovasi,” ungkap Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., Dekan FKM UI. “Akreditasi AHPGS ini menjadi momen strategis untuk menguji kekuatan sistem akademik kami, sekaligus membuka ruang perbaikan demi menyongsong masa depan yang lebih kompetitif dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Program Sarjana Gizi FKM UI yang menekankan kemampuan lulusan pada ranah gizi dan dietetik, gizi kesehatan masyarakat dan manajemen penyelenggaraan penguatan pada area gizi di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Tahun 2017 Program Studi Sarjana Gizi telah mendapatkan rekognisi di level ASEAN melalui akreditasi dari AUN QA. Sejak saat itu upaya internasionalisasi terus diupayakan dengan pelaksanaan program UI Creates kerjasama dengan berbagai universitas mitra dari luar negeri. Akreditasi oleh AHPGS merupakan upaya lanjutan Program Studi Gizi untuk semakin memperluas rekognisi disamping terus melebarkan jejaring ditingkat global.
Sementara itu, Program Magister K3 dirancang untuk mencetak tenaga profesional keselamatan kerja yang siap menghadapi tuntutan era industri 5.0, digitalisasi, dan perubahan dinamika global.
FKM UI menempatkan kurikulum yang kontekstual, pembelajaran transdisipliner, serta keterlibatan aktif alumni dan mitra industri sebagai upaya transformasi pendidikan. Hal ini selaras dengan harapan AHPGS terhadap institusi pendidikan yang tidak hanya unggul di atas kertas, tetapi juga nyata dalam dampak sosial dan profesional.
Proses site visit oleh tim asesor AHPGS melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap universitas, fakultas, hingga program studi pada berbagai aspek, mulai dari tata kelola, kurikulum, metode pengajaran, sistem penjaminan mutu, hingga diskusi mendalam bersama dosen, mahasiswa, alumni, dan mitra dunia kerja. Bagi UI, ini bukan sekadar penilaian administratif, tetapi refleksi akademik yang menggugah.
“UI berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang relevan, bermutu, dan berdaya saing global. Proses akreditasi internasional seperti yang dilakukan AHPGS adalah bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan dan benchmarking terhadap standar terbaik dunia,” tegas Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, Rektor UI.
Dari sisi FKM UI, keterlibatan dalam akreditasi ini juga berarti membangun jejaring global yang lebih kuat. Melalui pengakuan AHPGS, potensi kolaborasi internasional, pertukaran pelajar, serta penelitian lintas-batas akan semakin terbuka lebar.
FKM UI memandang bahwa mutu pendidikan tinggi tak hanya diukur dari kelengkapan fasilitas atau kecanggihan teknologi, tetapi dari kontribusi riil terhadap masyarakat dan ketahanan sistem kesehatan nasional. Dalam konteks ini, lulusan FKM UI disiapkan untuk tidak hanya berpikir kritis, namun juga bertindak etis dan sensitif terhadap isu-isu sosial di masyarakat.
Lebih jauh, Dekan FKM UI, Prof. Mondastri, menyatakan bahwa keterlibatan FKM UI dalam proses akreditasi internasional ini juga sejalan dengan visi global Universitas Indonesia, khususnya dalam mengembangkan program yang berakar pada konteks lokal namun mampu bersaing dan berkontribusi dalam panggung internasional.
“Kami percaya bahwa global tidak harus kehilangan lokal. Justru, akar kuat di konteks Indonesia menjadi nilai lebih di mata dunia,” tutup Prof. Mondastri.
AHPGS atau Accreditation Agency in Health and Social Sciences (Akkreditierungsagentur im Bareich Gesundheit und Soziales) sendiri adalah badan akreditasi Jerman yang berlokasi di Freiburg. AHPGS terdaftar pada the European Quality Assurance Register (EQAR) dan menjadi anggota beberapa quality assurance network, seperti ECA (European Consortium for Accreditation), ENQA (European Association for Quality Assurance in Higher Education), Central and Eastern European Network of Quality Assurance Agencies in Higher Education (CEENQA) dan International Network for Quality Assurance Agencies in Higher Education (INQAAHE). (wrk)