FKM UI Menggiatkan Penurunan Prevalensi Stunting lewat Seminar “Gizi Untuk Bangsa” ke-VIII

Jumat, 20 September 2019, bertempat di Balai Sidang Universitas Indonesia, FKM UI mengadakan seminar yang bertajuk “Gizi Untuk Bangsa”. Seminar yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 ini mengangkat tema “Kontribusi Keterlibatan Stakeholders dalam Penurunan Stunting”. Sebanyak kurang lebih 400 peserta dari berbagai kalangan mengikuti seminar yang diadakan oleh Departemen Gizi FKM UI dan Mahasiswa Gizi FKM UI.

Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) yang diwakili oleh Dr. Entos Zaenal sebagai pembicara pada sesi Keynote Speech menyampaikan bahwa fokus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah menitikberatkan pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama di bidang kesehatan. Stunting yang masih menjadi masalah pada bidang kesehatan di Indonesia menurutnya adalah hal yang harus ditangani secara serius. “Pemerintah telah menjadikan masalah penurunan prevalensi stunting sebagai prioritas nasional di bidang kesehatan yang kemudian akan mendukung kemajuan SDM secara komprehensif sebagai isu strategis untuk pembangunan di masa mendatang.” tambah Dr. Entos.

Sesi selanjutnya adalah sesi panel yang dibuka oleh Ir. Ahmad Syafiq, PhD, Kepala Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM UI. “Diperlukan analisis dan pendekatan gizi kesehatan masyarakat untuk merancang program dan berfokus pada pencegahan dengan melibatkan berbagai stakeholders dimulai dari pemerintah, para ahli, praktisi, serta empowerment atau pemberdayaan masyarakat agar semua bisa terlibat secara aktif dalam upaya penurunan stunting.” tambahnya. Tentunya setelah semua stakeholders mampu terlibat secara aktif diharapkan dapat tercipta kondisi generasi SDM Indonesia yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing sebagai bangsa yang unggul di masa depan.

Sesi panel selanjutnya dilanjutkan oleh Dr. Marudut Sitompul dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dengan membawa materi mengenai pentingnya konsumsi protein hewani pada anak-anak di Indonesia yang menjadi salah satu penyebab dari prevalensi stunting yang tinggi. “Tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara yang lain terutama pada anak-anak. Untuk mengatasi hal tersebut, asupan protein yang paling baik dapat diperoleh dari konsumsi telur dan susu yang mana keduanya merupakan sumber protein hewani.” ujar Dr. Marudut. Selain itu protein dari susu dan telur memiliki komposisi yang baik untuk pertumbuhan anak-anak sehingga dapat menurunkan prevalensi stunting.

Prof. Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), Dokter Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak RSCM dalam sesi selanjutnya memaparkan pentingnya bagi masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri stunting serta bagaimana cara mencegah dan menanggulanginya. “Masyarakat terutama orang tua harus memperhatikan pola asupan gizi seimbang, terutama dalam memberikan asupan karbohidrat, lemak tinggi, dan protein hewani.” Ujar Prof. Damayanti dalam pemaparannya.

Seminar “Gizi Untuk Bangsa” ini diharapkan dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat luas tentang bagaiman kondisi prevalensi stunting saat ini yang masih tergolong tinggi serta cara menanggulanginya agar dapat mengurangi prevalensi stunting di masa mendatang.