Minggu, 11 September 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bersama Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) FKM UI menggelar Diskusi Publik 3 “The Global Outbreak of Monkeypox: Strategi dan Persiapan Indonesia Menghadapi Wabah Monkeypox”. Kegiatan ini terbuka untuk umum yang dihadiri Pengurus Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Pengurus Ikatan Alumni FKM UI, BEM Universitas se-Indonesia, dan 1074 partisipan yang diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube HMP FKM UI.
Pada 20 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox (cacar monyet). Ketua HMP FKM UI 2022, Dwi Octa Amalia, S.K.M., menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dalam berperan serta memberikan edukasi kepada masyarakat akan adanya wabah cacar monyet.
Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan ini menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini lebih jauh lagi adalah untuk mengedukasi dan mendiseminasikan informasi ini ke publik dalam rangka komunikasi risiko. “FKM UI memiliki kewajiban untuk melaksanakan peran akademik untuk selalu menghidupakan suasana akademik dalam pengembangan ilmu kesehatan masyarakat untuk kesiapsiagaan awal dan mengedukasi masyarakat, khususnya komunikasi risiko terkait monkeypox,” ujar Dekan FKM UI.
Kegiatan ini turut menghadirkan dr. Chita Septiawati, M.K.M., dari Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI sebagai narasumber yang membahas terkait mitigasi dan kesiapan fasilitas kesehatan dalam pengendalian wabah cacar monyet. Berbagai upaya dilakukan melalui strategi yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia adalah pengumpulan informasi cepat, deteksi, treatment dan vaksin, dan meningkatkan kewaspadaan publik serta koordinasi. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pelatihan petugas lapangan penjangkauan LSL oleh komunitas, penilaian risiko cepat melibatkan lintas sektor, sosialisasi pencatatan monkeypox melalui NAR, diskusi dengan pakar terkiat monkeypox kedepan, dan penerbitan dokumen berupa surat edaran.
Lebih lanjut, dr. Syahrizal Syarif, M.P.H., Ph.D., Epidemiolog dan Dosen FKM UI, memaparkan penerapan epidemiologi berbasis one health dalam pencegahan dan pengendalian wabah cacar monyet. Dalam pemaparannya, dr. Syahrizal menyampaikan konsep one health merupakan konsep satu kesehatan antara keterkaitan kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan. Monkeypox disebut emerging disease atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat signfikan dalam dua dekade terakhir. “Penyakit-penyakit baru yang muncul di dunia 60,3% disebabkan karena zoonosis yaitu perpindahan dari hewan ke manusia, dan 71,8% dari zoonosis umumnya adalah hewan liar, menjadi penting interaksi antara hewan, manusia, dan lingkungan, dan perlu dilakukan pendekatan one health, yang sangat relevan pada kasus monkeypox,” ujar Dr. Syahrizal.
Pada kesempatan yang sama, dr. Oka Wilsen Joung, Sp.PD., Mahasiswa Pascasarjana FKM UI memaparkan terkait peran generasi muda dalam pencegahan dan pengendalian monkeypox. Peran generasi muda dalam surveilans berbasis masyarakat melalui upaya deteksi dini sangat diperlukan, sehingga setiap kasus dapat ditangani segera agar tidak terjadi penularan di lingkungan masyarakat, dan penderita dapat segera mendapatkan perawatan. Kunci utama untuk memutus rantai penularan melalui pelacakan kontak erat yang baik, dapat membantu orang yang berisiko lebih cepat teridentifikasi paparannya, sehingga status kesehatan dapat dipantau, dan penderita bergejala segera mendapat perawatan medis. Generasi muda juga dapat berperan dalam pelibatan masyarakat untuk memastikan tidak adanya stigma pada kontak erat, serta memberikan edukasi pada populasi berisiko.
Seminar ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pencegahan dan mengurangi risiko penularan sebagai strategi dan persiapan menghadapi wabah monkeypox di Indonesia. (AHS)