FKM UI Jajaki Kolaborasi Strategis dengan Virufy untuk Pengembangan Teknologi AI di Bidang Kesehatan Respirasi

Depok, 5 Desember 2025 — Dalam upaya memperkuat inovasi riset dan kontribusi akademik terhadap pengembangan teknologi kesehatan global, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) mengadakan pertemuan penjajakan kerja sama dengan Virufy, organisasi nirlaba global yang mengembangkan teknologi skrining penyakit respirasi berbasis kecerdasan buatan (AI). Pertemuan berlangsung pada Jumat, 5 Desember 2025 di Ruang Rapat PA 212, Gedung RIK UI, dan menjadi langkah awal bagi FKM UI dalam mengeksplorasi kolaborasi strategis yang berpotensi memperluas dampak akademik dan penelitian di tingkat internasional.

Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan Virufy: Mr. Amil Khanzada (Founder & CEO), Ms. Gabriella Gunarto (Business Development for Asia Region), dan Mr. Kenmaru Suedomi (One Young World Ambassador). Dari FKM UI hadir Dekan FKM UI, Prof. Mondastri Korib Sudaryo; Manajer Kerja Sama, Hubungan Alumni, dan Ventura, Prof. Dr. Indri Hapsari Susilowati, S.K.M., M.K.K.K.; serta Sekretaris Departemen Kesehatan Lingkungan, Fitri Kurniasari, S.K.M., M.K.K.K., Ph.D.

Dekan FKM UI, Prof. Mondastri, membuka pertemuan dengan penuh antusias dan menegaskan bahwa kolaborasi semacam ini sejalan dengan arah strategis fakultas. “Ini merupakan momen yang sangat baik bagi kedua belah pihak untuk mendiskusikan kemungkinan kolaborasi yang dapat dilakukan bersama,” ujarnya. Prof. Mondastri menekankan bahwa kolaborasi internasional berbasis riset inovatif adalah bagian penting dari komitmen FKM UI untuk menjadi pusat keilmuan yang responsif terhadap perkembangan teknologi kesehatan global.

Pertemuan dilanjutkan dengan presentasi dari Amil Khanzada, yang memperkenalkan teknologi Virufy berupa aplikasi berbasis AI yang mampu menganalisis penyakit respirasi—termasuk COVID-19—melalui suara batuk pengguna. Dalam paparannya, Amil menjelaskan potensi besar teknologi ini untuk mendukung population surveillance dan diagnostic support, terutama pada negara dengan beban penyakit respirasi yang tinggi seperti Indonesia.

Diskusi kemudian berfokus pada dua agenda utama yang menjadi titik awal eksplorasi kerja sama. Agenda pertama adalah peluang clinical validation dan pengumpulan data, termasuk kemungkinan pelaksanaan studi bersama untuk mengumpulkan data audio respirasi dari pasien lokal, khususnya dalam konteks penyakit tuberkulosis (TB) sebagai fokus utama. Virufy juga memetakan peluang proyek percontohan (pilot project) mulai pertengahan 2026, dengan sasaran lokasi seperti puskesmas, pasar tradisional, tempat keramaian, asrama mahasiswa, hingga industri dengan risiko pajanan udara tinggi.

Lebih lanjut, dibahas peluang keterlibatan mahasiswa UI dalam tim global Virufy, baik melalui program magang, proyek penelitian, maupun kontribusi lintas bidang seperti pemrograman, manajemen proyek, pemasaran, dan pengembangan bisnis. Kesempatan ini diharapkan dapat membuka ruang pembelajaran global bagi mahasiswa, sejalan dengan visi FKM UI untuk menyiapkan lulusan yang adaptif dan berdaya saing internasional.

Dalam sesi tanya jawab, Sekretaris Departemen Kesehatan Lingkungan, Fitri Kurniasari, menanyakan kemungkinan pengumpulan data tanpa batuk paksa. Virufy menjelaskan bahwa kualitas model AI sangat ditentukan oleh konsistensi karakteristik batuk, sehingga batuk tidak terkontrol cenderung menurunkan sensitivitas dan spesifisitas. Menanggapi hal ini, Prof. Mondastri menegaskan posisi FKM UI dalam kolaborasi. “FKM UI ingin berperan setara sebagai sesama peneliti, bukan hanya sebagai data collectors,” jelas Prof. Mondastri. Virufy kemudian menyampaikan komitmennya bahwa FKM UI akan dilibatkan secara penuh dalam tahap penelitian bersama, termasuk co-design riset dan publikasi ilmiah, serta berbagi perbandingan hasil riset dari negara lain agar penelitian dapat terintegrasi secara global.

Sementara itu, Kenmaru Suedomi menambahkan perspektif internasional dengan menyatakan bahwa investasi dalam teknologi seperti Virufy sangat penting, sebagaimana telah dilakukan di Jepang, sehingga kerja sama ini layak dipertimbangkan secara serius untuk penguatan sistem kesehatan di Indonesia.

Pertemuan penjajakan ini menegaskan langkah progresif FKM UI dalam membangun kolaborasi riset yang inovatif, lintas negara, dan berbasis teknologi mutakhir. Dengan potensi kerja sama dalam penelitian, pilot project, dan keterlibatan mahasiswa, FKM UI berharap kolaborasi dengan Virufy dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam memperkuat kapasitas nasional dalam pemantauan dan deteksi dini penyakit respirasi, sekaligus memperkuat posisi FKM UI sebagai mitra strategis dalam inovasi kesehatan global. (wrk)