Mewabahnya virus Corona di awal tahun 2020 menjadi masalah kesehatan global yang harus menjadi perhatian bagi masyarakat. Virus Corona yang resmi dinamakan COVID-2019 oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, pertama ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Setelah kejadian tersebut, persebaran virus Corona semakin meluas. Tercatat sudah ditemukan kasus persebaran virus tersebut di negara lain, seperti Singapura, Thailand, hingga negara lain.
Bertujuan meningkatkan pemahaman dan meluruskan informasi yang beredar di masyarakat luas terkait dugaan mewabahnya virus Corona di Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengadakan seminar umum bertajuk “nCoV-Public Health International Emergency Concern: Peningkatan Kewaspadaan”. Seminar ini diadakan pada Selasa (11/02/2020) di Aula Gedung A FKM UI dengan mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian, yaitu drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes., Kepala Subdirektorat Surveilans – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; dari World Health Organization Representative Indonesia hadir Dr. N. Paranietharan; Guru Besar FKM UI, Prof. dr. Ascobat Gani, MPH. Dr. PH dan Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D; serta representatif dari Fakultas Kedokteran UI, dr. R. Fera Ibrahim, M.Sc., Ph.D., SpMK (K).
Dokter Endang menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia harus siap dan waspada dalam menghadapi wabah virus Corona. Kesiapsiagaan masyarakat Indonesia harus bermula dari upaya deteksi dini dengan mepersiapkan berbagai sumber daya kesehatan yang ada. Kesiapsiagaan dari fasilitas kesehatan, laboratorium kesehatan, dan rumah sakit rujukan dapat menjadi faktor utama untuk menghadapi virus Corona. “Meski di Indonesia belum ada kepastian mengenai konfirmasi kasus virus Corona, masyarakat harus siap untuk menghadapi segala kemungkinan”, ujar Dokter Endang. Selain itu, disampaikan bahwa upaya pencegahan dapat dilakukan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Doktor Paranietharan dalam paparannya menyampaikan mengenai situasi global persebaran virus Corona. Saat ini kondisi persebaran virus sudah masuk pada agenda global ditandai dengan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) per tanggal 30 Januari 2020 yang lalu. “WHO sudah menjalankan International Health Regulations (2005) dalam merespon situasi saat ini. Indonesia sebagai anggota WHO tidak perlu khawatir dalam menghadapi persebaran virus corona”, ujar Doktor Paranietharan. Lebih lanjut, Doktor Paranietharan menyampaikan bahwa setiap negara di dunia harus mau bekerja sama dengan cara melaporkan dan merespon apabila ditemukan kasus virus Corona. Pencegahan risiko penyebaran infeksi virus Corona yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan menggunakan masker dengan bahan dan cara yang benar, membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan hewani yang dimasak, membiasakan perilaku batuk dan bersin yang baik, dan menghindari kontak langsung dengan siapapun yang mengidap gejala demam dan batuk parah.
Prof. Ascobat dalam paparannya lebih mengutamakan agar penanggulangan wabah dapat dilakukan dengan cara terpadu. Melalui peran pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat lewat berbagai tahapan yang meliputi surveilans epidemiologi, isolasi dan karantina dalam penanganan kasus, pencegahan dan pengebalan hingga upaya lain secara komprehensif. “Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui pengobatan dini, penguatan daya tahan tubuh lewat imunisasi, perilaku PHBS, dan hilangkan sumber penyakit serta memutus mata rantai penularan,” jelas Prof. Ascobat.
Menurut Prof. Wiku, wabah virus Corona adalah tantangan yang harus diselesaikan salah satunya dengan penguatan di deteksi dini terhadap virus tersebut. Peran dari laboratorium biologi dapat dimaksimalkan untuk melakukan deteksi dini dari virus tersebut. “Penguatan kolaborasi dan kapasitas laboratorium dapat digunakan untuk mendeteksi virus dan penyakit baru serta zoonosis dengan menjalankan program One Health Laboratory Network (OHLN),” ujar Prof. Wiku. Melalui laboratorium dapat dilakukan upaya penelitian serta diagnosis penyakit yang berfokus pada manusia dan hewan.
Selanjutnya diadakan sesi diskusi dengan semua narasumber yang dimoderatori oleh salah satu Guru Besar FKM UI, Prof. dr. Meiwita Budiharsana, MPA, Ph.D. dan Staf Pengajar dari Departemen Epidemiologi FKM UI, Dr. Mondastri Korib Sudaryo, MS, DSc. Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 300 orang peserta seminar dari berbagai kalangan akademis maupun masyarakat. Diharapkan dengan adanya seminar ini, masyarakat semakin mengetahui tentang informasi yang benar mengenai persebaran virus Corona dan mampu untuk melakukan upaya pencegahan dengan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. (MFH)