FKM UI Jalani Audit Surveillance ISO 9001:2015 sebagai Komitmen terhadap Mutu dan Perbaikan Berkelanjutan

Depok, 5 November 2025 – Sebagai bentuk komitmen terhadap tata kelola akademik dan administrasi yang unggul serta berstandar internasional, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menjalani Audit Surveillance ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu yang dilaksanakan oleh DQS Indonesia. Audit yang dilaksanakan selama 2 hari pada 4 – 5 November 2025 ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan FKM UI dalam memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif, adaptif terhadap perubahan, dan konsisten mendukung visi universitas menuju keunggulan global.

Audit dibuka oleh Manajer Penjaminan Mutu FKM UI, Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc., yang menyampaikan bahwa audit kali ini merupakan proses surveillance, sementara audit resertifikasi akan dijadwalkan tahun depan. “Surveillance dilakukan untuk melihat hal-hal yang perlu disempurnakan agar sistem mutu FKM UI terus relevan dan selaras dengan standar internasional,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri K. Sudaryo, M.S., D.Sc., menegaskan bahwa audit ISO bukan sekadar pemenuhan standar administratif, tetapi juga refleksi atas budaya continuous improvement yang dipegang teguh oleh FKM UI. “Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan sesuai dengan moto UI, Unggul dan Impactful, serta moto FKM UI, Berjiwa Luhur dan Berkinerja Unggul. Kami berharap proses ini membawa berkah dan kemajuan bagi seluruh sivitas,” ujar Prof. Mondastri.

Audit surveillance dilakukan oleh Hariadi Alim selaku auditor dari DQS Indonesia. Dalam paparannya, Hariadi menekankan bahwa proses ini tidak hanya bertujuan untuk meninjau capaian yang telah diraih, tetapi juga untuk mengidentifikasi peluang penyempurnaan yang sejalan dengan dinamika dan tantangan terkini.

Surveillance ini dilakukan untuk penyempurnaan dari pencapaian yang sudah diraih. Namun, kita juga perlu melihat risiko baru yang muncul akibat perubahan zaman, termasuk dampak perubahan iklim. Semua itu harus diantisipasi dan tertuang dalam dokumen ISO secara eksplisit sebagai bukti komitmen kebijakan mutu institusi,” ujar Hariadi.

Audit kali ini diikuti oleh seluruh pimpinan fakultas dan unit di bawah Pusat Administrasi Fakultas, yang menjalani proses diskusi dan observasi terkait penerapan standar mutu di masing-masing bidang.

Pada sesi closing meeting, Hariadi menyampaikan apresiasi terhadap sejumlah kekuatan FKM UI yang menonjol, antara lain: akreditasi internasional program studi dari AHPGS (Accreditation Agency in Health and Social Sciences), digitalisasi sistem manajemen informasi yang sangat baik, adanya Student Wellbeing Center  (SWC) yang menjadi dukungan nyata terhadap kesehatan mental mahasiswa, serta berbagai praktik baik lainnya yang mencerminkan budaya mutu di FKM UI.

Hariadi menyampaikan bahwa sama sekali tidak terdapat temuan atas audit surveilance terhadap FKM UI kali ini (zero non-conformity) dan FKM UI dinyatakan layak mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2015 hingga masa resertifikasi berikutnya tahun depan. Auditor hanya memberikan lima saran, yaitu: perlunya sertifikasi bagi auditor internal, pencantuman tanggal pada dokumen Evisem, salinan berita acara untuk kontrol aset milik IT, penomoran Instruksi Kerja (IK) di unit Humas yang seharusnya berurutan, serta perlunya penomoran pada formulir permohonan layanan fakultas untuk mempermudah pelacakan.

Menutup kegiatan, Prof. Mondastri menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas hasil audit yang positif ini. “Alhamdulillah, hasil ini menjadi dorongan yang menghibur dan pencapaian berharga bagi kami. Ini membuktikan kekompakan kerja kami baik secara horizontal maupun vertikal. Terima kasih atas arahan berharga dari Pak Hariadi dari waktu ke waktu. Salah satu kekuatan FKM UI adalah tim manajemen yang confident dan Tangguh sehingga semua hasil membanggakan ini dapat dicapai,” tutur Prof. Mondastri.

Melalui audit ini, FKM UI menegaskan komitmennya untuk terus bertransformasi menjadi fakultas yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global, dengan menjadikan mutu sebagai budaya kerja yang hidup di setiap lini organisasi. (wrk)