FKM UI Gelar Diskusi Publik “Stunting-Free Generation: Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku”

Minggu, 24 Juli 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bersama Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) FKM UI menggelar Diskusi Publik “Stunting-Free Generation: Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku”. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube HMP FKM UI.

Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Ketua HMP FKM UI 2022, Dwi Octa Amalia, S.K.M., menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dalam kontribusi pada upaya percepatan penanganan stunting sebagai isu strategis kesehatan dan isu nasional. Selain itu kegiatan ini juga menjadi momentum untuk menggugah kepedulian dan partisipasi bangsa dalam menjamin pemenuhan hak anak Indonesia. 

“Sebagai akademisi yang merupakan bagian dari pentahelix, sudah seharusnya kita bersama-sama berkontribusi dalam membantu mempercepat penurunan stunting, salah satunya melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” ujar Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., dalam sambutannya.

Kegiatan ini turut dihadiri Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H., selaku Guru Besar FKM UI sebagai narasumber yang membahas gizi ibu dan anak untuk pencegahan stunting. Prof. Sandra menyampaikan bahwa status gizi dan konsumsi gizi ibu maupun bayi atau anak berperan penting di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 1000 HPK yang merupakan periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak ini menjadi masa penentu perkembangan kecerdasan jangka panjang.

Lebih lanjut, Muhammad Habibi Syahidi, S.K.M, M.P.H., selaku Program Manager Yayasan Seribu Cita Bangsa (1000 Days Fund), memaparkan  hasil program inovasi dalam percepatan penurunan stunting.

Melalui penelitian Habibi bersama 1000 Days Fund, tentang upaya mendukung efektivitas penggunaan poster pintar untuk edukasi stunting di rumah dan penguatan ekosistem dengan pelatihan dan pemberian fasilitas kepada nakes dan kader terkait stunting, ditemukan bahwa orang tua yang diintervensi memiliki probabilitas 5 kali lebih besar tahu tentang bahaya stunting daripada yang tidak diintervensi.

Pada kesempatan yang sama, Pungkas Bahjuri Ali, S.T.P., M.S., Ph.D., Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas RI memaparkan  kebijakan dan tantangan penanganan stunting di masa transisi pandemi COVID-19.

“Terdapat 3 poin utama dalam percepatan penurunan stunting, yakni penyusunan prioritas riset nasional meliputi pembagian peran pemerintah dan pedampingan daerah, penguatan area riset meliputi data sasaran serta mengenai asupan konsumsi, dan memperkuat jaringan riset dan inovasi dengan perguruan tinggi dan lembaga think thank non-pemerintah di daerah,” tutur Pungkas dalam pemaparannya.

Menurut hasil Sensus Penduduk 2020, lebih dari 50% penduduk Indonesia terdiri dari generasi milenial dan generasi Z. Sejalan dengan data tersebut, dr. Arti Indira, M.Gizi., Sp.GK., Influencer dan Mahasiswa Pascasarjana FKM UI menyampaikan salah satu peluang penggunaan media sosial yang menyesuaikan dengan generasi muda dapat menjadi wadah edukasi stunting secara masif.

Diskusi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat bagi para peserta yang hadir akan isu stunting. (AHS)